Begini Cara Kerja Kombinasi Obat COVID-19 yang Ditemukan Indonesia

Jumat, 12 Juni 2020 - 22:54 WIB
Ada lima kombinasi obat yang dinilai efektif lawan Corona di Indonesia. (Foto: dok. BNPB)

RIAUMANDIRI.ID, Surabaya - Tim Peneliti Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menemukan regimen kombinasi obat untuk menyembuhkan COVID-19. Ada lima kombinasi obat yang sebenarnya sudah beredar di pasaran.

Rektor Unair Prof Mohammad Nasih mengatakan, lima kombinasi obat ini memiliki cara kerja dalam menghambat virus untuk masuk dan berkembang biak dalam sel tubuh.

"Cara kerjanya untuk menghambat virus masuk. Jadi virus COVID-19 ini melakukan proses replikasi yang cukup tinggi. Maka itu kombinasi obat yang sudah ada dan dosis tertentu bisa menghambat virus yang akan masuk ke dalam sel tubuh," papar Nasih di Kampus C Unair Surabaya, Jumat (12/6/2020).

Lima regimen kombinasi obat ini yakni:
1. Lopinavir-ritonavir-azitromisin
2. Lopinavir-ritonavir-doxixiclin
3. Lopinavir-ritonavir-klaritromisin
4. Hidroksiklorokuin-azitromisin
5. Hidroksiklorokuin-doksisiklin

Nasih merekomendasikan hal ini kepada dokter dan rumah sakit.

"Kami pun merekomendasikan kelima regimen kombinasi obat ini kepada para dokter dan rumah sakit karena sangat efektif mencegah masuknya virus dan mencegah perkembangbiakan virus," imbuh Nasih.

??

Rektor Unair Prof Mohammad Nasih/Foto: Istimewa

Nasih menyebut, pihaknya telah melakukan pengujian dengan menumbuhkan berbagai jenis sel yang menjadi sel target jenis virus. Seperti sel paru, sel ginjal, sel trakea hingga sel liver sebagai tempat untuk menumbuhkan sel virus SARS-CoV-2, yang merupakan sel COVID-19 asli Indonesia.

"Sel SARS-CoV-2 sampelnya yang didapat dari RSUA dan sudah mendapat sertifikasi uji layak etik dari Tim Etik RSUA," papar Nasih.

Kendati demikian, menurut Nasih, masih ada sejumlah pengujian yang harus dilakukan terkait obat ini. Salah satunya pengujian kepada pasien yang ditargetkan bisa dilakukan akhir bulan ini.

"Alhamdulillah progress-nya saat ini cukup baik, dan ada beberapa proses pengujian karena ini menyangkut jiwa manusia. Oleh karena itu ini dalam proses pengujian. Kalau uji toksinitas sudah kita lakukan, dan dari segi toksinitas obat ini tidak toksit, dan bisa diterima. Berikutnya uji tantang sudah berjalan 10 hari, dan mudah-mudahan minggu depan sudah kita peroleh hasilnya dan kita lakukan proses lain," jelas Nasih.

"Kami berharap akhir bulan ini bisa melakukan pengujian secara klinis kepada pasien, dan itu perlu waktu lama. Kami juga berharap obat-obat ini bisa mempercepat penanganan COVID-19 yang jumlah di Jatim yang terus meningkat," pungkas Nasih.

Editor: Nandra F Piliang

Tags

Terkini

Terpopuler