Indonesia Lanjutkan Uji Klinis Tahap 3 untuk Vaksin Dengue
Riaumandiri.co - Indonesia kembali mempercepat langkah penting dalam upaya menekan penyebaran demam berdarah. Informasi ini dilaporkan oleh Antara, pemerintah sedang melanjutkan uji klinis tahap 3 untuk vaksin dengue V181-005 setelah mendapatkan persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada Agustus 2025.
Kepala BPOM, Taruna Ikrar, menjelaskan bahwa vaksin ini berpotensi menghadirkan inovasi baru yang dapat meningkatkan kepatuhan dan mempercepat perlindungan bagi anak-anak.
Keputusan untuk melanjutkan uji klinis tahap 3 ini tidak lepas dari tingginya kasus demam berdarah di Indonesia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat lebih dari 257.000 kasus dan 1.400 kematian pada tahun 2024, sementara sebuah studi memperkirakan beban ekonomi akibat demam berdarah mencapai lebih dari 381 juta dolar AS pada tahun 2015.
Uji klinis ini dilakukan oleh Rumah Sakit Pemerintah Umum Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo bersama Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dengan dukungan dari Kementerian Kesehatan, BPOM, dan perusahaan MSD.
Vaksin ini hanya memerlukan satu dosis dan mencakup peserta yang berusia mulai dari dua tahun. Tahap 3 ini akan mengevaluasi keamanan, respons imun, serta efektivitas jangka panjang vaksin, melibatkan lebih dari 10.000 peserta di sejumlah negara selama lima tahun.
BPOM memastikan seluruh proses uji klinis berjalan sesuai dengan standar praktik uji klinis yang baik, termasuk pengawasan ketat pada setiap tahap penelitian.
Peneliti utama, Dr. dr. Mulya Rahma Karyanti, menjelaskan bahwa fase sebelumnya pada subjek dewasa telah selesai dilakukan untuk menilai keamanan, dosis, dan respons imun.
Di Indonesia, sebanyak 1.000 responden akan ikut serta dalam uji klinis melalui seleksi ketat, persetujuan orang tua, dan pemantauan medis yang berkelanjutan.
Uji klinis ini diharapkan menjadi langkah penting dalam menyediakan data valid terkait keamanan dan efektivitas vaksin demam berdarah.
Managing Director MSD Indonesia, George Stylianou, menyatakan bahwa infeksi demam berdarah tetap menjadi ancaman kesehatan yang serius, dan pihaknya bekerja secara cepat untuk menghadirkan inovasi yang mampu melindungi jutaan masyarakat yang berisiko.(MG/AND)