Karhutla di Kampung Temusai Siak, Bapekam: Itu Lahan PT TKWL

Karhutla di Kampung Temusai Siak, Bapekam: Itu Lahan PT TKWL

RIAUMANDIRI.CO, SIAK - Terkait kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kampung Temusai Kecamatan Bungaraya, Kabupaten Siak yang terjadi beberapa hari lalu, didapat informasi diduga terjadi di lahan milik PT TKWL (Teguh Karsa Wahana Lestari).

Hal itu disampaikan Ketua Badan Permusyawaratan Kampung (Bapekam) Kampung Temusai, Surat kepada riaumandiri.co.

"Masyarakat tidak ada yang punya lahan di situ. Setahu saya itu punya PT TKWL," kata Surat, Sabtu (13/3/2021).


"Karena selama ini kami menggarap di sana pun tidak boleh. Wilayahnya masuk Kampung Temusai, cuman itu punya PT TKWL," imbuh Surat.

Sedangkan Humas PT TKWL, Aldy Siregar, ketika dikonfirmasi mengenai hal ini tidak mengangkat telepon.

Kepala Daops Manggala Agni Siak, Ihsan Abdillah menjelaskan, kebakaran lahan di lokasi itu saat ini sudah padam.

"Pemadaman selama delapan hari, sejak (6/3/2021) sampai sore hari ini (13/3/2021), dan tim sudah pulang," ujar Ihsan Abdillah.

"Luas lahan yang terbakar lebih kurang sepuluh hektare," kata Kadaops Manggala Agni Siak.

Sambungnya, lokasi merupakan lahan gambut. Ia juga menjelaskan bahwa di lokasi angin berhembus kencang serta berubah-ubah arah. Penyiraman di lokasi tidak bisa hanya satu kali, harus berkali-kali. Kendala sumber air yang jauh bisa diatasi dengan membuat embung menggunakan escavator.

Di lokasi ini tim menggunakan dua unit escavator untuk penyekatan, dari Dinas PU Tarukim (Pekerjaan Umum,Tata Ruang dan Pemukiman) Siak. Tim pemadaman terdiri dari, Manggala Agni, TNI, Polri, BPBD/Damkar, RPK PT. TKWL dan MPA.

Sebelumnya, Kepala Pemadam Kebakaran BPBD Siak Iwan Priyatna mengatakan, Kebakaran lahan terjadi sejak Sabtu (6/3/2021) sore. Ia mengatakan bahwa luas lahan yang terbakar belum diukur secara pasti. Saat ini diperkirakan mencapai tiga hektare lebih.

"Suasana di lokasi masih berasap walaupun sudah diguyur hujan, dan sekarang ini kami masih memadamkan sisa bara yang masih hidup di dalam gambut dan di kayu-kayu lapuk," kata Iwan Priyatna, Minggu (7/3/2021).