Identitas pada Tempat Penyimpanan Uang

Identitas pada Tempat Penyimpanan Uang

MAKKAH (HR)-Jamaah haji Indonesia diminta jangan ceroboh menyimpan uang ketika berada di Arab Saudi. Bahkan, tim perlindungan jamaah menyarankan jamaah untuk mencantumkan nama dan nomor kelompok terbang (kloter) pada tempat menyimpan uang ketika berada di Arab Saudi.

“Sehingga kalau tercecer, kami dapat mencari dan melacak siapa pemiliknya,” kata Kepala Seksi Perlindungan Jamaah (Linjam) Daker Makkah Jaetul Muchlis Basyir, Sabtu (5/9).

Jamaah haji menerima pengembalian uang saku atau living cost sebesar 1.500 Riyal sebelum berangkat dari tanah air. Namun, amplop itu kerap tercecer ketika jamaah melakukan ibadah di tanah suci.

Muchlis menerangkan petugas menemukan amplop berisi uang riyal pada Sabtu dini hari. Namun, petugas kesulitan mencari pemiliknya karena tidak ada identitas pada amplop itu. “Bukan soal jumlah, tapi ini terjadi juga pada tahun-tahun sebelumnya. Saya piker identitas itu perlu,” kata dia.
Dia juga mengimbau jamaah tidak membawa banyak uang ketika ke Masjidil Haram. Jamaah sebaiknya membawa uang secukupnya untuk kebutuhan makan dua kali. “Maksimal 24 Riyal,” kata dia. Dia amenambahkan, uang sebaiknya disimpan di pemondokan.


Saat ini, Muchlis menuturkan, pemerintah sudah menyediakan perumahan yang lebih baik dengan pengamanan yang ketat melalui CCTV dan safety box. Transportasi bus shalawat juga sudah lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Pengangkutan jamaah dari pemondokan ke Masjidil Haram dilokalisir pada tiga  terminal, yaitu: Syib Amir, Jiyad, dan Bab Ali. Dia menambahkan, kondisi pemondokan dan bus shalawat ini turut memengaruhi keamanan jamaah. “Kejadian-kejadian yang tidak diinginkan relatif bisa diminimalisir,” ujar dia.

 

Tegur Hotel

PPIH Arab Saudi menegur pengelola Maktab 52 karena tidak memenuhi kesepakatan dalam kontrak terkait penanganan koper jamaah.

Kepala Sektor 8 Daker Makkah PPIH Syamsuir mengatakan, ada maktab tak bertanggung jawab terhadap akomodasi pemondokan jamaah calon haji Indonesia yang baru datang ke Makkah. Mereka tidak menurunkan koper-koper jamaah dari bus ke dalam lobi hotel.

"Padahal dalam kontrak, mereka harus bawa barang jamaah sampai ke lobi hotel," kata Syamsuir, Jumat (4/9).

Ia mengatakan, kejadian tersebut berlangsung Kamis malam saat jamaah dari kelompok terbang (kloter) 10 JKG (Jakarta-Pondok Gede) tiba pemondokan 801, Hotel Al Jawharah, sekitar pukul 23.00 - 24.00 Waktu Arab Saudi (WAS).

"Itu (pelayanan koper) di bawah kewenangan Maktab 52. Kami akan coba sampaikan keluhan ini, agar kedepan tidak terjadi lagi," kata Syamsuir.

Apalagi Sektor 8 mengelola pemondokan 801 yang merupakan penginapan terbesar yang akan diisi oleh 21.600 jamaah calon haji Indonesia. Hotel tersebut terdiri dari lima menara yang masing-masing terdiri dari 30 lantai.

Diakuinya, untuk mengelola layanan di sektor tersebut ada tujuh maktab yang menangani 52 kloter jamaah yang secara bertahap akan masuk ke Makkah baik dari Madinah maupun Jeddah.

"Kami akan berkoordinasi dengan Kepala Daker Makkah mengenai teguran kepada Maktab 52 tersebut," katanya.

Sepanjang hari Jumat ini, Syamsuir akan menerima kedatangan delapan kloter yang membawa sekitar 3.000-an jamaah yang datang dari Madinah (tiga kloter) dan Jeddah (lima kloter) yang merupakan jamaah gelombang kedua yang berangkat langsung dari Tanah Air ke Jeddah kemudian langsung ke Makkah.

Pemondokan 801 tersebut akan diisi oleh jamaah dari kloter 12, 13, 14, 33, dan 35 Jakarta - Bekasi (JKS), serta kloter 15 dan 37 Solo (SOC), kemudian satu kloter 5 Medan (KNO).(rol/yuk)