Penelitian di China Ungkap Corona Lebih Banyak Ditularkan di Dalam Rumah

Penelitian di China Ungkap Corona Lebih Banyak Ditularkan di Dalam Rumah

RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA – Sebuah penelitian di China mengungkap bahwa sejauh ini penularan Corona lebih banyak ditularkan di dalam ruangan. Hanya ada dua kasus penularan di luar ruangan.

Penelitian ini dipublikasikan pada 7 April 2020, dalam situs kesehatan medRxiv, yang didirikan oleh Cold Spring Harbor Laboratory (CSHL).

Penelitian gabungan ini dilakukan oleh para peneliti dari berbagai kampus di China, dari Southeast University, The University of Hong Kong, hingga Tsinghua University.


Metode yang digunakan para peneliti adalah mengekstraksi laporan kasus dari Komisi Kesehatan Kotamadya setempat dari 320 kota prefektur (kota) di China, tidak termasuk Provinsi Hubei, antara 4 Januari dan 11 Februari 2020. Ada 1.245 kasus Corona di 120 kota yang menjadi sampel penelitian ini.

"Kami mengidentifikasi semua wabah yang melibatkan tiga atau lebih kasus dan meninjau karakteristik utama dari ruang tertutup di mana wabah dilaporkan dan terkait masalah lingkungan dalam ruangan," tulis penelitian itu seperti yang dilihat detikcom, Senin (8/6/2020).

"Tiga ratus delapan belas wabah dengan tiga kasus atau lebih telah diidentifikasi, melibatkan 1.245 kasus yang dikonfirmasi di 120 kota prefektur," lanjutnya.

Mereka pun mulai melakukan identifikasi penularan Corona berdasarkan tempat penularan. Mereka membaginya menjadi enam kategori: rumah, transportasi, makanan, hiburan, belanja, dan lain-lain.

Dari identifikasi tersebut, persentase penularan Corona di dalam rumah mencapai 79,9%.

"Di antara wabah yang diidentifikasi, 53,8% melibatkan tiga kasus, 26,4% melibatkan empat kasus, dan hanya 1,6% melibatkan sepuluh atau lebih kasus. Wabah di dalam rumah adalah kategori yang dominan (254 dari 318 wabah; 79,9%), diikuti oleh transportasi (108; 34,0%; perhatikan bahwa banyak wabah melibatkan lebih dari satu kategori tempat)," jelas penelitian tersebut.

Kebanyakan wabah di rumah melibatkan tiga hingga lima kasus. Namun, mereka hanya mengidentifikasi satu wabah di lingkungan luar, yang melibatkan dua kasus.

Berdasarkan hasil identifikasi ini, mereka pun menyimpulkan bahwa risiko tertinggi penularan Corona itu justru ada di dalam ruangan.

"Semua wabah yang teridentifikasi dari tiga kasus atau lebih terjadi di lingkungan dalam ruangan, yang menegaskan bahwa berbagi ruang dalam ruangan adalah resiko infeksi SARS-CoV-2 yang utama," tulis para peneliti dalam kesimpulannya.

Penelitian ini senada dengan studi yang dipimpin oleh Jianyun Lu dari Guangzhou Center for Disease Control and Prevention. Studi itu mengatakan pendingin ruangan atau AC di dalam ruangan berperan dalam penyebaran virus Corona di dalam ruangan.

Hal ini dikaitkan dengan 10 kasus Corona berbeda di tiga keluarga saat makan di restoran yang sama di Guangzhou. "Aliran udara yang kuat dari AC bisa menyebarkan droplet," tulis laporan studi itu, yang masih dalam bentuk early release untuk terbitan edisi Juli.



Tags Corona