Bank Mandiri Revisi Target Laba

Bank Mandiri Revisi Target Laba

JAKARTA (HR)- Tahun 2015 merupakan tahun yang cukup menantang bagi pertumbuhan industri perbankan Tanah Air. Perlambatan pertumbuhan ekonomi yang disebabkan oleh menurunnya daya beli masyarakat, membuat kredit perbankan hanya tumbuh mini.

Memasuki pertengahan tahun, industri perbankan menyerahkan revisi rencana bisnis bank (RBB) untuk pencapaian sampai dengan akhir tahun 2015 mendatang. Sayangnya, revisi yang dilakukan adalah revisi ke bawah.

Tak hanya target proyeksi pertumbuhan kredit yang direvisi. Industri perbankan pun melakukan revisi pada target proyeksi capaian profit alias laba. Bank BUMN pun melakukan hal tersebut. Selain Bank Negara Indonesia (BNI) yang melakukan revisi laba, Bank Mandiri juga menyebut melakukan hal itu.

Direktur Utama Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, perseroan melakukan revisi target proyeksi laba, lantaran target proyeksi sebelumnya agak sulit dicapai.

"Jadi kami melakukan revisi target proyeksi laba ke bawah. Laba agak turun memang," jelas Budi di Jakarta, Senin (6/7).
Budi menuturkan, realisasi laba pada tahun bershio kambing ini, akan sulit tumbuh lebih dari 10 persen. "Tahun 2015 ini target laba tumbuh di atas 10 persen agak berat terealisasi. Untuk bertahan saja lumayan berat menurut saya. Setidaknya kami menjaga agar tidak turun," ucap Budi.

Bank dengan logo pita emas ini pun pada akhir tahun 2014 mencatatkan kinerja yang kurang cemerlang. Per 31 Desember 2014, bank dengan kode emiten BMRI ini membukukan laba bersih sebesar Rp19,9 triliun.

Angka ini hanya tumbuh 9,2 persen atau setara dengan Rp1,7 triliun dibandingkan dengan capaian laba setelah pajak perseroan pada Desember 2013 yang sebesar Rp18,2 triliun.

Selain melakukan revisi profit, Bank Mandiri juga melakukan revisi ke bawah untuk target proyeksi pertumbuhan volume kredit. Budi menambahkan, perseroan juga melakukan revisi pada target proyeksi rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) dengan kecenderungan meningkat.

"NPL ada kecenderungan agak naik dan kami revisi NPL tahun ini menjadi 2,5 persen," katanya. (kon/ara)