Google Perketat Pengawasan Aplikasi Boros Baterai di Play Store

Jumat, 14 November 2025 - 10:46 WIB
Google Play Store. (Istimewa)

Riaumandiri.co - Pengguna Android kini akan mendapat peringatan ketika mengunduh aplikasi yang diketahui cepat menghabiskan baterai. Google resmi menghadirkan sistem pemantauan baru di Play Store yang mampu mendeteksi aplikasi yang terlalu aktif berjalan di latar belakang.

Fitur ini memanfaatkan metrik baru bernama "excessive partial wake locks", hasil pengembangan bersama Google dan Samsung. Kolaborasi tersebut menggabungkan data sistem Android dengan perilaku penggunaan ponsel dunia nyata milik Samsung, sehingga penilaian konsumsi daya aplikasi menjadi lebih akurat.

Sejak diuji coba secara terbatas pada April 2025, Google telah menyempurnakan algoritmanya berdasarkan masukan para pengembang. Kini sistem tersebut mulai dirilis secara bertahap ke seluruh pengguna Play Store.

Menurut penjelasan Google yang disampaikan melalui 9to5Google, sebuah aplikasi dapat digolongkan sebagai boros baterai apabila menahan wake lock selama lebih dari dua jam dalam periode 24 jam. Wake lock sendiri adalah kondisi ketika aplikasi memaksa prosesor tetap aktif walaupun layar ponsel mati, yang kemudian mempercepat pengurasan baterai.

Google juga akan menandai aplikasi sebagai "berperilaku buruk" bila lebih dari 5 persen sesi penggunaan dalam 28 hari terakhir menunjukkan aktivitas wake lock berlebihan. Konsekuensinya, visibilitas aplikasi tersebut akan diturunkan dari berbagai rekomendasi utama di Play Store. Langkah ini diharapkan mendorong pengembang untuk lebih berhati-hati dalam mengatur proses latar belakang aplikasi, sekaligus membantu pengguna menghindari aplikasi yang boros daya.

Kebijakan yang lebih ketat ini muncul setelah Google sebelumnya menghapus lebih dari 350 aplikasi dari Play Store. Penghapusan tersebut dilakukan setelah tim riset Satori dari Human Security menemukan operasi penipuan iklan berskala besar yang dikenal sebagai IconAds, yang disebut menghasilkan hingga satu miliar permintaan iklan setiap hari.

Meski sudah tidak tersedia di Play Store, aplikasi-aplikasi tersebut tetap berada di perangkat pengguna yang menginstalnya sebelum penghapusan. Aplikasi ini tidak dapat menghapus diri sendiri, sehingga pengguna harus melakukan penghapusan secara manual.

Modus IconAds memanfaatkan berbagai trik sederhana seperti mengemas ulang aplikasi, menggunakan nama dan ikon menyesatkan, bahkan meniru ikon resmi Play Store. Setelah terinstal, aplikasi-aplikasi ini tampak pasif namun diam-diam menjalankan proses latar belakang yang mengirimkan trafik iklan palsu dalam jumlah besar.

Walaupun tipuannya tidak tergolong canggih, skala operasinya sangat besar—meliputi ratusan aplikasi dengan ribuan varian berbeda yang disamarkan melalui domain-domain khusus untuk menghindari pelacakan. Tujuannya tetap satu: menghasilkan keuntungan dari tayangan iklan palsu dan iklan tersembunyi.

Para peneliti Satori menegaskan bahwa aplikasi ini dirancang agar terlihat seolah-olah tidak berbahaya, sehingga banyak pengguna tidak menyadari aktivitas mencurigakan yang terjadi di latar belakang. Meskipun Google telah menurunkannya dari toko aplikasi, Play Protect tidak otomatis menghapus aplikasi yang sudah terlanjur terpasang, sehingga pengguna harus memeriksanya sendiri.(MG/DHA)

Editor: Nandra Piliang

Terkini

Terpopuler