Komisi IX DPR akan Tagih Janji Menkes Santuni Keluraga Korban Gagal Ginjal Akut

Komisi IX DPR akan Tagih Janji Menkes Santuni Keluraga Korban Gagal Ginjal Akut

RIAUMANDIRI.CO - Komisi IX DPR RI (membidangi kesehatan) mendesak pemerintah mengambil tindakan tegas dalam menyelesaikan kasus gagal ginjal akut yang menimpa 324 anak-anak karena keracunan mengomsumsi obat sirup.

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris dan Kurniasih Mufidawati ketika menerima audiensi Tim Advokasi Untuk Kemanusiaan Korban Gagal Ginjal Akut Pada Anak (GGAPA), Rabu (25/1/2023), menegaskan, penting bagi DPR untuk mendesak pemerintah mengambil tindakan tegas dalam menyelesaikan kasus gagal ginjal akut tersebut.

Charles pun mendesak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memberikan santunan kepada para korban. "Negara harus bertanggung jawab bisa menuntaskan permasalah tersebut dan bisa menjamin kesehatan dan keamanan obat serta makanan bagi rakyatnya," tegas Charles.

Oleh karena itu pihakanya dalam rapat dengan Kemenkes nanti akan meminta Menteri Kesehatan untuk menjalankan komitmen yang sudah pernah dibuat di rapat pada dua November yang sudah menjadi kesimpulan dalam rapat di Komisi IX.

"Di mana waktu itu Kemenkes berjanji akan memberikan santunan dan memberikan biaya pengobatan kepada seluruh korban gagal akut. Ini akan menjadi komitmen kami,” tegas Charles.

Politisi dari Fraksi PDIP memberikan contoh lebih dulu dengan memberikan Rp50 juta kepada tim advokat untuk diberikan kepada para korban.  Tak hanya dia, anggota Komisi IX Saleh Partaonan Daulay sudah menginisiasi lebih dulu dengan memberikan Rp20 juta kepada korban. Tidak menutup kemungkinan para anggota Komisi IX yang lainya ikut gotong royong membantu para korban.

“Tadi sudah diinisiasi oleh Pak Saleh, kita akan gotong royong. Tadi Pak Saleh sudah memulai sebesar Rp20 juta dan saya sendiri akan ikut bantu Rp50 juta dan teman-teman nanti pasti akan ikut gotong royong. Kita akan serahkan pada tim untuk bisa digunakan meringankan beban dari keluarga yang sedang berjuang saat ini,” papar Charles.

Sebanyak 200 anak meninggal dunia akibat obat sirup cair yang tercemar etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DG). Data tersebut merujuk pada data Kementerian Kesehatan per 23 November 2022.

Adapun jumlah korban yang menderita gagal ginjal akut sebanyak 324 anak. Sejumlah keluarga korban obat sirup beracun kemudian menggugat sembilan pihak yang dinilai bertanggung jawab.

Mereka adalah Kemenkes dan BPOM. Kemudian, PT Afi Farma Pharmaceutical Industry dan PT Universal Pharmaceutical Industries selaku produsen obat. Selanjutnya, lima perusahaan penyuplai bahan baku obat yakni, PT Megasetia Agung Kimia, CV Budiarta, PT Logicom Solution, CV Mega Integra, dan PT Tirta Buana Kemindo. Para penggugat meminta agar tergugat membayar ganti rugi materiil dan imateriil.

“Kita semua Komisi IX sepakat bahwa negara harus bertanggung jawab, bahwa kejadian ini adalah tanggung jawab negara, karena negara adalah pihak yang memiliki perangkat untuk memastikan bahwa masyarakat bisa mengkonsumsi obat-obatan dan makanan secara aman tetapi ini tidak dilakukan dengan baik," tandas Charles. (*)



Tags Kesehatan