Harga Sawit dan Karet Merosot Tajam

Populasikan Komoditi Tanaman Pangan

Populasikan Komoditi Tanaman Pangan

PASIR PENGARAIAN(HR)-Pemkab Rokan Hulu melalui pihak Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian mengimbau masyarakat supaya mempopulasikan tanaman pangan. Mengingat harga karet dan sawit merosot tajam.

Hal ini dijelaskan Kepala BKP3 Rohul, Ruslan melalui sekretaris, Ibrahim, Jumat (21/8) pagi.

Disampaikannya, sesuai dengan UU Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan dan Peraturan Pemerintah (PP) RI Nomor 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi, pemerintah dan masyarakat berkewajiban mewujudkan ketersedian, keterjangkauan dan pemenuhan konsumsi pangan yang aman, bermutu dan bergizi seimbang.

Untuk itu jika melihat potensi alam Rohul, ada beberapa komoditi tanaman pangan yang dinilai bagus jika dikembangkan. Di antaranya sukun, talas, ubi kayu, ubi jalar, sagu, jagung dan lainnya. Selain perawatan murah, gizi yang terkandung juga tinggi dan bisa menjadi makan alternatif selain beras.

"Tahun ini kita punya program untuk tanaman sukun di Desa Bangun
Jaya, Tambusai Utara  sekitar 2 ribu batang. Kita juga sudah memberikan bantuan berupa pupuk dan tanaman sukun dengan pola agregat. Pokoknya di tanam di pekarangan rumah penduduk, dana kegiatan itu ditampung pada APBD Rohul tahun 2015 ini," ulasnya.

Menurutnya, buah sukun memiliki banyak kandungan gizi dan menyimpan berbagai khasiat atau manfaat bagi kesehatan. Sukun yang kaya kandungan serat, sangat bermafaat bagi pengidap
diabetes. Kandungan seratnya dapat mengurangi penyerapan gula dalam  tubuh dan membuat kenyang lebih lama. Buah sukun sering dijadikan makanan pengganti nasi pada saat seseorang menjalani diet, karena buah ini tanpa meningkatkan asupan kalori, sumber omega 6 dan omega 3. Selain itu, buah ini juga obat susah buang air besar.

"Dengan kondisi harga sawit dan karet tidak stabil secara nasional, menanam sukun mungkin jadi alternatif. Kita menyadari saat ini harga kelapa sawit Rp500 per kilogram dan karet Rp6 ribu per kilogram. Sehingga membuat ekonomi masyarakat terganggu," kata Ibrahim. (yus)