Kepala Daerah Jangan Sekedar Pidato
SIAK HULU (HR)- Ketua Komisi II DPR RI, Rambe Kamarulzaman, menyatakan, seorang kepala daerah dituntut untuk melakukan hal-hal nyata, inovatif dan kreatif untuk membangun segala sektor demi kesejahteraan rakyat dan jangan sekedar pidato.
"Selama ini saya lihat masih banyak kepala daerah, baik tingkat kabupaten/kota maupun provinsi yang hanya pandai pidato tanpa ada karya nyata," kata Rambe, saat berkunjung ke kawasan Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Karya Nyata, Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Selasa (28/4).
Rambe ketika itu datang bersama rombongan dari Komisi II DPR RI, termasuk Wakil Ketua Komisi II, Lukman Edy, serta sejumlah anggota. Turut hadir perwakilan dari Sekretariat Negara dan pejabat Pemerintah Pusat lainnya.
Rombongan Komisi II ke Kampar dalam rangka sosialisasi Undang-Undang tentang Desa, serta meninjau lokasi rencana pembangunan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) di Kecamatan Tapung dan ke lokasi P4S Karya Nyata, Kubang Jaya, Siak Hulu, Kampar.
Di lokasi P4S, Rambe bersama rombongan dan didampingi Bupati Kampar, Jefry Noer, serta Anggota DPRD Riau, Eva Yuliana, mengunjungi sejumlah tempat, mulai dari pusat pelatihan menjahit, pertanian, perikanan dan peternakan. "Ini baru merupakan karya nyata.
Program-programnya dijalankan dengan nyata, bukan cuma pidato atau retorika," kata Rambe.
Rambe mengatakan, pihaknya sangat terkesan dengan program integrasi yang saat ini dijalankan Pemkab Kampar. Mulai dari pertanian, peternakan dan perikanan dijalankan di atas lahan hanya seluar seribu meter persegi.
Program tersebut dinamakan Rumah Tangga Mandiri Pangan dan Energi (RTMPE). Program ini merupakan yang terbaru dan telah menyita perhatian berbagai kalangan, baik pejabat pemda, pemerintah pusat, TNI dan Polri serta masyarakat luas.
RTMPE adalah program yang mengedepankan pemanfaatan lahan sempit untuk menghasilkan berbagai kebutuhan rumah tangga yang lebih dari cukup. Hanya dengan luas lahan seribu meter persegi, nantinya setiap rumah tangga dapat memelihara empat ekor sapi bila sapinya merupakan sapi Brahmana, namun bila yang dipelihara sapi Bali maka jumlahnya bisa enam ekor, dan untuk lahan seluas 1.500 meter persegi, maka akan bisa lebih banyak lagi.
Sapi tersebut kemudian menghasilkan kotoran untuk dijadikan biogas dan bio urine (pupuk). Kemudian ada ayam petelur dan tanaman sayuran serta budidaya ikan lele.
Bupati Jefry Noer mengatakan, dengan mengelola lahan hanya seluas seribu meter persegi, masyarakat bisa berpenghasilan lebih Rp10 juta per bulan. Asalkan serius untuk membangun RTMPE dan tidak malas.
Ketua Komisi II DPR RI Rambe mengatakan, program RTMPE merupakan program pertanian terpadu yang sangat membantu masyarakat untuk memningkatka perekonomian.
"Program ini baiknya dijadikan percontohan nasional. kalau semua daerah sama seperti Kampar, tidak ada lagi orang miskin karena pendapatannya sudah diatas Rp10 juta," katanya.(adv/humas)