Tingkatkan Perekonomian Masyarakat, Kelompok Tani Lipatkain Utara-PSPI Panen Jagung

Ahad, 22 Oktober 2017 - 14:47 WIB
Barjo (pakai kaos) petani mitra PSPI bersama Kepala Distrik Indomaya Siregar saat panen jagung
RIAUMANDIRI.co, LIPATKAIN - PT Perawang Sukses Perkasa Industri (PSPI) bersama Kelompok Tani Hortikultura Lipatkain Utara melaksanakan panen jagung di lahan yang dikelola oleh kelompok tani. Panen jagung yang digagas melalui program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. 
 
Program tanaman hortikultura ini dilaksanakan di atas lahan 0,5 hektare yang dimiliki oleh beberapa orang petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Lipatkain Utara. 
 
Atmi selaku penerima manfaat program DMPA menyampaikan, dari lahan yang dimilikinya seluas seperempat hektare, dirinya sudah menikmati 3 kali panen. "Dan hasilnya lumayan untuk bisa menutupi kebutuhan rumah tangga," ujar Atmi, baru-baru ini.
 
Di lahan seluas 1/4 hektare tersebut dirinya membagi beberapa lajur agar mudah dikontrol. Satu lajur luasnya sekitar 500 m2.
 
"Dari hasil panen satu lajur saja saya bisa mengantongi uang sebesar 1,6 juta rupiah dengan asumsi harga jagung dijual sebesar 4.000 per kilogram," tuturnya.
 
Begitu juga dengan penerima manfaat lainnya Barjo. Di lahan yang ditanami jagung saat ini sudah bisa menutupi kerugian akibat gagal panen yang pernah dialaminya sewaktu menanam bawang. 
 
"Sebelum perusahaan memberikan bantuan untuk program DMPA ini, saya sebelumnya menanam bawang pak, tapi akibat serangan hama, saya mengalami kerugian lebih dari 2 juta rupiah. Alhamdulillah sekarang saya sudah bisa menutupi kerugian yang saya alami sewaktu saya tanam bawang. Bahkan ini sudah merupakan panen yang ketiga untuk tanam jagung," jelasnya.
 
Indomaya Siregar selaku Kepala Distrik PT PSPI mengatakan, program DMPA yang digulirkan oleh perusahaan, di samping bertujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, juga tidak kalah pentingnya adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat agar dalam membuka lahan serta mengolah lahan jangan sampai membakar.
 
"Salah satu suksesnya program DMPA ini diukur dari meningkatnya perekonomian masyarakat dalam mengelola lahan tanpa bakar. Pemahaman inilah yang seharusnya dipahami masyarakat. Apabila masih ditemukannya masyarakat mengolah lahan dengan cara membakar, berarti program DMPA bisa dikatakan gagal," katanya.
 
Agar program DMPA ini bisa berkesinambungan, kata Indomaya, diharapakan masyarakat bisa menjaga lahannya dari kebakaran.  
 
Lebih lanjut Indomaya menyampaikan, bantuan yang diberikan kepada kelompok tani ini di samping bibit juga berupa saprodi. Ke depannya perusahaan juga akan lebih mengintensifkan peran PPL dalam memberikan pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan hasil panen. (rls/ral)

Editor:

Terkini

Terpopuler