Program Replanting Berjalan Baik, Kadis Pertanian Kuansing: Kita Harap Semua Pihak Terus Mendukung

Program Replanting Berjalan Baik, Kadis Pertanian Kuansing: Kita Harap Semua Pihak Terus Mendukung

RIAUMANDIRI.CO, TELUK KUANTAN - Program replanting atau Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) bagi petani di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, dinilai berjalan dengan baik. Pada program PSR tersebut, Kuansing mendapatkan jatah peremajaan sawit dari pemerintah pusat seluas 5.950 hektare.

Hal itu dikatakan Kepala Dinas (Kadis) Pertanian Kuansing Ir. Emmerson. Menurutnya, kelompok tani yang ikut peremajaan tanaman kelapa sawit ini tersebar di beberapa desa yang tergabung sebagai anggota KUD di Kecamatan Singingi dan Kecamatan Singingi Hilir, yakni Desa Simpang Raya, Sungai Buluh, Sungai Kuning, Petai Baru, Sungai Sirih, Air Emas, Pasir Emas, Sungai Bawang, Sumber Datar dan Sungai Keranji.

"Program PSR bantuan pusat untuk petani sawit di Kuansing itu dimulai dari Juli 2020, hingga saat ini terus berjalan dengan baik. Dari total luas 5.950 hektare dan dikurangi dari beberapa petani yang mengundurkan diri, semua itu sudah tercapai.," ujar Emmerson, Rabu (28/4/2021).


Dijelaskannya, petani yang ikut program PSR ini tergabung sebagai anggota KUD. Lokasinya tersebar di 10 Desa, dan pengelolaannya dilakukan oleh sejumlah KUD. Sedangkan pengerjaannya bervariatif, ada yang sudah tanam, ada sedang tanam dan ada pula sedang proses tumbang chipping. Secara keseluruhan di lapangan berjalan dan berprogres dengan baik.

Emmerson berharap, semua pihak terus mendukung program tersebut agar berjalan lancar dan sukses. Karena menurut dia, replanting adalah program nasional untuk meningkatkan produktivitas tanaman yang tentunya berdampak kepada peningkatan pendapatan petani, sebab penghasilan mereka menurun sawit tidak produktif karena sudah berusia di atas 25 tahun.

Ketua Forum KUD Ronald Sihombing didampingi Sekretaris dan pengurus lainnya ketika dikonfirmasi mengatakan, pengerjaan program PSR di 10 wilayah desa yang ikut peremajaan itu terus berjalan sebagaimana yang direncanakan oleh masing-masing KUD. Proses tumbang chipping hingga penanaman terus dilakukan oleh pihak ketiga sesuai dengan regulasi, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis yang dibuat oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

"Kita bersyukur progres di lapangan sampai saat ini terus berjalan sebagaimana yang diharapkan. Karena kan waktu pengerjaan dilapangan variatif, contohnya desa Sungai Buluh yang luasnya mencapai 668 hektare, itu sudah rampung sampai penanaman. Contoh lainnya Desa Sungai Kuning, dengan luas 764 hektare, saat ini sedang perampungan penanaman," ungkapnya.

"Begitupun Desa Simpang Raya dan Desa lainnya itu semua variatif, ada yang sedang tanam, ada yang sudah selesai tumbang civing dan ada pula sedang melakukan proses tumbang chipping. Artinya, semua progres berjalan, mulai dari proses tumbang chipping hingga suplai bibit unggul bersertifikasi dari pihak PPKS itu, semua terlaksana dengan baik," jelas Ronald.

Di sisi lain Ronald menambahkan, meskipun ada sejumlah petani yang menyatakan mundur dari program tersebut, hal itu tidak membuat kendor semangat pihaknya untuk menuntaskan program peningkatan pendapatan petani melalui peremajaan sawit yang digagas pemerintah pusat itu.

"Jadi, memang ada sejumlah petani yang mundur dari program PSR ini. Alasanya sama yaitu, mereka berubah pikiran dan masih sayang kebunnya ditumbang, karena harga sawit sedang mahal. Dan mereka masih membutuhkan hasil dari kebun itu untuk memenuhi biaya hidup. Ya, kita tidak bisa paksakan juga karena memang itu hak mereka. Yang jelas kita sesuai aturan, kalau mereka mundur harus membuat surat pernyataan bermaterai dan kita laporkan kepada BPDPKS," ungkapnya.

Sementara itu, Direktur PT Guna Tata Wahana (GTW) Alexander Pranoto, pihak yang melaksanakan pekerjaan tumbang chipping hingga kesiapan lahan untuk ditanam pada program PSR tersebut mengatakan, dirinya berkomitmen menuntaskan pekerjaan sesuai dengan perjanjian dalam kontrak yang sebelumnya sudah disepakati bersama dengan pihak-pihak KUD diwilayah kerja PSR.

Tumbang dan chipping dijelaskan Alex, adalah proses penumbangan pohon kelapa sawit dan dilanjut proses chipping atau cacah untuk mempercepat proses pembusukan dan menghindarkan serangan kumbang kelapa. "Pastinya kita komitmen untuk menuntaskan pekerjaan sesuai dengan perjanjian yang tertuang dalam kontrak. Khusus untuk progres tumbang chipping tidak lama lagi semuanya rampung, karena kita menurunkan peralatan kerja yang bagus dan tenaga kerja berpengalaman.

"Jadi kami dari perusahaan GTW tidak semata-mata mencari keuntungan, karena harga yang kita berikan ke petani sudah sangat murah. Silahkan saja bandingkan dengan daerah lain, saya pastikan kita yang termurah. Mengapa demikian, ini sebagai bukti kita sepenuhnya mendukung PSR yang merupakan program nasional untuk peningkatan pendapatan petani berkelanjutan," kata Alex.



Tags Kuansing