Luhut Mau Naikkan Harga Tiket Borobudur, Ini Respons Politisi Gerindra di DPR RI

Ahad, 05 Juni 2022 - 14:34 WIB
Candi Borobudur (Ist)

RIAUMANDIRI.CO - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menaikkan tarif tiket masuk wisata Candi Borobudur, baik untuk wisatawan domestik maupun asing.

Untuk wisatawan domestik harga tiket masuk dinaikan dari Rp50.000 menjadi Rp750.000. Sedangkan untuk wisatawan asing, dari semula US$25 menjadi US$100.

Alasan Luhut, pengunjung wisata yang menjadi salah satu Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) itu akan dibatasi sebanyak 1.200 orang per hari untuk menjaga kelestarian kekayaan sejarah dan budaya yang terkandung dalam Candi Borobudur tersebut.

Anggota Komisi X DPR RI dari Gerindra Nuroji menilai rencana Luhut menaikkan tarif tiket masuk wisata Candi Borobudur itu bertolak belakang dengan promosi destinasi wisata.

 "Memang Borobudur perlu dijaga kelestariannya, tapi bukan dengan menaikan tarif yang selangit. Itu bertolak belakang dengan promosi destinasi wisata ini. Kepentingan konservasi dan wisata memang perlu seimbang. Tapi bukan menaikkan harga setinggi itu," kata Nuroji, Minggu (5/6/2022).

Menurut Nuroji, bahwa pembatasan jumlah wisatawan yang naik ke Candi Borobudur itu bisa dilakukan dengan membatasi jumlah pengunjung atau dengan cara bergiliran atau antrean.

Hal lain yang bisa dijadikan alternatif solusi pelestarian Candi Borobudur adalah dengan menutup area candi pada waktu-waktu tertentu untuk perawatan atau pengurangan beban berat candi.

Nuroji juga menyinggung soal guide  atau pemandu wisata. Dia menilai tidak profesional, karena antara satu guide  dengan yang lain, tidak sama saat menceritakan sejarah Borobudur. Dengan kata lain berbeda-beda versinya. 

"Ternyata guide tersebut berasal dari Palembang," kata Nuroji menceritakan pengalamannya.

Menurut Nuroji lagi, ketika ia menanyakan nama-nama gunung disekitar Candi Borobudur, pemandu wisata tersebut tidak tahu namanya.

Seharusnya untuk menjadi pemandu wisata perlu pelatihan dan pembekalan tersendiri tentang sejarah wisata candi tersebut, dan lingkungan sekitarnya.

"Sehingga antara satu pemandu wisata dengan pemandu wisata yang lain satu cerita alias ada kesamaan. Terpenting merupakan sejarah asli candi tersebut," katanya.

Tidak kalah penting juga menurut dia, memberdayakan warga sekitar atas keberadaan candi Borobudur itu juga harus dilakukan penataran, pelatihan atau pembekalan terlebih dahulu. (*)

Editor: Syafril Amir

Tags

Terkini

Terpopuler