Baik Disukai Maupun Dikritik, Marvel Rivals dan Overwatch 2 Kini Berada di Situasi yang Sama

Baik Disukai Maupun Dikritik, Marvel Rivals dan Overwatch 2 Kini Berada di Situasi yang Sama

Riaumandiri.co - Menjelang Desember 2025, pemain Marvel Rivals dan Overwatch 2 mulai menyadari sebuah kebetulan yang cukup mencolok. Kedua gim hero shooter ini sama sama merilis hero baru, dan menariknya lagi, hero tersebut menjadi karakter ke 45 di masing masing gim. Rogue resmi hadir di Marvel Rivals, sementara Vendetta masuk ke Overwatch 2. Respons komunitas pun nyaris seragam. Keduanya dianggap menyenangkan, menantang, dan sangat kuat di tangan pemain berpengalaman, namun cepat ditinggalkan karena tingkat kesulitannya yang tinggi. Namun, kemiripan antara dua pesaing ini ternyata tidak berhenti di situ, baik dari sisi positif maupun negatif.

Sisi Positif: Nuansa Liburan yang Digarap dengan Serius

Hal yang paling mudah diapresiasi dari kedua gim adalah event liburan mereka. Marvel Rivals dan Overwatch 2 sama sama berhasil menghadirkan konten musiman yang terasa meriah, ringan, dan sesuai dengan suasana akhir tahun.


Overwatch 2 kembali menghadirkan berbagai mode musim dingin favorit, seperti Mei’s Snowball Offensive, serta varian baru Mischief and Magic dengan peta tambahan. Pemain juga bisa mendapatkan dua skin recolor gratis untuk Junkrat dan Cassidy. Sistem tantangan berbasis kue membuka tiga jalur hadiah berbeda yang melibatkan Tracer, Torbjorn, dan Junkrat, lengkap dengan lompat tier battle pass, kosmetik, hingga loot box. Di sisi berbayar, Blizzard menawarkan skin bertema liburan untuk hero seperti Ashe, Mauga, Juno, dan Wuyang.

Marvel Rivals tidak kalah meriah. Mode Winter Splash bertema Jeff the Land Shark kembali hadir dengan tiga varian Jeff yang masing masing punya kemampuan unik, mulai dari serangan air berputar hingga bola salju penjebak. Tersedia pula dua skin recolor gratis untuk Jeff, peta khusus bertema musim dingin, serta deretan skin berbayar untuk Daredevil, Star Lord, dan Peni Parker. Premium pass mereka bahkan menyertakan skin Natal untuk Squirrel Girl dan Winter Soldier.

Secara keseluruhan, kedua event ini memenuhi hampir semua ekspektasi pemain. Meski ada kritik soal skin gratis yang hanya berupa recolor, konten kasual yang ditawarkan tetap terasa menyenangkan. Mode santai bertema liburan dan desain skin yang kreatif berhasil membawa suasana akhir tahun ke dalam gim, terlepas dari pilihan hero shooter mana yang dimainkan.

Sisi Negatif: Patch Keseimbangan yang Mengecewakan

Sayangnya, kesan positif tersebut sedikit tercoreng oleh patch keseimbangan terbaru di kedua gim. Overwatch 2 kembali menuai kritik karena D.Va dibiarkan terlalu kuat tanpa penyesuaian berarti. Sebaliknya, hero seperti Reinhardt dan Junker Queen justru menerima nerf yang dianggap tidak perlu. Banyak pemain juga mempertanyakan mengapa Zarya kembali lolos dari penyesuaian. Freja masih terasa kurang efektif, sementara pemain Mercy terus menunggu rework yang tak kunjung datang.

Salah satu perubahan yang dianggap positif hanyalah kemampuan Juno untuk menghasilkan critical damage, namun hal ini dinilai belum cukup untuk menutup berbagai keputusan balance lain yang mengecewakan, seperti Earthshatter milik Reinhardt yang kini lebih lambat terisi.

Marvel Rivals pun mengalami masalah serupa. Meta tiga support kembali mendominasi setelah Ultron mendapatkan buff berupa drone tambahan, membuat pertarungan terasa terlalu panjang. Invisible Woman masih dianggap terlalu kuat setelah beberapa buff berturut turut, Gambit hampir wajib dipilih karena fleksibilitasnya yang berlebihan, dan nerf Daredevil yang lama diminta pemain justru terasa simbolis karena hanya menghilangkan tambahan 25 HP dari team up.

Pada akhirnya, baik Marvel Rivals maupun Overwatch 2 sebenarnya hanya berjarak satu patch keseimbangan dari kondisi yang lebih sehat. Namun, cukup disayangkan bahwa event musim dingin yang digarap dengan sangat baik justru harus berjalan berdampingan dengan masalah gameplay inti yang belum terselesaikan. NetEase mungkin perlu lebih tenang dalam merespons suara paling lantang di komunitas, sementara Blizzard justru sebaliknya, perlu lebih mendengarkan keluhan yang sudah lama disuarakan pemain. Selama pemain lebih banyak menghabiskan waktu di mode musiman, kekurangan ini mungkin masih bisa ditoleransi, tetapi untuk pengalaman utama, kedua hero shooter ini jelas masih butuh penyesuaian besar.(MG/AND)



Berita Lainnya