Pemprov Tandatangani MoU dengan UII Soal Pendidikan

Pemprov Tandatangani MoU dengan UII Soal Pendidikan

RIAUMANDIRI.CO- Pemerintah Provinsi Riau menggandeng Universitas Islam Indonesia (UII)  dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Negeri Lancang Kuning. Hal ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepemahaman, Senin, (29/5/2023).

Setelah penandatanganan ini, diharapkan  dapat memaksimalkan kerja sama keduanya baik dalam pendidikan maupun dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi Riau.

Rektor UII, Fathul Wahid, menjelaskan Riau merupakan daerah yang berkontribusi cukup banyak dalam menyalurkan lulusan SMA ke kampus-kampus di Yogyakarta, termasuk UII. 


“Data yang ada di sistem kami setiap tahun ada 250 sampai 300 lulusan SMA Riau yang berkuliah di UII,” ujarnya.

Di antara daerah lain di Sumatera, Riau menjadi yang tertinggi. Daerah kedua yakni Lampung dan Sumatera Selatan. 

“Semoga ini menjadi hal baik, modal bagi kerja sama antara UII dengan Pemerintah Provinsi Riau,” kata dia.

Untuk mempermudah lulusan SMA mengakses informasi tentang penerimaan mahasiswa baru di UII, pihaknya akan membuat tim untuk merumuskan pola informasi yang lebih lengkap untuk calon mahasiswa di berbagai daerah.

“Kami juga insya allah ingin mengulang sejarah. Di akhir tahun 60-an kami memiliki 22 fakultas di delapan kota, kami ingin mengulang itu. Kami akan membuat Program Studi Diluar Kampus Utama. Riau menjadi salah satu kandidatnya,” ungkapnya.

Gubernur Riau, Syamsuar, menuturkan Pejabat di lingkungan Pemprov Riau banyak yang merupakan alumni UII dan kampus lain di Jogja. 

“Karena sudah terpatri kalau mau kuliah ya di Jogja. Kampus ini sudah menjadi kebanggaan anak Riau. Maka saya ingin mengajak kerja sama,” katanya.

Dengan Kerjasama ini, Pemprov Riau bisa mengakomodir bantuan jika ada calon mahasiswa yang membutuhkan beasiswa untuk kuliah di Jogja. “Dengan adanya kerjasama, akan memudahkan bantuan untuk itu,” ujarnya.

Selain itu, kerjasama juga diharapkan dapat membantu Pemprov Riau dalam menangani berbagai persoalan yang dihadapi. Ia mencontohkan persoalan gambut yang berpotensi terbakar jika kekeringan sehingga menimbulkan bencana asap.

“Sejak 2020 tidak pernah lagi terjadi bencana asap. Sebelumnya itu terjadi setiap tahun, akhirnya penerbahangan tidak bisa ke Riau. Bencana asap mengganggu kesehatan dan perekonomian masyarakat di Riau,” kata dia.