Pelanggan Diminta Lapor Jika Air tidak Mengalir

Pelanggan Diminta Lapor Jika Air tidak Mengalir

Karimun (HR)- Direktur Utama Perusda Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, Defanan Syam meminta pelanggan melapor ke Unit Usaha Air Bersih terkait tidak mengalirnya pasokan air dari perusahaan itu dalam waktu berbulan-bulan.
"Air paling tidak mengalir dua sampai tiga hari, tidak mungkin sampai berbulan-bulan. Kami minta untuk melapor ke UUAB," kata dia di Tanjung Balai Karimun, Sabtu (9/5).
Defanan mengaku kaget dengan keluhan sejumlah pe-langgan UUAB di sebuah permukiman di Sei Lakam, Tanjung Balai Karimun yang mengeluhkan pasokan air dari badan usaha milik daerah itu, terhenti hampir lima bulan, namun tetap membayar tagihan dengan jumlah bervariasi, ada yang Rp80.000 per bulan, dan adapula sampai Rp300.000 per bulan.
"Koq bisa 5 bulan?. Air gak jalan tapi ada tagihan. Coba lapor ke UUAB untuk dilakukan pengecekan," katanya menegaskan.
Menurut dia, kecil kemungkinan jika pelanggan dikenai tagihan yang relatif tinggi karena angka pemakaian pada meteran tidak akan bergerak jika air tidak mengalir.
"Kalau keran air tetap dibuka tapi air tidak jalan, kecil kemungkinan berpengaruh pada pergerakan angka pada meteran. Memang, pipa air pada kawasan permu-kiman Sei Lakam merupakan pipa paling ujung. Kami belum dapat memastikan apakah air tidak mengalir sampai ke kawasan itu, sebelum petugas melakukan pengecekan," ucapnya.
Disinggung besar tagihan jika air tidak mengalir, ia mengatakan pelanggan biasanya dikenai biaya beban yang besarnya relatif kecil. "Biaya beban sekitar Rp20 ribuan," katanya.
Sebelumnya, beberapa pe-langgan di perumahan belakang XL Center, Sei Lakam mengeluhkan air dari UUAB Perusda tidak mengalir hampir lima bulan.
"Pada Januari mengalir, tapi sering tersendat. Terhenti total sejak Februari. Kami terpaksa beli air lori (truk) tanki untuk kebutuhan mandi dan mencuci," kata seorang warga di kawasan tersebut.
Ia mengaku tetap diminta membayar tagihan oleh petugas yang mendatangi rumahnya sebesar Rp80.000 untuk pemakaian April 2015.
"Kami tentu keberatan karena sama sekali tidak menikmati air dari Perusda. Biaya untuk beli air lori sudah cukup banyak, satu bulan sampai Rp800.000," kata dia
Rudi, warga lain di kawasan itu mengatakan, air di rumahnya juga tidak mengalir hampir lima bulan. "Tetapi pemilik rumah sewa yang kami tempati tetap membebani kami agar membayar uang air, Rp100.000 per bulan," ujarnya.(ant/ivi)