13 Tahun Mengenang Chrisye Dalam Digital

13 Tahun Mengenang Chrisye Dalam Digital

RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA - Setiap tahun Komunitas Kangen Chrisye (#K2C) punya tradisi memperingati hari wafat  Chrisye yang jatuh pada  30 Maret.

“Biasanya,  kami bikin acara kecil. Ada pengajian bersama anak yatim,  kumpul bersama kerabat keluarga Chrisye sambil berdoa, mengenang dan juga menyanyikan lagu-lagu yang pernah dipopulerkan Chrisye,” ujar Ferry Mursyidan Baldan, Penggagas #K2C, Ahad (29/3/2020). 

Untuk peringatan wafat Chrisye tahun ini, #K2C sebenarnya sudah menyusun sebuah diskusi bersama musisi Erwin Gutawa. Acara akan diselenggarakan di sebuah cafe, di Jakarta Selatan.
“Kami juga sudah menginformasikan kegiatan ini kepada Pasha, putra dari almarhum Chrisye,” turur Ferry lagi. 


#K2C pun bahkan sudah berkunjung ke Erwin Gutawa  untuk menyampaikan ide ini,  dan Erwin  setuju menjadi narasumber diskusi, dengan tema “perjalanan karier Chrisye yang terus berlanjut, meskipun 13  tahun ia telah wafat.  

“Tetapi, acara terpaksa kami batalkan  karena adanya pandemi  Corona, sekaligus mengikuti anjuran pemerintah untuk tidak melakukan kegiatan yang membuat berkumpulnya orang banyak,” ujar Ferry lagi.

Namun, larangan berkumpul   tadi, tidak membuat surut niat #K2C untuk memperingati kepergian Chrisye.  

“Karena itu, acara diskusi kami desain ulang.  Kita buat dalam bentuk video. Kami mengirim beberapa pertanyaan via Whatsapp," jelasnya. 

 "Para narasumber  menjawab  via video dari  kediaman masing-masing.  Selain Erwin Gutawa, kami meminta pendapat tambahan dari Candra Darusman, Keenan Nasution, James F Sundah,” ujar Ferry.

 #K2C tetap merasa perlu membuat video ini,  terlebih berkenaan dengan wafatnya isteri Chrisye, Damayanti Noor, pada 8 Februari 2020.  

“Semenjak almarhum Chrisye berpulang di tahun 2007 hingga tahun 2019, Mbak Yanti selalu mensupport kegiatan #K2C. Dan kami menjadikannya sebagai representasi Chrisye,” ungkap Ferry lagi.

Yang terlihat unik,  video  yang diupload di YouTube tersebut,  juga berisi  dengan lagu “Lilin-Lilin Kecil” karya James F Sundah, yang dibawakan oleh 16 orang wartawan hiburan di Jakarta.  

“Dari kediaman masing-masing  para wartawan bernyanyi dan merekamnya. Kemudian dikirim  ke #K2C . Kami mengeditnya menjadi satu lagu yang utuh,” lanjut Ferry.

Di luar pembuatan video,  #K2C juga merancang  kegiatan via social media  yang akan diposting pada  Senin, 30 Maret 2020.  

Untuk itu, anggota #K2C Gideon Momongan telah melobi sejumlah penyanyi dan musisi untuk membuat video  dan membawakan lagu Chrisye dari rumah masing-masing, sekaligus menaikkan hastag #K2C #mengenangchrisye #dirumahaja. 

“Mendengar lagu lagu Chrisye via video musik  semacam ini,  bisa menjadi  alternatif hiburan  sehat, dan lebih personal. Bisa untuk menemani masyarakat  yang sekarang dalam kondisi tetap harus berada di rumah!” ujar Gideon.

Di luar menyanyi atau memainkan musik instrumental, #K2C  mengharapkan para musisi dan penyanyi itu, sekaligus  mau mengajak followernya tetap positif dan bersemangat dalam menghadapi pandemic Corona. Dan perlu menggemakan anjuran sering cuci tangan, sekaligus phsycical distancing,” ungkap Gideon lagi. 

Posting video dari  penyanyi dan musisi, berikut video  diskusi produksi #K2C,  menurut Gideon, jadi akan lebih bergema, bahkan bisa mendunia. 

“Berkat internet, apapun bentuk posting di YouTube,  Instagram, Facebook dan social media lainnya, serta merta akan mendunia. Jadi, jika awalnya kita rancang diskusi dalam Café sebatas dihadiri 50-100 orang, insya Allah  dengan ide  baru ini, video  bisa dilihat lebih banyak orang, bahkan juga bisa dilihat teman-teman yang tinggal di luar negeri," jelasnya.

Ferry M Badan menyebut  inti dari kegiatan ini adalah, tetap mengingat dan tidak kehilangan moment dengan peringatan wafatnya Chrisye. 

"Dan yang penting lagi,  kita ingin menegaskan bahwa, kita mempunyai legenda musik bernama Chrisye yang sudah 13 Tahun wafat, namun  lagu-lagunya tetap dan terus berdiam di hati banyak orang hinga kini," kata Ferry.


Reporter: Syafril Amir