Demo Gen Z Meksiko Meledak, Ribuan Massa Bentrok dengan Polisi

Senin, 17 November 2025 - 14:27 WIB
Seorang demonstran melemparkan batu ke arah Istana Pemerintah Negara Bagian Jalisco saat terjadi bentrokan dalam demonstrasi menentang pemerintahan Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum di Guadalajara, Negara Bagian Jalisco, Meksiko, Sabtu (15/11/2025). (AFP

Riaumandiri.co - Dikutip dari Kompas, aksi protes besar-besaran yang digerakkan ribuan anak muda dari Generasi Z di Mexico City berakhir ricuh pada Sabtu (15/11/2025). Unjuk rasa tersebut dipicu kemarahan publik atas pembunuhan Wali Kota Uruapan, Carlos Manzo, pada 1 November. Manzo sebelumnya berulang kali meminta pemerintah federal menindak kelompok kriminal di Michoacan, namun tak kunjung mendapatkan respons.


Aksi yang awalnya berlangsung damai sejak keberangkatan massa dari Angel of Independence berubah tegang ketika mereka tiba di Zocalo, alun-alun utama pusat pemerintahan. Ketegangan memuncak saat kelompok berpakaian serba hitam yang diidentifikasi sebagai “black bloc” menerobos barikade dan merusak pagar pembatas Istana Nasional dengan palu dan batu.


Dalam keterangannya, Sekretaris Keamanan Warga Mexico City, Pablo Vazquez, menjelaskan bahwa robohnya pagar memicu bentrokan langsung antara massa dan aparat. Polisi kemudian merespons dengan gas air mata serta alat pemadam kebakaran untuk membubarkan kerumunan. Dari total lebih dari 100 polisi yang terluka, 60 dirawat di lokasi dan 40 lainnya dibawa ke rumah sakit, sementara empat personel memerlukan perawatan khusus. Sekitar 20 warga juga mengalami luka dan mendapat penanganan medis di tempat kejadian.


Otoritas menangkap sekitar 20 demonstran dan menyerahkannya kepada kantor kejaksaan atas dugaan tindakan kekerasan. Sebanyak 20 orang lainnya diproses atas pelanggaran administratif. Vazquez menuturkan bahwa aparat kini berkoordinasi dengan Kejaksaan Mexico City untuk mengidentifikasi para pelaku perusakan fasilitas publik.


Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum, mengimbau agar demonstrasi tetap berlangsung damai. Ia menegaskan, “Kekerasan tidak boleh digunakan untuk melakukan perubahan, selalu secara damai.” Pernyataan tersebut ia sampaikan dari Tabasco, di tengah meningkatnya tekanan publik terhadap pemerintah untuk bertindak lebih tegas.


Masih dilansir dari Kompas, Sheinbaum menilai bahwa jumlah peserta aksi tidak terlalu besar meski ribuan orang turun ke jalan. Gerakan protes yang dipimpin Gen Z ini menyebut diri sebagai gerakan sipil yang realistis dan non-partisan. Sehari sebelum aksi nasional, mereka merilis petisi berisi 12 tuntutan, termasuk mekanisme pemakzulan pejabat oleh warga, pemilihan langsung pengganti pejabat yang dimakzulkan, larangan campur tangan partai politik, penguatan lembaga independen, serta reformasi sektor peradilan.


Tuntutan lainnya mencakup pemberantasan korupsi melalui audit publik, demiliterisasi dan peningkatan keamanan warga, transparansi anggaran negara, perluasan akses pendidikan dan pekerjaan bagi anak muda, penyediaan hunian layak, penanganan gentrifikasi, serta pembentukan dewan warga yang beranggotakan tokoh-tokoh berintegritas.


Fenomena protes yang digerakkan Generasi Z ini tidak hanya terjadi di Meksiko. Dikutip dari Kompas, aksi serupa juga muncul di berbagai negara seperti Nepal, Mongolia, Togo, Madagaskar, Maroko, Paraguay, Peru, Bangladesh, hingga Indonesia. Mobilisasi dilakukan terutama melalui media sosial seperti TikTok, Instagram, dan X, tanpa bergantung pada media tradisional.


Pemicunya beragam, mulai dari kekecewaan terhadap pemerintah, masalah ekonomi, menurunnya kualitas hidup, korupsi, hingga minimnya kesempatan bagi kaum muda. Di Nepal, aksi protes bahkan berujung pada tumbangnya pemerintahan, menandai besarnya gelombang keresahan global yang kini dipimpin oleh generasi muda.(MG/FAI)

Editor: Nandra Piliang

Terkini

Terpopuler