Hadiah 17 Agustus: Masyarakat yang Tak Merdeka Karena PPKM

Hadiah 17 Agustus: Masyarakat yang Tak Merdeka Karena PPKM

RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Jelang perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus mendatang, sejumlah mayarakat menilai makna kemerdekaan tak lagi dirasakan. Situasi pandemi serta kebijakan PPKM saat ini malah menyulitkan, terutama pengusaha dan pedagang kecil.

"Merdeka secara kata tidak pada kenyataannya. Semakin hari harusnya negara ini makin maju. Kalau kulihat dari situasi yang ada sekarang ini terutama di masa pandemi, Indonesia belum bisa dikatakan merdeka karena belum bisa menyelesaikan masalah Covid-19. Merdeka dari serangan penjajah, tapi enggak sanggup melawan wabah," ucap warga Pekanbaru Eka, kepada Haluan Riau, Minggu (15/8/2021).

Dikatakan Eka, pemerintah hanya mampu mengeluarkan regulasi tanpa menimbang keadaan di lapangan. Eka menyebut akibat perpanjangan PPKM, banyak dari pedagang kecil yang usahanya mati, juga soal penyekatan jalan yang mengakibatkan macet di mana-mana.


"Pemerintah pandai mengeluarkan regulasi, tapi tidak menyesuaikan dengan yang ada di lapangan. PPKM ini bukan mempermudah masyarakat kutengok. Pedagang kecil mati usahanya, macet di mana-mana. Kayak enggak ada guna PPKM ini. Udah dipakai upaya lockdown, PSBB. Ni ya PPKM level 4 sampai 100 pun enggak selesai-selesai masalah Covid-19 ini," ujarnya

"Disuruh vaksin? Tapi stok vaksin kadang ada kadang enggak. Ini yang buat masyarakat muak dengan pemerintah," tambahnya

Sementara itu, menyinggung peringatan 17 Agustus yang biasa digelar meriah tiap tahun, Eka mengatakan kebijakan PPKM ini membuat suasana sepi. Kegiatan kemerdekaan dan lomba-lomba tak bisa gelar.

"Gara-gara PPKM acara 17 Agustusan sepi. Kegiatan, lomba-lomba enggak boleh digelar. Digelar enggak digelarpun tetap gini-gini aja keaadannya. Aku lihat kabar upacara disiarkan secara online. Miris," tutupnya.

Hal senada diungkapkan warga Pekanbaru lainnya, Riki Cahyad. Ia mengatakan pemerintah harus lebih tanggap dalam mengatasi pandemi Covid-19 tanpa harus mengorbankan kebutuhan rakyat kecil. Ia juga menyebut kebijakan PPKM dinilai tak efektif.

"Udah masuk tahun ke dua perayaan kemerdekaan negara saat pandemi ini, seharusnya pemerintah lebih tanggap dalam menanggulangi tanpa mengorbankan kebutuhan rakyat kecil. Rasanya kemerdekaan direnggut dengan PPKM. Banyak karyawan harus dirumahkan tanpa gaji, padahal masyarakat juga butuh makan, bayar listrik dan biaya sekolah. Penerapan PPKM juga tidak terlalu efektif," ujarnya.

Dijelaskan Cahyad, masyarakat sebenarnya paham dengan bahaya Covid-19. Namun ia meminta pemerintah juga paham akan kebutuhan masyarakat. Bila keadaan terus-terusan begini, angka kemiskinan akan meningkat. Sedangkan menanggapi perayaan 17 Agustus nanti, dikatakan Cahyad semangat kemerdekaan masyarakat sudah berkurang. Apalagi cara pemerintah kerap melukai hati masyarakat. 

"Sekarang euforia perayaan kemerdekaan dan semangat kemerdekaan makin berkurang dari tahun ke tahun. Kami berharap pemerintah lebih baik lagi dalam menyelasaikan Covid-19. Masyarakat dilarang keluar mencari nafkah sedangkan WNA masuk ke negara kita. Ini melukai hati kami, selaku masyarakat," tegasnya
 



Tags Corona