Pemotongan Hewan di RPH Sepi

Pemotongan Hewan di RPH Sepi

BANGKINANG (HR)-Keberadaan rumah potong hewan atau RPH Dinas Peternakan Kabupaten Kampar yang terletak di Kelurahan Pasir Sialang belum maksimal karena sepi dari aktivitas pemotongan. Perlu ada upaya agar jumlah hewan yang dipotong setiap hari makin meningkat sesuai dengan kapasitas RPH.

Hal itu terungkap dari peninjauan yang dilakukan Wakil Ketua Komisi III DPRD Kampar Rahmat Jevary Juniardo ke RPH Dinas Peternakan Kabupaten Kampar di Jalan Raya Bangkinang-Pasir Sialang, Kelurahan Pasir Sialang, Rabu (19/8) sore.

Kepala RPH Dinas Peternakan Miswanto kepada Haluan Riau mengakui, jumlah hewan ternak yang dipotong dalam satu hari di RPH ini rata-rata hanya empat ekor per hari. Hewan ternak yang dipotong jenis sapi dan kerbau.

"Masih sekitar tiga orang toke yang berlangganan memotong hewan ternaknya di sini," bebernya. Satu kali pemotongan hewan ternak jenis kerbau ataupun sapi dikenakan biaya Rp30 ribu per ekor. Biaya ini masuk ke kas daerah.

Menurut Miswanto, agar jumlah pemotongan meningkat, RPH ini butuh sosialisasi yang lebih luas lagi kepada toke maupun kepada masyarakat supaya melakukan pemotongan di RPH. "Memang alasannya toke ke sini itu jauh. Tapi kawan-kawan yang rutin ke sini enggak jadi masalah jarak ini," ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakan, keunggulan pemotongan hewan ternak di RPH ini adalah kebersihan dan kesehatan daging lebih terjamin. Selain itu durasi waktu pemotongan juga cepat, hanya butuh 15 menit untuk sekali pemotongan.

Saat ini RPH Dinas Peternakan di Pasir Sialang juga memiliki petugas yang cukup dengan jumlah anggota 8 orang yaitu 4 orang untuk tukang jagal dan 4 orang tenaga  keamanan.

RPH Pasir Sialang juga memiliki kandang penampungan yang cukup luas yang bisa menampung 20 ekor hewan ternak jenis sapi dan kerbau. RPH ini juga sudah dilengkapi alat potong hewan yang bagus, sumber air dari sumur bor, tangki air. "Namun kalau kemarau sumur cepat kering. Rencana mau buat sumur artesis oleh Dinas Pertambangan, itu yang masih kita tunggu," ungkap Miswanto.

Terkait hal ini, Rahmat Jevary Juniardo minta dinas terkait melakukan upaya sosialisasi yang lebih luas sehingga ke depan PAD bisa meningkat dari RPH ini.***