Pesawat MH370

Diyakini Masih Utuh di Dasar Samudera Hindia

Diyakini Masih Utuh di Dasar Samudera Hindia

KUALA LUMPUR (HR)– Ahli Komunikasi Satelit Malaysia Zaaim Redha Abdul Rahman memunculkan sebuah teori baru mengenai hilangnya Malaysia Airlines MH370. Menurutnya, kondisi pesawat MH370 sebagian besar masih utuh dan saat ini berada di dasar Samudra Hindia.
Zaaim menyakini bahwa pesawat Boeing 777 milik Malaysia Airlines itu sempat mengambang di permukaan laut sebelum perlahan-lahan tenggelam. Karena itu, badan pesawat MH370 kemungkinan besar masih utuh.
“Saya percaya saat kehabisan bahan bakar, pesawat itu meluncur turun dan mendarat di air tanpa mengalami benturan keras. Karena itu, saya yakin kondisi pesawat sebagian besar masih utuh,” demikian keterangan dari Zaaim yang dilansir dari kantor berita Bernama, Kamis (13/8).
Pria yang juga membantu membaca dan meneliti data penerbangan MH370 yang dikirimkan perusahaan Inggris Inmarsat sesaat setelah hilangnya pesawat nahas itu mengungkapkan bahwa teori yang ia kemukakan didasari oleh temuan flaperon yang dikonfirmasi berasal dari MH370.
“Flaperon itu hanya mengalami sedikit kerusakan dan hanya tertutupi oleh kerang-kerang. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa bagian itu tidak terpotong secara kasar dari badan pesawat. Flaperon itu tampaknya terpisah dengan cukup baik di sisi-sisinya,” lanjut Zaaim.
Dia mengatakan, jika MH370 jatuh dengan keras maka puing-puingnya akan berupa potongan-potongan kecil, tidak seperti bagian sayap pesawat yang ditemukan di Pulau Reunion akhir Juli lalu. Dia mencontohkan pesawat Germanwings 9525 yang jatuh di Pegunungan Alpen Prancis April lalu, hanya menyisakan serpihan-serpihan kecil bagian pesawat karena kerasnya benturan saat mencium bumi.
Teori Zaaim ini menimbulkan harapan ada penumpang Malaysia Airlines MH370 mungkin masih hidup.
Malaysia Airlines MH370 menghilang dari pantauan radar dalam perjalanan dari Beijing menuju Kuala Lumpur pada 8 Maret 2014. Nasib dari 239 orang yang berada di dalam pesawat, termasuk tujuh warga negara Indonesia (WNI), sampai saat ini belum diketahui.(okz/ivi)