Lagi-lagi Terbakar, PKS Desak Pemerintah Evaluasi Kebijakan Perkilangan BBM

Lagi-lagi Terbakar, PKS Desak Pemerintah Evaluasi Kebijakan Perkilangan BBM

RIAUMANDIRI.CO - Kilang BBM milik Pertamina kembali terbakar. Kali ini kilang minyak Pertamina RU (refinary unit) di Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (4/3/2022).

Kejadian ini membuat anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto miris karena dalam satu tahun terakhir ini ada 4 kejadian kebakaran kilang BBM dan dua kali terjadi di tempat yang sama, yaitu kilang Cilacap.

Karena itu, dia minta pemerintah melakukan evaluasi kebijakan perkilangan BBM. Hal ini penting agar ada jaminan yang memadai bahwa kejadian serupa tidak terulang di masa depan. 

"Pemerintah harus dapat memastikan operator migas menjalankan kebijakan terkait kilang ini secara benar. Kita tidak bisa menyerahkan “cek kosong” kebijakan perkilangan kepada operator migas begitu saja," kata Mulyanto," kepada media ini, Selasa (8/3/2022).

Berdasarkan data yang dimiliki Mulyanto, dalam waktu hampir 25 tahun sejak pengoperasian RU (Refinery Unit) VII Kasim di Papua tahun 1997, praktis Indonesia tidak membangun kilang baru.

"Kasus ini bukan sekedar terkait dengan soal perawatan kilang dan penjagaan asset strategis nasional namun soal ketahanan energi nasional," tegas Mulyanto.

Mulyanto mengutip data BPS tahun 2021 yang menunjukkan bahwa impor migas menyebabkan defisit transaksi berjalan sektor migas sebesar USD 13 milyar.

Dengan meletusnya Perang Rusia-Ukraina, harga migas terus melonjak menembus angka USD 140 per barel. Maka dapat diperkirakan, bahwa defisit transaksi berjalan ini akan ikut tertekan.

"Karenanya, kita tidak ingin kasus kebakaran kilang yang terjadi akhir-akhir ini serta lambatnya pembangunan kilang baru menjadi modus pembenaran impor BBM dan membiarkan defisit transaksi berjalan sektor migas terus membengkak. Ini sangat membahayakan ketahanan energi nasional kita," ujarnya. 

Untuk itu, ulas Mulyanto, pemerintah harus serius menangani pengelolaan kilang minyak ini.  Dengan melonjaknya harga migas dunia, soal ini semakin kritis. Pemerintah tidak boleh kalah dari mafia impor migas.

Untuk diketahui kilang RU V Balikpapan dibangun tepat seratus tahun lalu, yakni tahun 1922 dengan kapasitas 266.000 bph (barel per hari) atau sebesar 30% dari total produksi kilang Pertamina. Ini adalah kilang terbesar ketiga setelah Kilang Cepu dan  Kilang RU IV Cilacap.

Hari ini dengan total 6 buah kilang yang ada, Pertamina mampu menghasilkan BBM sebanyak 850 – 950 ribu bph. Dengan kebutuhan BBM yang sebesar 1.6 juta barel, maka praktis kekurangannya sebesar 800 ribu bph dipenuhi dari impor. 



Tags BBM