Webinar Literasi Digital: Menjaga Kualitas Belajar di Rumah

Webinar Literasi Digital: Menjaga Kualitas Belajar di Rumah

RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU- Webinar literasi digital pada siang ini, Sabtu, 28 Agustus 2021 dimulai pukul 14:00 yang dibuka oleh moderator, Lisa Maisyurah. Moderator membuka acara dengan salam, tagline webinar literasi digital “Salam Literasi Indonesia Makin Cakap Digital”, dan doa bersama. Moderator menyapa para narasumber, key opinion leader, dan seluruh peserta webinar. Tema pada siang ini adalah “Literasi Digital: Menjaga Kualitas Belajar dari Rumah”. Moderator memersilahkan seluruh peserta webinar untuk berdoa dan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya. 

Acara selanjutnya, para narasumber, key opinion leader, dan seluruh peserta mendengarkan sambutan dari keynote speech yaitu, Samuel A. Pangerapan selaku Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo. Dilanjutkan dengan moderator menyapa key opinion leader, @meganovelia selaku Mompreneur, owner kelas main @rumahmandar @mimema_kids @kanayo_laukModerator menyapa dan berbincang dengan key opinion leader pada pukul 14.10.

Moderator melanjutkan dengan membacakan tata tertib selama berjalannya webinar literasi digital. Setelah membacakan tata tertib, pukul 14.20 narasumber pertama yaitu, Deden Mauli Drajat, M.Sc, membawakan materi Kecakapan Digital. Beliau adalah seorang Direktur Eksekutif Pusat Pengkajian Komunikasi dan Media (P2KM) UIN Jakarta. Materi yang disampaikan adalah “Mejadi Pelajar Cerdas Dan Cakap Digital”.


SUMMARY: Tidak ada media yang sempurna sama halnya seperti manusia, pasti ada kurangnya. Pilihlah media yang cocok yang dapat digunakan untuk pembelajaran sesuai kebutuhan. Penting juga membuat kesepakatan antara pengajar dan siswa terkait media pembelajaran yang akan digunakan bersama.

Internet sehat adalah semua aktivitas digital yang berisi konten-konten positifdan memberikan manfaat untuk kehidupan kita. Banyak sekali manfaat internet bagi Pendidikan antara lain; sarana  mencari informasi, sarana mempermudah pencarian referensi, sebagai sarana pembelajaran, menyediakan fasilitas multimedia, penyedia sumber informasi yang relative murah, penyedia sumber pembelajaran tambahan, sarana mencari beasiswa, mendorong penguasaan Bahasa asing, mendorong kereativitas dan kemandirian, sarana Pendidikan jarak jauh, dan sarana penyimpnana informasi.

Tips belajar online, buat akun dengan nama sendiri, lindungi akun dengan password yang baik, persiapkan bahan-bahan penunjang pembejalaran, ekspresikan kebaikan tingkah laku dan tuturan (lisan dan tulisan), pertimbangkan dahulu sebelum mengirim (memproduksi) sesuatu dan jangan menyebarkan hoaks. Tidak semua aplikasi, cocok di segala medan, pertimbangkan aspek sosial ekonomi dan jaringan siswa, daftar aplikasi yang bisa dipergunakan, zoom, G-Meet, Whatsapp, Microsoft 365, dan lain sebagainya.

 

Setelah itu, moderator beralih ke narasumber kedua yaitu, Dr. Koswanto, SP, M.Si. menyampaikan materi pada pukul 14.39. Beliau adalah seorang Direktur Inmarco.id. Materi yang disampaikan berjudul “Keamanan Berinternet: Tips Dan Pentingnya Internet Sehat”.

SUMMARY: Bahwa segala sesuatunya memang selalu berkembang, kita ikuti perkembangan zaman. Lakukan pengamanan yang kuat untuk akun kita saat berselancar di internet. 

Jejak digital atau digital footprint adalah tapak data yang tertinggal setelah kita beraktivitas di dunia digital. Jejak digital yang bisa ditinggalkan antara lain postingan media social, pencrian di google, tontonan di youtube, pembelian di marketplace, jalur ojek online, games online yang dimainkan, apps yang diunduh, music online yang diputar, situs web yang dikunjungi dan sebagainya.

Banyak sekali bahaya yang ditimbulkan dengan menyisakan jejak digital, sebagai berikut:

  1. Digital Exposure: Menyebabkan kerugian yang cukup parah. Seperti pencurian identitas atau tindakan kriminal lainnya.

  2. Phishing:  Serangan manipulatif ini bisa membahayakan pengguna dengan membobol data penting kita, seperti rekening ATM atau berbagai file berharga di tempat kerja

  3. Reputasi Profesional : riset career builder pada tahun 2017 silam, hampir 70% perusahaan di USA menggunakan media sosial untuk melirik profil pencari kerja

Ada beberapa tips yang bis akita perhatikan untuk menangani jejak digital, yakni tinggalkan jejak digital yang baik/positif. Saring sebelum sharing, jangan mengunggah data pribadi seperti ktp, sim, passport dsb. Baca syarat dan ketentuan ketika mengunduh aplikasi atau membuat akun media sosial. Hapus akun email, medsos atau platform lain yang sudah jarang/tidak digunakan. Hapus posting masa lalu yang tidak penting. Lakukan pengecekan berkala, hapus log/history yang sudah tidak relevan. (jika memungkinkan) gunakan aplikasi dalam mode incognito/ private/ tanpa akun.

Materi selanjutnya disampaikan oleh narasumber ketiga yaitu Hj. Elmi Gurita, M.Pd. pada pukul 15.02. Beliau selaku Kepala SMK Negeri 1 Rimba Melintang. Materi yang disampaikan adalah “Bijak Berkomentar di Dunia Digital”.

SUMMARY: Di dalam bijak berkomentar kata kunci nya adalah kita harus punya etika, bertoleransi dan sikapilah ujaran kebencian dan hoax dengan sikap bijaksana. 

Semua dari kita penring untuk menguasai teknologi baik peran kita sebagai orang tua atau pendidik karena teknologi saat ini memang sangat kita butuhkan. Yang harus kita perhatikan sekali dalam berkomentar di dunia maya adalah etika, jangan sampai kita terjerat kasus hukum karena berkomentar. Kita harus bijak berkomentar di dunia digital. Kita harus sadar dan mengingat bahwa komentar kita akan dibaca oleh orang lain maka kita harus berhati-hati. Bahasa yang digunakan juga bahasa yang sopan dan juga santun. Ciptakan komunikasi yang sehat yakni komunikasi yang tidak menimbulkan masalah dikemudian hari. Kemudian dalam kita berinteraksi usahakan yang disampaikan adalah ilmu yang bemanfaat untuk orang lain. Jika kita mengikuti etika-etika tersebut maka tidak akan ada hoaks yang kita sebarkan. 

Jika ada informasi yang kita dapatkan namun tidak ada manfaatnya maka jangan disebarluaskan lagi cukup selesai di kita saja. Dengan adanya kondisi yang beranekaragam maka kita dituntut untuk bertoleransi agar dalam berkomentar dan interaksi yang dilakukan kita dapat menyampaikan hal yang baik. Kita sampaikan hal-hal yang menyejukan bukan membuat suasana menjadi tidak kondusif. Media sosial manfaatkan untuk komunikasi yang baik, gunakan untuk menambah ilmu dan proses pembelajaran bukan tempat untuk menghabiskan waktu sia-sia. 

Materi keempat disampaikan oleh Sudirman, S.Pd, M.Pd. Beliau selaku Ketua KPU Kab. Meranti. Pemaparan dimulai pada pukul 15.23. Materi yang disampaikan oleh narasumber keempat berjudul “Optimalisasi Pendidikan Berbasis Digital”.

SUMMARY: Fasilitas sangat menunjang pembelajaran online namun tidak semua perserta didik punya fasilitas tersebut, sulit sekali melakukan bounding untuk menerapkan karakter karena yang terjadi hanya penilaian tekstual. 

Digitalisasi Adalah Proses perubahan cara dari yang konvensional ke arah digital yang efisien dan efektif. Digitalisasi pendidikan merupakan upaya untuk menunjang proses ajar-mengajar secara virtual tanpa mengurangi esensi dalam penyampaian materi pembelajaran. Dampak Positif Digitalisasi Dunia Pendidikan; 

  1. Praktis

  2. Fleksibel

  3. Efisien

  4. Dokumentasi yang Mudah

  5. Belajar Privat

  6. Up to Date

 

Dalam transisi ke media digital ini banyak problematika yang dihadapi oleh dunia pendidikan terkait digitalisasi ini, belum tersedianya fasilitas yang memadai, mengabaikan pembangunan karakter siswa, peserta didik kurang menyerap pelajaran di berikan/kurang focus, guru tidak dapat mengawasi di saat proses belajar daring. Ada tenaga pengajar yang belum melek digitalisasi. Guru harus mempersiapkan konsep belajar daring, penilaian etika, dan telaah penugasan untuk siswa. Konsep pembelajaran dari yang perlu diperhatikan antara lain; menetapkan manajemen waktu, mempersiapkan teknologi yang dibutuhkan, melatih konsentrasi dan fokus belajar, menjaga hubungan sosial, kerjasama guru dan orang tua siswa. 




 

Setelah sesi pemaparan materi bersama para narasumber selesai, moderator beralih ke sesi tanya jawab dan diskusi antara penanya dan narasumber. Ada sepuluh penanya yang sudah terpilih dan berhak mendapatkan hadiah voucher e-money sebesar 100 ribu rupiah.

 

  1. Alit Verfitasari memberikan pertanyaan kepada Deden Mauli Drajat, M.Sc..

Q : Bapak bagaimana memberikan pendidikan literasi digital sejak dini agar anak-anak tahu bagaimana pentingnya digital skill atau kecakapan digital tetapi juga beretika, tahu batasan serta sopan santun, bertanggung jawab dalam penggunakan internet dan berselancar di dunia digital?  Kecakapan apa yang perlu dikuasai kususnya bagi anak anak yang masih di bangku sekolah, apakah ada batasannya atau justru dianjurkan menguasai kecakapan digital seluas luasnya? bagaimana menurut pandangan bapak?

A : Anak yang lahir dan besar disaat dunia digital ini sangat berkembang dengan itu mereka sangat cakap sekali menggunakan dunia digital. Maka untuk generasi ini masalahnya bukan ada pada kecakapannya, permasalahannya adalah tentang etika digital. Anak diajak diskusi tentang yang mereka tonton dan damping, jangan sampai ketika anak sudah kecanduan kita baru menyadari. Kita harus memberika Batasan-batasan karena banyak sekali informasi dan konten yang tidak cocok untuk anak-anak. 

 

  1. Otniel memberikan pertanyaan kepada Dr. Koswanto, SP, M.Si

Q : Bagaimana jika ada pihak yang membuat google form palsu dan membuat URL shortener yang mirip dengan aslinya yang dikhawatirkan sebagai tindakan phising? Adakah langkah sebagai antisipasi dari hal tersebut?

A : Sebenarnya untuk pendaftaran saja tidak ada data khusus yang diberikan, jika ada g.form yang meminta data yang lebih personal, maka kita harus cek link nya apakah benar dari pihak terkait. Kita juga perlu melakukan cek kolabolari. 

 

  1. Atiyah memberikan pertanyaan kepada Hj. Elmi Gurita, M.Pd 

Q : Anak² kecil (SD) sekarang masuk langsung belajar dengan metode daring, sehingga mereka tidak biasa ketika menyapa gurunya harus salim dan sapa, tidak tau bagaimana caranya bersosialasi dengan temannya, saat daring mematikan camera dll, karena mereka masih dibawah umur, apakah bisa dikatakan tidak beretika?

A : Jika gurunya sudah bertanya kabar dengan santun, saya rasa karakter ini lambat laun akan tertanam dari diri anak. Kalua memang sekolah merancang dan menanamkan karakter yang baik maka say arasa akan berjalan dan tertanam. Namun jika dari sekolah belum seperti itu maka inilah peran penting yang di Pundak oran tua.

 

  1. Muhammad Fikri Muzaki memberikan pertanyaan kepada Sudirman, S.Pd, M.Pd (Budaya Digital).

Q : Pembelajaran jarak jauh (daring) ini sering menggunakan zoom meet, google classroom, e-learning, dll. Layanan daring ini biasanya mengakses data pribadi pengguna, seperti TTL, no. TLP dan email yang terkadang bisa kita berikan dengan begitu mudahnya. Sementara, para pelaku cyber crime semakin cerdik. jadi, Bagaimana caranya menjaga keamanan data pribadi saat menggunakan layanan daring?

A : harus dikonfirmasi kepada pihak terkait, jangan berikan dengan mudah. Ada 3 hal yang perlu jalan beriringan untuk sukses nya Pendidikan, yang pertama tenaga Pendidikan, lingkungan dan orang tua. Ketiga unsur ini harus saling support. 

 

Sesi tanya jawab selesai pada pukul 16.08. Moderator kembali memanggil Key Opinion Leader, @meganovelia. Moderator bertanya kepada Key Opinion Leader seputar pengalaman yang dialami dalam menggunakan aplikasi dan pengguna aktif media sosial.

 

@meganovelia: Semoga sistem Pendidikan berkembang terus untuk menyesuaikan optimalisasi sesuai dengan tingkat Pendidikan masing-masing agar tujuan Pendidikan tetap terpenuhi. Sebagai orang tua perlu terus belajar skill digital agar maksimal saat membersamai anak saat belajar. 

 

Setelah berbincang-bincang dengan Key Opinion Leader selesai, moderator memberikan kesimpulan dari pemaparan materi-materi webinar sesi siang ini. Moderator mengucapkan terima kasih kepada keempat narasumber, Key Opinion Leader, dan seluruh peserta webinar pada sore ini. Pukul 16.26 webinar literasi digital hari ini selesai, moderator menutup webinar ini dengan mengucapkan salam, terima kasih dan tagline Salam Literasi Indonesia Cakap Digital. 

Salam Literasi, Indonesia Makin Cakap Digital!