Tol Rengat-Pekanbaru Ditargetkan Beroperasi Akhir 2024

Tol Rengat-Pekanbaru Ditargetkan Beroperasi Akhir 2024

RIAUMANDIRI.CO - Pemerintah kembali melanjutkan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) Tahap II melalui PT Hutama Karya (Persero). Rancangan pembangunan jalan tol ruas Rengat-Pekanbaru seksi Lingkar Pekanbaru (Junction Pekanbaru-Bypass Pekanbaru) dibangun sepanjang 30,57 km.

Direktur Operasi III Hutama Karya, Koentjoro menjelaskan, pembangunan tol ini akan terkoneksi dengan tiga ruas JTTS, yakni ruas Rengat-Pekanbaru, ruas Pekanbaru-Bangkinang, dan backbone Trans Sumatera ruas Pekanbaru-Dumai.

“Penandatanganan kontrak proyek akan dilakukan pada akhir bulan Agustus atau awal bulan September mendatang. Kita berharap dengan terhubungnya konektivitas infrastruktur jalan tol ini, dapat menstimulasi pertumbuhan ekonomi, dan Provinsi Riau menjadi epicentrum Sumatra,” ujar Koentjoro, Senin (21/8/2023).

Dijelaskan Koentjoro, jalan tol yang ditargetkan selesai dan dioperasikan pada akhir tahun 2024 mendatang, juga dapat meningkatkan arus pelayanan distribusi barang dan jasa dari arah Sumatera Barat menuju ke Riau, mengurai kemacetan dalam Kota Pekanbaru, karena kendaraan logistik dari arah Sumatera Barat menuju Sumatra Utara sudah dapat langsung toll-to-toll, serta memudahkan konektivitas ke berbagai tempat pariwisata, salah satunya seperti Candi Muara Takus.

Sementara itu, Deputi I Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Febry Calvin, menjelaskan progres terkini serta manfaat jalan Tol Lingkar Pekanbaru jika terhubung. Untuk kontraktor pembangunan jalan tol ini, akan dilakukan oleh anak usaha Hutama Karya yakni PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI).

Dengan scope pekerjaan meliputi konstruksi galian dan timbunan badan jalan, jembatan, junction Pekanbaru, rest area dan gerbang tol. Sementara rencana fasilitas struktur yang nantinya akan melengkapi jalan tol ini di antaranya 3 underpass, 6 overpass, 3 interchange, 3 gerbang tol, dan 1 pasang rest area tipe A.

“Saat ini, proses pengadaan lahan sedang dilakukan oleh Kementerian ATR/BPN bersama Kementerian PUPR dan pemerintah daerah. Tidak hanya mendukung distribusi logistik, jalan tol ini juga dapat menunjang mobilitas masyarakat,” ujar Febry.

Pembangunan jalan tol ini nantinya juga akan didukung oleh sejumlah penggunaan digital construction diantaranya Building Information Modelling (BIM) dan Light Detection and Ranging (LiDAR) untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat, mengefisienkan waktu pengerjaan dan hasil yang tepat mutu.

Sementara untuk mengatasi tantangan tanah lunak, dalam pelaksanaan pekerjaan proyek akan menggunakan teknologi Prefabricated Vertical Drain (PVD) dan Preloading pada struktur tanah timbunan dan penggunaan konstruksi Pile Slab di atas tanah lunak dengan kedalaman lebih dari 10 m.

Untuk diketahui, Hutama Karya telah mengoperasikan dua ruas JTTS di Provinsi Riau, yakni Jalan Tol Ruas Pekanbaru–Bangkinang (31 km) dengan Data Lalu Lintas Harian (LHR) pada bulan Juli lalu mencapai 5.477, dan Jalan Tol Ruas Pekanbaru–Dumai (151 km) dengan Data LHR di bulan yang sama mencapai 17.917.

Dari trafik yang cukup signifikan ini, jika nantinya terkoneksi dengan Tol Lingkar Pekanbaru akan semakin meningkat lagi. Pertumbuhan ekonomi yang impresif di wilayah Sumatra akan berdampak positif bagi Indonesia. Melalui kemajuan ekonomi nasional yang baik, Indonesia semakin mengukuhkan posisinya di regional ASEAN sebagai pemain kunci kemajuan ekonomi wilayah, Epicentrum of Growth.

Hingga saat ini, Hutama Karya telah membangun Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sepanjang ±1.021,5 km, termasuk dengan jalan tol dukungan konstruksi. Untuk ruas tol Konstruksi 411,5 km dan 610 km ruas tol operasi. Adapun ruas yang telah beroperasi secara penuh di antaranya yakni Tol Bakauheni-Terbanggi Besar (141 km), Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang/Kayu Agung (189 km).

Tol Palembang-Indralaya (22 km), Tol Medan Binjai (17 km), Tol Pekanbaru-Dumai (132 km), Tol Sigli Banda Aceh Seksi 2–6 (50 km) serta Tol Binjai–Langsa Seksi 1 (12 km), Tol Bengkulu-Taba Penanjung (18 km) dan Tol Pekanbaru-Bangkinang (31 km).



Tags Ekonomi