Donald Trump Minta Jepang Hindari Eskalasi Ketegangan dengan China

Jumat, 28 November 2025 - 15:00 WIB
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi berjabat tangan di Istana Akasaka di Tokyo, Selasa (28/10/2025). (Dok. Kyodo News via AP)

Riaumandiri.co - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, baru-baru ini menghubungi Perdana Menteri Jepang, Sanae Takaichi, untuk menyarankan agar Jepang menghindari langkah-langkah yang dapat memperburuk ketegangan dengan China. Permintaan tersebut disampaikan dalam sebuah percakapan telepon yang berlangsung pada pekan ini, menurut dua sumber dari pemerintah Jepang yang berbicara kepada Reuters.

Takaichi sebelumnya memicu ketegangan diplomatik dengan China setelah menyatakan di hadapan parlemen Jepang bahwa serangan militer China terhadap Taiwan bisa memicu reaksi militer dari Jepang. Pernyataan tersebut mendapat respons keras dari Beijing, yang mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya. China pun mendesak Takaichi untuk menarik kembali pernyataannya, namun hingga kini, Jepang belum mengubah posisinya terkait masalah Taiwan.

Dalam percakapan telepon yang terjadi pada Selasa (25/11/2025), Trump mengungkapkan harapannya agar Takaichi dapat mengambil langkah-langkah untuk meredakan ketegangan dengan China. Menurut sumber yang dikutip oleh Reuters, Trump tidak memberikan tuntutan tertentu, melainkan sekadar menyarankan agar Jepang menghindari langkah-langkah yang berisiko memicu ketegangan lebih lanjut.

Laporan tentang permintaan Trump ini pertama kali dilaporkan oleh Wall Street Journal. Panggilan telepon antara Trump dan Takaichi dilakukan tak lama setelah Trump berbicara dengan Presiden China Xi Jinping.

Dalam laporan resmi yang dikeluarkan oleh kantor berita China, Xinhua, Xi Jinping menyatakan bahwa reunifikasi Taiwan dengan China adalah bagian integral dari visi Beijing terkait tatanan dunia baru. Di sisi lain, Taiwan, yang menganggap diri sebagai negara yang merdeka, menegaskan bahwa 23 juta penduduknya menolak klaim China dan tidak akan kembali bergabung dengan Beijing.

Pada Kamis (27/11), sebuah editorial dari surat kabar Partai Komunis China mengkritik AS atas kebijakan terkait Taiwan. Artikel tersebut menyarankan agar AS lebih tegas dalam menahan Jepang untuk mencegah kembalinya militerisme, dengan mengingat bahwa kedua negara, China dan AS, pernah menjadi sekutu yang melawan Jepang selama Perang Dunia II.

Pemerintah AS menegaskan bahwa hubungan dengan China sangat penting dan menguntungkan bagi Jepang sebagai sekutu dekat. 

"Hubungan AS dengan China sangat baik, dan hal itu juga sangat menguntungkan bagi Jepang, yang merupakan sekutu dekat dan tersayang kami," kata Gedung Putih yang dikutip dari Liputan6, (28/11/2025).

Menanggapi laporan Wall Street Journal, juru bicara pemerintah Jepang, Minoru Kihara, membantah adanya saran dari Trump yang menyatakan agar Jepang tidak memprovokasi China terkait Taiwan. Kihara mengatakan bahwa hal tersebut tidak pernah terjadi, dan menambahkan bahwa pemerintah Jepang tetap pada kebijakan yang tidak berubah terkait masalah Taiwan.

Sementara itu, dalam pernyataan resminya, Takaichi menjelaskan bahwa percakapan telepon dengan Trump lebih banyak membahas hubungan AS-Jepang dan percakapan Trump dengan Xi Jinping. Takaichi mengungkapkan bahwa Trump menyatakan mereka adalah "teman dekat" dan ia dapat menghubungi Trump kapan saja jika diperlukan.

Dalam laporan yang sama, Wall Street Journal mencatat bahwa Trump tidak ingin ketegangan terkait Taiwan memperburuk hubungan dengan China, yang saat ini tengah berfokus pada perbaikan hubungan dagang dengan AS, termasuk kesepakatan China untuk membeli lebih banyak produk pertanian dari petani AS yang terdampak perang dagang.(MG/DHA)

Editor: Nandra Piliang

Terkini

Terpopuler