Mentan Yasin Limpo 'Hilang' Saat Kunjungan ke Eropa

Mentan Yasin Limpo 'Hilang' Saat Kunjungan ke Eropa

Riaumandiri.co - Belum mereda penemuan 12 pucuk senjata api dan persoalan dugaan korupsi di Kementerian Pertanian (Kementan), Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo membuat “geger” karena disebut lost contact atau hilang kontak di Eropa.

Diketahui, belasan pucuk senjata api berikut uang Rp 30 miliar diamankan tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ketika menggeledah rumah dinas Syahrul Yasin Limpo di Widya Chandra, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (28/9) hingga Jumat (29/9) lalu.

Saat itu, Syahrul tidak ada di rumah. Ia sedang melaksanakan perjalanan dinas ke Roma, Italia dan Spanyol bersama pejabat dan staf Kementan.


Namun, pada hari Syahrul Yasin Limpo dijadwalkan sudah pulang ke tanah air pada Minggu (1/10) , politikus Partai Nasdem itu “menghilang”.

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi mengatakan, pihaknya tidak bisa menghubungi Syahrul.

"Jadi, sampai hari ini kita terus mencari keberadaan Pak Menteri karena memang sampai detik ini kita belum ada kabar mengenai keberadaan Pak Menteri sampai hari ini," ujar Harvick di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (3/10).

Menurut Harvick, Syahrul dan para pejabat di Kementan yang ke Eropa pulang secara terpisah. Ia menduga saat pulang mereka menghadapi persoalan tiket yang terbatas.

Harvick mengatakan, Syahrul Yasin Limpo dijadwalkan pulang ke Indonesia pada Sabtu (30/9) atau Minggu (1/10).

Namun, ia mengaku pihak Kementan belum mengetahui keberadaan Syahrul Yasin Limpo saat ini.

Menurutnya, pemerintah melalui institusi yang berwenang sudah mulai mencari keberadaan Syahrul Yasin Limpo.

"(Seharusnya) Sabtu sudah kembali. Sabtu (pekan) kemarin. Sabtu atau Minggu harusnya sudah kembali," kata Harvick.

Pada kesempatan tersebut, Harvick membantah Mentan Syahrul mencoba kabur dari proses hukum dugaan korupsi di Kementan.

KPK memang tengah mengusut tiga klaster dugaan korupsi di Kementan yakni, pemerasan dalam jabatan, gratifikasi, dan tindak pidana pencucian uang (TPPU).

"Wah insya Allah sih enggak ya. Mudah-mudahan kita doakan bersama-sama agar bisa selesai. Insya Allah," ujar Harvick.