Anies soal Pandemi Covid-19: We Don't Know What We Don't Know

Anies soal Pandemi Covid-19: We Don't Know What We Don't Know

RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menginstruksikan kepada seluruh Satuan Kerja Perangkat (SKPD) Provinsi DKI, untuk menyempatkan membaca perkembangan pandemi virus Corona. Khususnya yang terkait dengan bidang masing-masing.

Hal itu diungkapkan dalam rapat pimpinan pada (7/8) membahas soal revisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Video rekaman rapat tersebut baru diunggah ke Channel YouTube Pemprov DKI Jakarta pada (15/8) lalu.

"Bapak ibu sekalian, di hari-hari ke depan ini sebisa mungkin bapak ibu menyempatkan membaca perkembangan terkait dengan pandemi yang relevan dengan bidang bapak ibu. Di era modern ini pandemi ini kejadiannya 100 tahunan," ujar Anies dalam video yang disiarkan di Channel YouTube Pemprov DKI Jakarta seperti dilihat pada Selasa (18/8/2020).


Anies mengatakan, saat ini sedang berada di situasi serba ketidaktahuan dalam menghadapi COVID-19. Situasi tersebut seperti masuk ke dalam wilayah yang belum ada petanya.

"Kita sekarang dalam situasi we don't know what we don't know, kita ini tidak tahu apa yang tidak kita ketahui. Jadi kalau perjalanan itu kita masuk ke kawasan yang belum ada petanya. Ini agak babat alas ini. Tapi tidak banyak yang sekarang itu mau mengungkapkan di publik, hampir semua mengatakan tahu apa yang harus dikerjakan, yang biasa mengatakan begitu analis-analis. Ini situasinya rumit, tidak sederhana," ucapnya.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu menegaskan, masa pandemi virus Corona ini belum berakhir. "Kalau ada yang mengatakan COVID-19 ini selesai, tidak," katanya.

Lebih lanjut, Anies mengatakan, dengan membaca akan muncul ide untuk membuat program atau antisipasi kebijakan di masa pandemi. Anies mencontohkan, angka kehamilan di masa pandemi ini kalau tidak dapat diantisipasi sebelumnya akan ada lonjakan di tempat bersalin.

"Jadi Pak Asisten coba bayangkan kalau bapak minta data persalinan di Jakarta itu bed occupancy rationya seperti apa, terus bapak proyeksikan maret sampai agustus jumlah kehamilannya berapa, nanti bed occupancy ratio sembilan bulan kemudian berapa? Jangan sampai 9 bulan kemudian puskesmas kita kekurangan tempat," katanya.

"Dari sekarang bidan, rumah bidan dikumpulkan 'ayo kerja sama dengan pemerintah', kenapa? Antisipasi tingkat kelahiran yang meningkat. Apakah ini karena pinter? Ini soal mau baca atau tidak baca. Karena itu saya minta semua jajaran baca implikasi pandeim pada tiap urusan masing-masing. Nanti insyallah akan ketemu inspirasi yang relevan dengan bapak ibu semua," imbuhnya.