RIAUMANDIRI.CO - Pemerintah pusat didesak segera menetapkan status bencana nasional di Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Aceh, menyusul terjadinya banjir bandang dan longsor besar yang memorak-porandakan tiga provinsi itu.
Senator asal Sumatera Barat, Irman Gusman, menegaskan bahwa skala kerusakan di tiga provinsi itu telah melumpuhkan kehidupan warga, merusak infrastruktur vital, serta memutus akses transportasi darat, laut, dan udara. Tingkat kehancuran yang terjadi, menurutnya, jauh melampaui kemampuan pemerintah daerah untuk menanganinya tanpa intervensi penuh dari pemerintah pusat.
“Situasinya di Sumbar betul-betul darurat. Ini bukan lagi bencana biasa. Negara harus hadir secepat dan setegas mungkin,” tegas Irman Gusman, Jumat (28/11/2025) yang batal terbang ke Padang akibat berbagai akses yang semula akan dikunjungi di Sumatera Barat terganggu oleh cuaca ekstrem dan kerusakan infrastruktur.
Irman menekankan, kondisi Sumbar, Sumut dan Aceh saat ini adalah cerminan nyata dari betapa terisolasinya wilayah terdampak, terutama di Sumatera Barat. Irman sejatinya dijadwalkan melakukan rangkaian agenda kemanusiaan, termasuk meninjau korban bencana di Batu Busuk, Kota Padang, serta beberapa titik terdampak lain.
“Saya ingin memastikan masyarakat ditangani, logistik tersalurkan, dan pemerintah daerah tidak bekerja sendirian menghadapi krisis sebesar ini,” ujarnya, sembari menambahkan, timnya di Sumatera Barat sejak beberapa hari lalu sudah bergerilya untuk menyalurkan bantuan kemanusian di sejumlah tempat.
Lebih lanjut, Irman menuturkan bahwa bencana kali ini juga berdampak besar terhadap berbagai kegiatan masyarakat. Acara syukuran penganugerahan gelar Pahlawan Nasional Rahmah El Yunusiah di Pondok Pesantren Diniyah Puteri Padangpanjang yang sedianya digelar Sabtu besok terpaksa ditunda oleh panitia. Begitu pula "Minang Geopark Run 2025" di Bukittinggi yang dijadwalkan berlangsung Minggu, 30 November 2025, ikut ditunda karena kondisi darurat dan pertimbangan keselamatan peserta.
Menurut Irman, penundaan sejumlah agenda besar tersebut semakin menegaskan bahwa bencana telah mencapai tingkat krisis. Ribuan warga mengungsi, akses logistik terputus, dan potensi korban jiwa masih mungkin bertambah. Karena itu, ia menilai langkah percepatan penanganan tidak bisa lagi hanya mengandalkan kapasitas pemerintah daerah.
“Penetapan status Bencana Nasional adalah pintu masuk agar seluruh kekuatan negara—BNPB, TNI, Polri, kementerian terkait, hingga dukungan internasional bila diperlukan—dapat segera dimobilisasi secara penuh,” tegasnya.
Irman menambahkan, masyarakat di Sumbar, Sumut, dan Aceh kini menghadapi tekanan psikologis berat akibat banjir, longsor, kehilangan harta benda, dan tempat tinggal. “Bangsa ini tidak boleh menunggu lebih banyak korban. Kita perlu bergerak cepat. Setiap jam sangat berarti,” tutupnya.
Direspon Mentan
Dalam kapasitas sebagai Anggota DPD RI Dapil Sumatera Barat, pada Kamis (27/11/2025) kemaren, Irman juga telah melayangkan surat permohonan bantuan kemanusiaan kepada Menteri Pertanian Amran Sulaiman dengan nomor 015/IG-DPDRI/XI/2025.
Dalam suratnya, Irman menggambarkan situasi bencana yang terjadi di Ranah Minang yang meliputi 13 kabupaten/kota dan meminta Mentan untuk dapat membantu dan memastikan ketersediaan kebutuhan pokok selama tanggap darurat berlangsung di Sumatera Barat.
Hari ini, sebut Irman, Akhamdulillah Pak Mentan Amran Sulaiman sudah mengumumkan pihaknya akan segera menggelondorkan bantuan beras dan minyak goreng ke ketiga provinsi yang dilanda bencana. Untuk Sumatera Barat sendiri, ada 6.700 ton beras dan 1.300 ton minyak goreng yang akan disalurkan. (*)