Pengamat UGM: Reshuffle Kabinet Lebih untuk Akomodir Kepentingan Parpol

Pengamat UGM: Reshuffle Kabinet Lebih untuk Akomodir Kepentingan Parpol

RIAUMANDIRI.CO - Dosen Komunikasi Fisipol UGM sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Presidential Studies (IPS) Nyarwi Ahmad menilai reshuffle kabinet yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) lebih menonjolkan untuk mengakomodir kepentingan partai politik masuk dalam pemerintahan.

”Nuansa akomodasi politik di sini cukup nyata karena pergantian Mendag dari Muhammad Lutfi ke Zulkifli Hasan selaku Ketua Umum PAN. Belum lagi wakil menteri (wamen) yang diangkat dari PSI, PBB dan PDIP,” kata Nyarwi, dikutip dari laman UGM, Jumat (17/6/2022).

Nyarwi melihat pergantian Mendag memang sebagai jawaban pemerintah atas kritik dari masyarakat terhadap lemahnya kinerja Kemendag dalam mengatasi kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng. Apalagi ditemukannya kasus korupsi di internal Kemendag soal izin penerbitan ekspor CPO.

"Tapi posisi Mendag digantikan dari kalangan politisi belum tentu juga ada jaminan efektivitasnya. Meski ada sisi positifnya dari dukungan politik bisa digunakan dalam pengelolaan perdagangan tapi kepentingan politik dalam kementerian perdagangan makin menguat,” paparnya.

Begitu juga dengan pengangkatan tiga wamen, Nyarwi melihatnya lebih menonjolkan untuk mengakomodasi kepentingan partai politik karena ketiganya diangkat dari partai politik.

"Bukan PAN saja yang diakomodir, tapi juga PSI dan PBB yang tidak memiliki kursi di DPR atau parlemen,” katanya.

Terkait pengangkatkan Hadi Thahjanto Menteri ATR/Kepala BPN menggantikan Sofyan Djalil, Nyarwi melihat adanya hubungan kedekatan dengam Presiden Jokowi.

“Pak Hadi termasuk sudah lama dekat dengan Presiden Jokowi. Artinya Presiden Jokowi memperkuat barisannya dengan orang-orang yang selama ini sudah dekat,” jelasnya.

Pengangkatan Hadi Tjahjanto sebagai Menterian ATR/BPN dinlai Nyarwi, memiliki tugas untuk melakukan percepatan reformasi agraria yang selama ini selalu disertai persoalan konflik pertanahan.

Pertanahan dan tata ruang ini menurut Nyarwi sangat penting dalam pengelolaan sumber daya alam di tengah ancaman krisis pangan yang melanda dunia sekarang ini.

“Artinya peran pak Hadi dari latar militer Angkatan Udara punya perspektif lain dalam memperkuat ketahanan pangan dan posisi geopolitik Indonesia di tengah krisis perang Rusia dan Ukraina serta menguatnya ekspansi China dalam konflik perbatasan di Laut China Selatan,” katanya. (*)



Tags Politik