14 Provinsi Mulai Belajar Tatap Muka, Ketua DPD RI: Jangan Jadi Klaster Baru Covid-19

14 Provinsi Mulai Belajar Tatap Muka, Ketua DPD RI: Jangan Jadi Klaster Baru Covid-19

RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Ketua DPD RI AA LaNyalla Mattalitti mengingatkan 14 provinsi yang menyatakan siap menerapkan belajar tatap muka di awal ajaran semester genap 2020/2021 untuk tidak mengabaikan penyebaran virus corona atau Covid-19.

LaNyalla meminta proses pembelajaran tatap muka dipersiapkan secara matang dan menerapkan protokol kesehatan (prokes) dilakukan dengan ketat jika belajar tatap muka benar-benar digelar.

"Jangan sampai justru belajar tatap muka menjadi klaster baru penyebaran Covid-19. Lakukan persiapan dengan sematang mungkin dan wajib menerapkan protokol kesehatan," tegas LaNyalla dalam keterangannya, Rabu (6/1/2021).


Sebelumnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyebutkan ada 14 provinsi siap belajar tatap muka, yaitu Jawa Barat, Yogyakarta, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Maluku Utara, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, dan Sulawesi Barat.

LaNyalla mengingatkan pihak terkait untuk mengkaji terlebih dahulu model pembelajaran yang akan dilakukan saat tatap muka nanti.

"Timing-nya harus tepat. Selain itu, metode pembelajarannya juga harus dipersiapkan dengan matang. Jadi para siswa, orang tua, dan juga guru tetap terjaga kesehatannya," terangnya.

Tidak hanya itu, LaNyalla juga meminta proses belajar tatap muka tidak menjadi kontradiktif dengan upaya pemerintah yang sedang mempersiapkan vaksin.

"Seperti yang sama-sama kita ketahui, saat ini pemerintah sudah mendistribusikan vaksin Covid-19 ke daerah. Artinya, ada upaya serius dari pemerintah untuk memutus mata rantai Covid-19. Dan tentunya hal ini harus sama-sama kita dukung," ujarnya.

LaNyalla mengaku siap mendukung proses belajar tatap muka jika keamanan terjaga.

"Tapi ya itu, safety harus diutamakan. Dan pihak sekolah dan pihak terkait juga harus tegas jika kondisi sudah tidak memungkinkan," katanya.

Reporter: Syafril Amir



Tags Corona