RTMPE Program Keluarga Menuju Sejahtera

Rabu, 12 Agustus 2015 - 22:06 WIB
Ilustrasi

Hal tersebut dikatakannya pada rapat percepatan pembangunan RTMPE di ruang rapat Bupati Kampar di Kantor Bupati Kampar, Rabu (12/8).
“Mulai dari usai Salat Subuh, bapak dan anak sudah mulai bekerja mengurus ternak ayam petelur, lele serta sapi, membersikan kandang, memberi pakan dan bercocok tanam bawang merah serta cabai merah. Sementera itu istrinya memasak buat sarapan pagi yang diambil dari hasil usaha RTMPE itu sendiri karena di lahan 1000 meter persegi tersebut sudah ada semua bahan-bahannya," beber Jefry.
Dikatakan, di lahan RTMPE ini sudah tersedia telur ayam, ikan, cabai,  bawang serta lainnya dan hanya tinggal memasaknya saja. "Memasaknya pun udah ada gas hasil dari kotoran ternak sapi yang dipelihara oleh keluarga tersebut dan di olah menjadi biogas," terang Jefry.
Sembari ini berjalan petani juga dapat menjual hasil dari RTMPE tersebut mulai dari telur ayam, dari 100 ekor yang dipelihara mampu menghasilkan telur 60 hingga 75 butir sehari. Telur ini sebenarnya bisa ditetaskan karena dari 100 ekor ayam tersebut dicampur dengan 10 ekor ayam bangkok pejantan agar telurnya bisa dikembang biakkan.
Belum lagi urine sapi yang bisa dibuat pupuk cair untuk tanaman, dengan proses yang sederhana bisa dijual dan sisanya dapat dipakai untuk sendiri guna menyuburkan tanaman yang ada di RTMPE.
“Satu bulan urine sapi tersebut bisa mencapai 100 liter lebih, jika dijual per liternya mencapai harga Rp25.000 kalau di Bogor, di Kampar kita jual saja dengan harga Rp15.000 per liternya bisa menghasilkan satu bulannya Rp15 juta,” katanya.
Lebih lanjut dikatakan, kotoran sapi juga bisa dijadikan pupuk padat untuk tanaman, dalam satu bulan  menghasilkan 1 ton lebih per bulan dan jika dijual Rp1.000 per kilo maka 1 bulan Rp1 juta perbulan. Kemudian lele 8000 ekor, bawang merah, cabai merah dan masih banyak lagi.
“Memang dahsyat karena jika ditotalkan bisa mencapai Rp20 juta lebih dalam sebulan, itu belum tabungan anak sapi 6 ekor per tahunnya, dalam 3 tahun petani bisa naik haji," pungkas Jefry.(adv/hms)
 

Editor:

Terkini

Terpopuler