Ibadah Haji 7 Kali Tidak Bisa Memandang Ka'bah (Bagian 1)

Senin, 27 Februari 2017 - 20:01 WIB
Tanah Suci

Kisah hikmah saat menunaikan ibadah haji yang penuh renungan ini terjadi pada salah satu keluarga asal Mesir. Pada suatu ketika, tersebutlah seorang anak yang berbakti kepada orang tuanya, Hasan (bukan nama sebenarnya), mengajak ibunya untuk menunaikan ibadah Haji.

Sarah (juga bukan nama sebenarnya), sang Ibu, tentu senang dengan ajakan anaknya itu. Sebagai Muslim yang mampu secara materi, mereka memang berkewajiban menunaikan ibadah Haji.


Segala perlengkapan sudah disiapkan. Singkatnya ibu dan anak ini akhirnya berangkat ke tanah suci. Kondisi keduanya sehat wal afiat, tak kurang satu apapun. Akhirnya merekapun tiba di tanah suci dan merekapun melakukan thawaf dengan hati dan niat ikhlas menyeru panggilan Allah dan untuk menunaikan ibadah Haji "Labaik allahuma labaik, aku datang memenuhi seruan-Mu ya Allah"

Hasan menggandeng ibunya dan berbisik, “Ummi undzur ila Ka’bah (Bu, lihatlah Ka’bah).” Hasan menunjuk kepada bangunan empat persegi berwarna hitam itu. Ibunya yang berjalan di sisi anaknya tak beraksi, ia terdiam. Perempuan itu sama sekali tidak melihat apa yang ditunjukkan oleh anaknya.

Hasan kembali membisiki ibunya. Ia tampak bingung melihat raut wajah ibunya. Wajah ibunya pun tampak kebingungan. Ibunya tak mengerti mengapa ia tak bisa melihat apapun selain kegelapan. Beberapa kali ia mengusap-usap matanya, tetapi kembali yang tampak hanyalah kegelapan. Padahal, tak ada masalah dengan kesehatan matanya. Beberapa menit yang lalu ia masih melihat segalanya dengan jelas, tapi mengapa memasuki Masjidil Haram segalanya menjadi gelap gulita.

Selama tujuh kali Haji Anak yang sholeh itu bersimpuh di hadapan Allah. Ia shalat memohon ampunan-Nya. Hati Hasan begitu sedih. Siapapun yang datang ke Baitullah, pasti akan mengharapkan rahmat-Nya. Akan terasa hampa menjadi tamu Allah, jika tanpa menyaksikan segala kebesaran-Nya, tanpa merasakan kuasa-Nya dan juga rahmat-Nya.

Hasan tidak berkecil hati, mungkin dengan ibadah dan taubat yang sungguh-sungguh, Ibundanya akan dapat merasakan anugerah-Nya, dengan menatap Ka’bah, kelak. Anak yang sholeh itu berniat akan kembali membawa ibunya berhaji tahun depan. Tapi ternyata nasib baik belum berpihak kepadanya.

Tahun berikutnya kejadian serupa terulang lagi. Ibunya kembali dibutakan didekat Ka’bah, sehingga tak dapat menyaksikan bangunan yang merupakan simbol persatuan umat Islam itu. Wanita itu tidak bisa melihat Ka’bah.

Hasan tidak patah arang. Ia kembali membawa ibunya ke tanah suci di tahun berikutnya untuk melaksanakan ibadah Haji lagi.

Anehnya, ibunya tetap saja tak dapat melihat Ka’bah. Setiap berada di Masjidil Haram, yang tampak dimatanya hanyalah gelap dan gulita. Begitulah keganjilan yang terjadi pada diri Sarah, ibunya. Kejadian itu pun berulang sampai tujuh kali menunaikan ibadah haji.

Hasan tak habis pikir, ia tak mengerti, apa yang menyebabkan ibunya menjadi buta di depan Ka’bah. Padahal, setiap berada jauh dari Ka’bah, penglihatannya selalu normal. Ia bertanya-tanya, apakah ibunya punya kesalahan sehingga mendapat azab dari Allah SWT? Apa yang telah diperbuat ibunya, sehingga mendapat musibah seperti itu? Segala pertanyaan berkecamuk dalam dirinya. Akhirnya diputuskannya untuk mencari seorang alim ulama, yang dapat membantu permasalahannya. Bersambung......

Editor:

Terkini

Terpopuler