Webinar Literasi Digital: Tips dan Trik Menjadi Youtuber Positif

Webinar Literasi Digital: Tips dan Trik Menjadi Youtuber Positif

RIAUMANDIRI.CO, ROHUL  - Kegiatan webinar literasi digital pada hari Rabu, 8 September 2021, pukul 09.00 WIB, dengan tema " TIPS DAN TRIK MENJADI YOUTUBER POSITIF DAN PRODUKTIF” dibuka oleh moderator Astrid Anggraeni. Moderator memberikan reminding untuk para hadirin dalam 10 menit sebelum acara dimulai. Kemudian, moderator membuka rangkaian kegiatan webinar ini dengan mengucap salam, berdoa dan membawakan tagline Salam Literasi Digital Indonesia Makin Cakap Digital. Moderator juga tidak lupa untuk mengingatkan para peserta untuk terus menjaga protokol kesehatan, mencuci tangan, memakai masker, dan menghindari kerumunan. Acara pertama dimulai dengan memutarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya. 

Acara selanjutnya, para narasumber, key opinion leader, dan seluruh peserta mendengarkan sambutan dari keynote speech yaitu, Samuel A. Pangerapan selaku Dirjen Aptika KEMKOMINFO.

Kemudian, moderator memperkenalkan Key Opinion Leader yaitu Rezky, beliau adalah seorang Founder @pejuang30dwc. Beliau mengatakan, mengenai tema ini, saya bukan seorang creator di Youtube namun saya pernah merekam diri sendiri seperti webinar hari ini via zoom, lalu saya upload di youtube, sehingga banyak orang yang dapat melihat manfaat yang saya berikan tersebut. 


Kemudian, moderator membacakan tata tertib dalam kegiatan webinar ini. Setelah membacakan tata tertib, pada pukul 09:14 moderator mempersilahkan narasumber pertama yaitu Ibu Karlina Octaviany, M.Sc, beliau adalah seorang Digital Access Programme Adviser British Embassy Jakarta. Beliau akan menyampaikan materi tentang Sebarkan Konten Positif Yang Hits.

Summary : “Dalam membuat konten kita harus siap aksi dan siap resiko, dengan mengenali target audiens dan cari nilai unik, menentukan media sosial yang tepat dan dengarkan masukan target, dan juga membuat rancangan konten bulanan. Kita juga bisa membuat banyak konten melalu banyak platform yang sudah ada. .”

Kita bisa merancang konten kita, pertama dengan cara kita mengenali persona/tema kita apa yang ingin kita tampilkan dan bagikan seperti bersahabat, ceria, formal, menginspirasi, atau profesinal. Setelah memilih persona apa yang ingin kita tampilkan itu bisa mempengaruhi Gaya Bahasa yang akan kita bawakan, mau itu kompleks, sederhana, penuh jargon, serius maupun menyenangkan selain gaya Bahasa juga bisa mempengaruhi nada bicara yang akan kita bawakan. Dan yang terakhir kita harus mengetahui tujuan mengenai konten yang akan kita buat untuk mendorong atau mengajak orang lain melalui hal positif

Ajakan positif bisa melalui ajakan aksi seperti petisi, galang dukungan, donasi, foto bercerita, berpikir dengan meme, kompetisi, webinar, polling InstaStories, Request to Join – Instagram live, atau bercerita lewat Podcast.  Kita bisa mempromosikan konten kita pertama melalui Infografis dimana berisi judul dan pengantar info panduan yang ringkas, memuat logo organisasi, memuat konten padat data, memastikan lisensi gambar gratis/creative commons, dan selanjutnya cantumakn verivikasi sumber. Yang Kedua bisa melalui video 1 menit yang bisa menampilkn keunikan selama 10 detik, menggunakan animasi, film pendek, webseries, dll. Selain itu kita juga bisa meriset, menentukan pencahayaan yang tepat dan komposisi. 

Jika kita membuat konten kita juga harus mempunyai kesadaran untuk tidak mendiskriminasi. Kita bisa memastikan yaitu melalui representasi yaitu pelibatan dengan perspektif kesetaraan untuk minoritas, melalui proporsi yaitu pemilihan narasumber penulisan, riset, dan pembicara acara, dan terkahir melalui materi komunikasi dengan menunjukkan keragaman kelompok minoritas, jenis kelamin, etnisitas.

Jika kita ingin membuat sebuah konten kita harus memastikan bagaiamana cara mempermudah para disabilitas yaitu bisa dengan memilih font yang mudah dibaca, menyediakan fasilitas dukungan seperti akomodasi layak, juru Bahasa isyarat, alt text dll. 

 

Pada pukul 09:31  narasumber pertama selesai menyampaikan materinya. Selanjutnya pada pukul 09:32 moderator memperkenalkan narasumber kedua yaitu bapak Hariqo Satria, M.HI, beliau adalah seorang Pengamat Medsos dari Komunikonten dan CEO Global Influencer School. Beliau akan menyampaikan materi tentang Rekam Jejak Di Era Digital.

Summary : “Kita bicara jejak digital ada yang kolektif, pribasi, institusi. Diaman jejak digital ini menntukan nasib sebuah daerah. Dimana jika warga dari suatu daerah memproduksi konten itu mempengaruhi nilai suatu daerah. Oleh karena itu pentingnya kita melakukan suatu peneliatian atau wawancara mengenai sejauh mana para pelajar mempomosikan suatu daerah seperti umkm dan dll melalui media sosial.”

 

Masih kurang konten creator disetiap daerah. Dimana ini menjadi tantangan untuk meningkatkan lagi karena sudah banyak informasi yang tersebar di internet. Konten itu bersifat 2B (bermanfaat dan benar). Untuk era sekarang Gajah mati meninggalkan gading manusia mati meninggalkan konten. Oleh karena itu kita harus meninggalkan jejak digital yang baik. 

Kita harus mengevaluasi bahwa tujuan Pendidikan itu mempengaruhi produksi yang kita buat. Bisa dikatakan kegagalan Pendidikan jika siswa atau pelajar tidak bisa memproduksikan konten apapun. Tidak menutup kemungkinan bahwa dunia perkuliahan menentukan potensinya. 

Applikasi saja yang bukan manusia memiliki perizinan, maka itu jika kita membuat konten kita harus bersikap sopan, dan memiliki etika. Karena tidak semua hal bisa kita rekam tanpa perizinan. jadi kita harus mempunyai kesadaran bahwa apa yang kita lakukan itu terekam oleh orang lain.

Lebih dari sepertiga orang tua di Indonesia tidak pernah membicarakan keamanan online dengan anaknya. Solusinya adalah sebagai orang tua harus sering mengajak ngobrol dengan anaknya. Untuk keamanan di whatsapp kita bisa mengaktifkan fitur “Lock Whatsapp’, Menghilankan Last Seen, mengatur profile photo agar hanya dilihat orang orang yang ada di kontak kita, mengdeactivate whatsapp pada ponsel yang hilang dan meng-log out whatsapp yang masuk pada Whatsapp Web.

Metode yang bisa diajarkan pada anak agar mengerti keamanan digital adalah dengan membuat konten tentang apa yang boleh atau tidak, membuat konten tentang tujaun berinternet, mengumpulkan 25 pemberitan yang sesuai dengan minat dan bakatnya, membuat konten tentang biografi tokoh, membuat konten tentang produk UMKM, dan membuat konten tentang lokasi wisata.

 

Pada pukul 09:55 narasumber kedua selesai menyampaikan materinya. Selanjutnya pada pukul 09:58 moderator beralih kepada narasumber ketiga yaitu bapak Aldeva Ilhami, M.Pd, beliau adalah seorang Youtube Content Creator Pekanbaru, Mendeley Advisor dan Dosen Tadris IPA. Beliau akan menyampaikan materi tentang Mengubah Mindset Konsumtif Menjadi Produktif

Summary : “Melalui literasi digital kita bisa menguab masyarakat yang hanya konsumtif terhadap media sosial bisa menjadi produktif di media sosial salah satunya bisa menjadi seorang Youtube Content Creator.”

Masyarakat Indonesia berada pada era digital. Aspek Kehidupan Tidak Terlepas Dari Penggunaan Dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi (InformationAnd Communication Technologies). Terjadi Pergeseran Pola pikir, Pola Sikap Dan Pola Tindak Masyarakat Dalam Akses Dan Distribusikan Informasi. Masyarakat Indonesia Akan SemakinMudahDalam Mengakses Informasi MelaluiBerbagai Platform Teknologi Digital Yang Menawarkan Inovasi Fitur Dari Medium Komunikasi Yang Kian Interaktif. “Masyarakat digital (digital society) adalah realitas hidup di abad 21 dimana Manusia dalam berbagai sector kehidupannya terpaut dengan ICT dan Teknologi Digital”.

Sensus penduduk 2020 mencatat total populasi Indonesia mencapai 270,2 juta jiwa, naik 32,6 juta jiwa dibandingkan 2010. Mayoritas penduduk Indonesia dari generasi Milenial dan generasi Z. Ciri Ciri Generasi Digital yaitu Identitas, Generasi digital sangat marak untuk membuat ukun media sosial di Instagram, Facebook, Twitter, Path, tiktok, Youtube, sebagai eksistensi diri.  Proses Belajar, Generasi Digital Selalu Mengakses Google, Yahoo, atau mesin pencari lainnya sehingga kemampuan belajar jauh lebih cepat karena segala informasi ada di ujung jari mereka. Kebebasan berekspresi, Generasi digital cenderung ingin memperoleh kebebasan dan tidak suka diatur/dikekang. Internet menawarkan ruang bagi mereka untuk berekspresi. Dan privasi, Generasi digital cenderung lebih suka blak blakan, terbuka dan berpikir agresif.

Lebih dari Separoh Masyarakat Indonesia adalah pengguna media sosial yang aktif. 59% Pengguna Media Sosial Aktif. Dan Hampir Separoh waktu ber-internet adalah untuk media sosial. Jika dilihat dari parameter, banyak hal yang dapat terjadi dalam satu menit. Menurut Lori Lewis and Officially Chadd on Visual Capitalist, sekitar 1 Juta orang membuka Facebook dan 4,5 Juta video ditonton via Youtube. Jika seluruh aktivitas dalam 60 detik di Internet dikumpulkan, hasilnya terlihat angka-angka yang cukup mengagumkan. 

Mengapa Youtube Content Creator? karena kita bisa berbagi informasi yang positif (sharing), menyalurkan hobi atau passion, dan juga bisa memperole penghasilan. Kita bisa memilih bentuk konten Youtube yang akan kita buat, seperti vlog, webinar, challenge, podcast, question & answer, tutorial, film pendek, reaction video, parody, DIY, ataupun cover lagu.

Cara membuat channel Youtube yang pertama kita harus memiliki akun google atau gmail, lalu membuka situs Youtube, kemudian membuka daftar channel dan membuat channel baru, selanjutnya mengisi nama channe, deskripsi, pengaturan lainnya, dan terakhir memverivikasi akun. Selain itu dalam membuat konten kita harus mempersiapkan beberapa hal seperti peralatan Recording dan pendukung lainnya, membuat rancangan ide/konsep dan memiliki software/program editing video. Tahapan pembuatan konten adalah Prapoduksi, produksi, Editing lalu Publikasi. Menghasilkan uang di Youtube bisa melalui AdSense dan paid promote.

 

   Pada pukul 10.16 narasumber ketiga selesai menyampaikan materinya. Selanjutnya pada pukul 10.18 moderator mempersilahkan narasumber terakhir untuk menyampaikan materinya yaitu bapak Virgo Sulianto Gohardi, SH, beliau adalah seorang  Majelis Hukum dan HAM PP Muhammadiyah. Beliau akan menyampaikan materi tentang Konten Youtube dan Hak Cipta..

`Summary : “ Konten kreatif yang mengunggah video nya menjadi lahan pendapatan, maka itu memunculkan HAKI atau Batasan Batasan terhadap produk yang dia hasilkan. HAKI, adalah hak untuk menikmati hasil dari suatu kreativitas intelektual. Pengahrgaan atas hasil karya yang telah dihasilkan yaitu perlindungan hukum bagi kekayaan intelektual tersebut. Untuk mendorong dan menumbuh kembangkan semangat terus berkarya dan mencipta.”

Youtube menjadi platform digital untuk menikmati video gratis, memungkinkan orang untuk mengungga dan berbagi video, fenomena konten kreatif untuk membagikan video dan mendapatkan income naum persoalan income berkaitan dengan konsekuensi Batasan melibatkan orang lain atau hasil karya orang lain. 

HAKI, adalah hak untuk menikmati hasil dari suatu kreativitas intelektual. Pengahrgaan atas hasil karya yang telah dihasilkan yaitu perlindungan hukum bagi kekayaan intelektual tersebut. Untuk mendorong dan menumbuh kembangkan semangat terus berkarya dan mencipta.

Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (UU Nomor 28 tahun 2014). Perlindungannya bersifat otomatis, Saat Ide Diwujudkan dalam bentuk nyata/konkrit maka ciptaan tersebut telah dilindungi. Tanpa Mensyaratkan pencatatan (Tercatat maupun tidak tercatat tetap dilindungi). Jangka Waktu Perlidungan Hak Cipta: Perlindungan Hak Cipta : 

Seumur Hidup Pencipta + 70 TahunProgram Komputer : 50 tahun Sejak pertama kali dipublikasikan.

Pelaku : 50 tahun sejak pertama kali di pertunjukkan

Produser Rekaman : 50 tahun sejak Ciptaan difiksasikan

Lembaga Penyiaran : 20 tahun sejak pertama kali di siarkan.

Maka hindari pelanggaran seperti menghindari penggunaan gambar yang sudah dibuat orang lain, dengan kata lain usahakan membuat sendiri. Bila ingin memakai gambar orang lain, hubungi pemilik konten, dan meminta izin. Karena menurut Pasal 113 ayat 3, UU No.28 Tahun 2014 : Pidana Penjara paling lama 4 Tahun dan/atau pidana denda paling banyak 1 Milyar.

Pemaparan materi selesai pada pukul 15.35, setelah itu pada pukul 15.36 moderator beralih ke sesi tanya jawab antara penanya dan narasumber. Ada empat penanya yang sudah terpilih dan berhak mendapatkan e-money sebesar Rp. 100.000,-

  1. Robi A. memberikan pertanyaan kepada bapak Karlina Octaviany, M.Sc

Q : ketika kita merintis  karir di dunia youtube pasti kita tidak dikenal oleh netizzen bagaimana cara kita agar konten konten kita dapat menarik minat masyarakat agar mau menonton kita tanpa membuat konten prank yang bisa menimbulkan masalah?

A : Ketika kita memproduksikan kita juga berposes menjadi konten creator. Tapi kita harus ingat berapa pun jum;ah followersnya kita harus menyebarkan konten positif. Yang bisa dilkakukan adalah kita harus mempelajarai algoritma youtube, selain itu kita bisa mencari pencarian autotext, jadi pastikan judul, deskripsi dan metatext nya harus ada dan menarik. Karena itu mempengaruhi input pencarian orang.

  1. Adam Permana memberikan pertanyaan kepada bapak  Hariqo Satria, M.HI

Q : Bagaimana caranya untuk konsisten dalam membuat konten yg positif dan menarik? Sementara banyak konten negatif yg digemari masyarakat?

A : Yang pertama kita mmbuat naskah dulu, lalu kita tanyakan orang lain mengenai naskah yang telah dibuat. naslkah nya bisa mengani passion atau hal yang kita suka, lalu kita bisa hafalkan naskah tersebut. Kita bisa juga menyediakan konten yang digemari banyak orang.  Trend konten sekarang karena adanya meta awareness atau tayangan settingan. 

  1. Audi memberikan pertanyaan kepada bapak Aldeva Ilhami, M.Pd

Q : Bagaimana cara bersaing dengan youtuber yang notabennya artis dan sudah terkenal? Sementara konten kreator pemula hanyalah orang biasa?

A : Tantangan pertama adalah Ketika kita membuat video dan kita upload kita harus yakin kalua konten itu brmanfaat untuk orang lain. kalua kita bukan artis tapi kita bisa dikenal melalui karya kita. Dan kita harus pilih konten apa yang kita pilih untuk dibagikan kepada orang lain. Selain itu juga butuh konsisten dan memperhitungkan pergerakan youtube nya. Kita harus pertimbangkan judul, thumbnail yang menarik perhatian orang.  

 

  1. Luwar Suryono memberikan pertanyaan kepada bapak Virgo Sulianto Gohardi, SH

Q : Apakah HaKI harus kita tanamkan dalam kehidupan kita? jika iya menurut bapak kenapa, dan sebaliknya jika tidak?

A : Pastinya penting sekali seperti kita menghargai HAK asasi manusia antar sesama, dan HAK perlindungan atas karya. Namun, memang tidak terlihat secara langsung namun jika sudah terjadi itu akan terasa. Dimana bisa mengganggu cara ia berkarya dan juga income nya.   

Sesi tanya jawab selesai pada pukul 10:58 selanjutnya moderator kembali menyapa Key Opinion Leader Rezky. Beliau mengatakan, penting sekali car akita menemukan riset konten kita dan audience nya siapa. Kenali siapa diri kita, konten kita, dan kepada siapa konten kita beri. Kita memang bukan Youtuber terkenal tapi kita bisa dikenal melalui ranah kita masing-masing. Jika kita ingin membuat konten apapun, kita harus punya draft/tulisan, untuk menstruktur konten kita, apa yang akan kita buat sehingga lebih rapih dan terstruktur. Banyak platform yang bis akita temui untuk mengetahui cara cara dan belajar membuat tulisan. Kita bisa memulai bertanggung jawab dari apa yang kita lakukan, mengenai HAKI, apapun yang sudah kita bagikan pada sosial media itu sudah menjadi bukti kita. Maka itu jangan meniru tetapi ambil hal terpenting dan mengolah ulang konten tersebut. 

Setelah berbincang-bincang dengan key opinion leader selesai, moderator memberikan kesimpulan dari pemaparan materi-materi webinar sesi siang ini dan mengumumkan enam pemenang lainnya yang berhasil mendapatkan voucher e-money sebesar Rp. 100.000. Moderator mengucapkan terima kasih kepada keempat narasumber, key opinion leader, dan seluruh peserta webinar. Pukul 11.15 webinar literasi digital hari ini selesai, moderator menutup webinar ini dengan mengucapkan salam, terima kasih dan tagline Salam Literasi Indonesia Makin Cakap Digital!