Jefry Noer: Kita akan Buat ‘Demam RTMPE’

Jefry Noer: Kita akan Buat ‘Demam RTMPE’

BANGKINANG (HR)-Bukan hanya demam bola saja, di Kabupaten Kampar juga akan dibuat demam Rumah Tangga Mandiri Pangan Energi di mana setiap desa akan membicarakan tentang program terbarukan yang dibuat oleh Pemerintah Kabupaten Kampar untuk membantu masyarakat keluar dari kemiskinan, pengangguran dan rumah kumuh.
Demikian dikatakan Bupati Kampar Jefry Noer pada acara Khitanan Massal ke-38 diikuti sebanyak 28 anak yang dilaksanakan di MIM Aursati, Kecamatan Tambang, Kamis (23/7). Hadir juga anggora DPRD Provinsi Riau Eva Yuliana, tokoh masyarakat Kampar Herman Abdulllah dan Profesor Ilyas Husti serta Buya Zulhermis.
"Apa yang kita buat sekarang ini, merupakan bukti keseriusan dan kepedulian Pemerintah Kabupaten Kampar terhadap masyarakat agar bisa sejahtera dan terlepas dari belenggu kemiskinan, untuk itu sangat diharapkan respon yang baik dari masyarakat dalam menerima dan mengaplikasikan program ini didaerah masing-masing," ujar Jefry.
Ditambahkan Jefry, program RTMPE ini merupakan program yang benar-benar dikhususkan untuk rumah tangga yang ingin mandiri, dengan lahan 1.000 meter di pekarangan rumah, bisa dimanfaatkan untuk memelihara 6 ekor sapi, 100 ekor ayam, bawang, cabai serta berbagai macam sayuran yang nantinya dikelola oleh seluruh anggota keluarga yang diberi peran masing-masing.
Penyuluh Wajib Memiliki RTMPE
Sebagai seorang penyuluh atau ujung tombak bagi masyarakat yang hidup sehari-hari sebagai petani, mesti paham dengan program yang dilaksanakan oleh Pemkab Kampar untuk para petani.
Lebih lanjut Jefry mengungkakan, RTMPE bukan satu-satunya di Indonesia mungkin satu-satunya di dunia, memang Kementrian sering mengatakan bahwa program RTMPE yang dilaksanakan Pemda Kampar merupakan program gila atau program yang sangat dahsyat.
Makanya sebagai guru petani ditengah masyarakat mesti paham dan memiliki program ini, agar masyarakat juga bisa mengerti dan ingin memiliki RTMPE.
"Sebab kita tau semua bahwa  di RTMPE kita tidak pelu lagi lahan yang luas-luas untuk bertani, akan tetapi dalam RTMPE cukup kita menyediakan lahan 1000 meter atau 800 meter, dengan lahan 1000 meter tersebut di dalamanya sudah terdapat Sapi enam ekor, ayam petelor 100 ekor, ikan lele, bawang dengan bibit 50 kg, Cabe, serta sayur-sayuran untuk kebutuhan sehari-hari," sebutnya.
Secara rinci Jefry menjelaskan, bahwa dengan berbagai ternak dan kebun yang terdapat di RTMPE tersebut insyaallah masyarakat bisa mencetak uang. Sebab mereka akan bisa menghasilkan minimal Rp10 juta/bulan.
Di samping itu, selama satu bulan kita anggap menghasilkan urin 500 liter saja dengan harga jual dengan harga jual 1 liter Rp15 ribu sudah menggasilkan Rp7,5 juta. Di samping itu di buat biogas kotoran sapi yang enam ekor juga akan menghasilkan  1 sampai 1,5 ton/bulan, anggap saja 1 ton/bulan dengan harga jual Rp1.000 uda menghasilkan Rp1 juta.
Kemudian terdapatnya ayam petelor sebanyak 100 ekor, dimana dalam satu hari ayam tersebut bisa menghasilkan 60/70 butir telor, anggap saja 50 butir/hari dangan harga jual minimal Rp2.000, maka satu bulan sudah Rp3 juta.  Selain tanaman cabe dengan lahan 400 meter sebanyak 50 kg, maka dalam waktu selama lebih kurang 55 hari akan bisa mengahsilkan minimal Rp8 juta. Nah dengan demikian penghasilan Rp10 juta/bulan tidak akan kemana dan tidak akan habis untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Untuk itu, kepada seluruh penyulu pertanian yang ada di Kampar mesti paham dengan RTMPE, bisa mensosialisasikan kepada masyarakt serta memiliki RTMPE.
Agar ditengah masyarakat yang menjadi pekerjaan petani sehari-hari mengolah RTMPE untuk menjadi seorang kaya. Apabila guru pertanian masyarakat sudah menberikan contoh kepada masyarakat insya allah RTMPE akan cepat menjamur di Kampar.(adv/humas)