ARLEN VERTA RAMADHAN

Ingin Berprestasi Tinggi di Aeromodeling

Ingin Berprestasi Tinggi di Aeromodeling

PEKANBARU (HR)-Dalam Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Aeromodeling di Pati (Jawa Tengah), 1-2 Agustus 2015 lalu, Arlen Verta Ramadhan meraih prestrasi yang cukup membanggakan. Turun di nomor F3R INA 46 dan Pylon Seeded B, Erli (begitu dia dipanggil) harus bertarung dengan atlet-atlet berpengalaman dengan jam terbang tinggi dari berbagai kota di Jawa.

Erli memang menjadi satu-satunya atlet dari luar Jawa di dua nomor tersebut. Dia juga menjadi satu-satunya atlet Riau yang turun di Kerjurnas ini karena beberapa atlet yang rencananya akan berangkat, terpaksa membatalkan diri karena ada kendala teknis.  Jadilah Erli dan sang ayah, Reviadi --yang menjadi pelatih sekaligus tim tekniknya—harus bertarung seorang diri menghadapi atlet-atlet dari Sidoarjo, Surabaya, Bandung, Pati, Semarang, Salatiga, Kudus, Jakarta, Bogor, dan beberapa daerah lainnya.

“Saya ingin cari jam terbang dalam berbagai  kejuaraan, mumpung saya masih muda,” kata remaja berusia 14 tahun asal Duri ini.

Saat bertarung di nomor F3R, Erli sudah bekerja keras menghadapi teknik tinggi atlet-atlet berpengalaman seperti Vandi Yohanes (Surabaya), Andri Abirezky (Bogor), Nagisa Oka Yaskawa (Bandung), atau  Arief Dharmawan (DKI Jakarta). Meski gagal menjadi yang terbaik, tetapi Erli berhasil meraih gelar juara harapan III dengan nilai 641,24.
“Saat technical meeting, kami mengusulkan agar siapa yang menjadi juara, pesawatnya dibongkar untuk membuktikan bahwa memang mesin standar yang dipakai sesuai aturan FASI maupun internasional. Namun banyak peserta yang tak setuju. Rata-rata mereka memakai mesin yang sudah dimodifikasi dan sudah tidak standar,” jelas Reviadi, ayah sekaligus pelatih Erli.

Reviadi tidak mencari alasan. Dia tidak kecewa. Dia hanya menanamkan kejujuran dan sportivitas kepada putranya agar memahami nilai-nilai dasar yang selama ini terlupakan dari olahraga demi meraih prestasi. (rls/pep)