Tak Lulus Tes

Calon Penghulu Kampung Mengamuk

Calon Penghulu Kampung Mengamuk

Dari 24 calon penghulu dari Kecamatan Bungaraya, hanya 19 orang yang lulus, dan 5 orang lagi tidak lulus alias tereliminasi. Ada yang legowo tidak lulus, tapi ada juga yang tak terima dan mengamuk mendatangi kantor desa.

Dijelaskan Ketua Panitia Pilkapung Temusai Suratman, Minggu (21/6), Sabtu kemarin ada salah satu calon penghulu yang tak lulus tes mengamuk mendatangi panitia di kantor desa.

"Saya tak terima dengan ini semua. Ini pasti ada permainan panitia tes calon penghulu atau panitia pemilihan. Saya berdoa semoga panitia yang mempermainkan saya dan tidak meluluskan saya kalau beragama Islam tidak diterima ibadahnya selama bulan Ramadan dan bulan-bulan lainnya, " kata Suratman menirukan ucapatan salah satu calon yang tak lulus,

Kemarahan calon penghulu ini membuat panitia dari kampung  menjadi serba salah. Dijelaskan Suratman, kesalahan bukan pada panitia pilkapung, namun itu pribadi dari masing-masing calon penghulu. Sementara yang menentukan lulus tidaknya itu Badan Pemberdayaan Masayarakat Pemerintah Desa Siak.

"Untuk yang menentukan lulus tidaknya itukan bukan kami panitia pilkapung yang ada di desa atau kampun, tapi BPMPD Siak. Jadi kalau ingin protes sialahkan ke BPMPD," ujarnya.

Menurut Suratman, panitia pilkampung di Kampung Temusai sudah cukup optimal dalam menjalankan tugas, dan tidak ada kecurangan sedikitpun dalam penjaringan calon penghulu.

Hal senada diungkapkan Amat, mantan Ketua RT 01 RW 05 Kampung Temusai. Dikatakannya baru kali ini ia melihat ada calon penghulu yang tak lulus mengamuk di kantor desa. Menurutnya ini terjadi karena miss komunikasi saja.

"Baru kali ini ada calon penghulu tak lulus mengamuk di kantor desa. Inilah sejarah buat Kampung Temusai untuk tahun yang akan datang agar lebih baik lagi. Kita berharap agar masing-masing Calon bisa legowo dalam menerima hasil ujian," harapnya.

Sementara itu calon Penghulu yang tak lulus Mariono, ketika dikonfirmasi mengatakan ia ingin panitia lebih transparan dalam penilaian dan dan tidak ada unsur politik yang merugikan salah satu calon.

"Dengar informasi di Kabupaten Siak itu yang diutamakan adalah calon penghulu harus bisa mengaji, dan saya bisa itu. Namun entah kenapa saya bisa tak lulus. Kalau saya tak bisa mengaji dan tak lulus, saya bisa terima dan ikhlas," ungkapnya.

Maka dari itu, Mariyono berharap agar pihak panitia bisa lebih transparan dalam penilaian, terutama dalam penilaian mengaji, tes tertulis, interviu dan pidato.

"Saya dari awal ikut tes tertulis dengan soal 60, selanjutnya mengaji, interviu dan pidato. Namun hasil nilai dari masing-masing soal itu saya tak tahu dan hasilnya secara global. Maka dari itu saya tidak tahu dimana letak kesahannya karena nilainya secara global. Saya berharap kepada panitia agar dapat menunjukan hasil nilai saya, bila perlu masing-masing calon penghulu dites mengaji secara transparan. Apakah mereka bisa mengaji apa tidak. Jujur saya tidak ikhlas kalau penilaiannya  seperti ini," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala BPMPD Siak Abdul Rojak ketika dihubungi melalui telepon selulernya tak diangkat, di-sms juga tidak dibalas.

Menanggapi hal itu Camat Bungaraya Dicky Shopian mengatakan sebenarnya kepada calon penghulu yang tak lulus harus legowo dengan keputusan yang sudah ditentukan.Namun apabila tidak puas dipersilahkan bertanya langsung kepada BPMPD Siak.

"Memang untuk semua penghulu wajib bisa baca Alquran, kalau mereka tak bisa baca Alquran. Tentu saja tidak lulus dan selanjutnya juga harus lulus tes-tes yang lain. Kepada balon penghulu yang tidak lulus kami berharap agar legowo dan ikhlas menerima keputusan itu, tapi kalau tidak puas dengan keputusan hasil ujian, silahkan saja pertanyakan kepada pihak BPMPD Siak saja, dimana letak kesalahannya," pungkasnya.***