Penghulu: Pendemo Bukan Masyarakat Siarang-arang

Penghulu: Pendemo Bukan Masyarakat Siarang-arang

BAGANSIAPIAPI (HR)- Penghulu Siarang-arang, M Zein mengatakan, aksi demo yang dilakukan oleh massa yang mengatasnamakan dari Kelompok Tani Melayu Terpadu bukan masyarakat Siarangarang. Melainkan oknum dari Desa Siarang-arang Rokan dan masyarakat Sakai dari Desa Meranti Darussalam.

Demikian disampaikan M Zein, Kamis (4/6) di Bagansiapiapi.

“Saya datang mau menjelaskan dengan pak Bupati, dan saya tegaskan bahwa masyarakat yang demo itu oknum bahkan dari perangkat Desa sebelah pemekaran Siarang-arang Induk,’’ kata M Zein.

Ia menjelaskan, masyarakat Siarangarang tak ada yang Suku Sakai ataupun Bonai sehingga ia mengklaim bahwa peserta sengaja dibawa oleh koordinator aksi. Kedatangan penghulu ingin bertemu dengan Bupati Rokan Hilir H Suyatno. Namun saat bersamaan Bupati Suyatno se-dang dinas luar. "Saya datang inisitif sendiri untuk menjelaskan ke pimpinan dalam hal ini pak Bupati," katanya.

Diakuinya, ia telah mengeluarrkan Surat Keterangan Tanah (SKT) sebanyak 345 yang memang belum diklaim ataupun dikuasi pihak lain. “Saya yang neken SKT itu, dan tujuannya untuk mengelola bukan hak milik," tegasnya.

Sedangkan alasannya tak mau meneken 245 SKT yang diklaim kelompok tani tak mau ia tanda tangani disebabkan sudah dikeluarkan SKT oleh penghulu sebelumnya. "Kalau saya keluarga kan otomatis nanti pemilik ganda pula, jadi saya tak keluarkan apalagi membatalkan SKT penghulu lama itu tak mungkin juga, dikhwatirkan nanti malah ribut," tegasnya.

Untuk itulah ia berharap adanya titik terang dari hal ini dan didudukkan titik koordinatnya dengan pihak terkait seperti BPN dan Pemkab Rohil sehingga semuanya bisa jelas. Ia mengakui sangat menyayangkan aksi demo yang dilakukan oleh oknum tersebut dan membawa suku Sakai karena saat aksi demo puluhan masyarakat datangi kantor penghulu dan tak setuju aksi demo itu dilakukan.

"Anggota kelompok tani malah datang dan bertanya kepada pihak desa, karena mereka tak setuju adanya demo," bebernya. Sementara itu, Kelompok Tani yang datang menemui Asisten I diwakilkan sebanyak 4 (Empat) orang yakni Ketua Kelompok Tani Ajirnarudin, Ketua LAM Kepenghuluan Siarangarang Jamsari, Perwakilan Suku Sakai Azwar dan Fahmi selaku anggota Kelompok Tani.

Penghulu menegaskan salah satu perwakilan itu ternyata seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang menjabat sebagai Sekdes Desa Siarangarang Rokan. "Pertanyaannya kok malah orang pemerintah Sekdes yang lakukan aksi demo, dan membawa yang bukan kepentingan masyarakat Suku Sakai dan Bonai untuk berdemo, ini ada apa," tanyanya.

Bahkan ia kaget adanya pihak lain dari 2 perusahaan PT Andika dan PT Rokan Agrindo Pratama karena keduanya merupakan satu kesatuan perusahaan.

"Itu sama saja PT Andika atau pun PT Rokan Agrindo, kan aneh dua-duanya mengklaim dan lakukan aksi demo dan digerakkan oleh oknum tertentu," terangnya. Padahal, lahan yang diklaim itu berada di Desa Siarangarang bukannya Siarangarang Rokan ataupun Meranti Darussalam.

Secara tegas ia siap diproses hukum, jika seandianya yang ia lakukan itu salah. Namun, ia berharap agar pihak lain yang salah juga diperlakukan sama. "Kalau saya salah silakan proses hukum, tapi kalau oknum Sekdes desa sebelah yang salah harus diproses juga," tegasnya.

Meksipun ia tak bertemu dengan Bupati, namun ia akan kembali menjumpai orang nomor satu di Rokan Hilir itu untuk menjelaskan yang sebenarnya terjadi. "Lahan ini hutan dan SKT untuk dikelola bukan hak milik, kalau hak milik tentulah salah," tegasnya.

Padahal tahun 2011 lalu ia pernah mengingatkan agar lahan 600 hektare ini dibeko keliling, sehingga ke depan tak terjadi hal yang tak diinginkan seperti yang terajdi sekarang.
"Dulu sudah saya ingatkan, namun saat itu kelompk tani dan lembaga Adat menga-takan tak perlu, sekarang lahan berkurang barulah seperti ini," tegasnya. (zmi)