RSUD Bangkinang jadi Rujukan Regional

RSUD Bangkinang jadi Rujukan Regional

BANGKINANG (HR)- Rumah Sakit Umum Daerah Bangkinang saat ini ditetapkan menjadi Rumah Sakit Rujukan Nasional. Hal ini sesuai dengan surat ketetapan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK02.03/1/0363/2015 tentang penetapan Rumah Sakit Rujukan Provinsi Riau dan Rumah Sakit Rujukan Nasional.

Demikian disampaikan Direktur RSUD Bangkinang, Wira Dharma, didampingi Sekretaris RSUD Bangkinang, Nurhayati, di lantai II gedung RSUD Bangkinang yang baru, di Jalan Lingkar, Bangkinang, Kamis (9/4).

Diakui Wira, untuk menjadi RSUD rujukan regional, RSUD Bangkinang bersaing dengan RSUD Rokan Hulu.

Namun karena keberadaan Bangkinang yang lebih dekat dengan RSUD Arifin Achmad di Pekanbaru dan beberapa sisi keunggulannya, maka RSUD Bangkinang dipilih sebagai RSUD rujukan regional oleh Kementrian Kesehatan RI.

Dikatakan juga, dengan dipilihnya sebagai RSUD rujukan regional, maka RSUD Bangkinang ditargetkan oleh Kementrian Kesehatan menjadi rumah sakit kelas B, karena saat ini RSUD Bangkinang masih kelas C.

Peningkatan kelas ini juga diupayakan dengan peningkatan pelayanan, misalnya pelayanan terhadap penyakit yang sering terjadi di masyarakat. "Seandainya tak sanggup, maka akan dialihkan ke RSUD lain," ungkap Wira.

Mengenai target peningkatan kelas  itu, Wira mengaku optimis bisa terealisasi. Disamping peningkatan pelayanan, juga penambahan fasilitas.

 Direncanakan, bangunan baru RSUD Bangkinang juga akan ada penambahan lantai dari tiga lantai saat ini menjadi lima lantai. Penambahan ini menurut rencana akan ada kerjasama dengan salah satu pihak swasta.

Dokter Spesialis Hanya 6 Hari

Berkaitan dengan keberadaan dokter di RSUD Bangkinang yang sering dikeluhkan masyarakat, Wira Dharma mengatakan, dokter umum selalu ada setiap hari. Namun dia mengakui, saat ini khusus untuk dokter spesialis baru bisa hadir enam hari dalam seminggu, sebab diakhir pekan merupakan jadwal libur dokter spesialis.

Namun hal itu tak berlaku untuk pelayanan rawat darurat, dokter spesialis akan tetap datang  bila diperlukan dalam kondisi rawat darurat, seperti operasi melahirkan.

Diakuinya, jika pihak manajemen RSUD Bangkinang menambah tenaga dokter spesialis, saat ini masih terkendala dana. Jika mempekerjakan dokter spesialis pada hari libur, maka juga berkonsekuansi terhadap peningkatan anggaran.

"Kalau di rumah sakit Adam Malik misalnya dokter ada yang jaga malam, tapi dana yang dikeluarkan  cukup  tinggi sebab semalam dibayar Rp 2 juta.

Dokter tidur di UGD, nah ini yang tinggi sekali biayanya kalau kita anggarkan di sini. Kita masih sanggup menggaji enam hari dalam seminggu," katanya.***