Penjelasan Pengurus soal Perempuan Tak Berhijab 'Diusir' di Masjid Raya Sumbar

Penjelasan Pengurus soal Perempuan Tak Berhijab 'Diusir' di Masjid Raya Sumbar

RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA – Seorang perempuan bernama Yetti KA mengaku diusir usai salat asar di Masjid Raya Sumatera Barat (Sumbar) karena tak berhijab. Kejadian ini ramai diperbincangkan di Twitter setelah Yetti membagikan pengalamannya itu.

"Saya habis salat asar di Masjid Raya Sumbar. Sehabis salat saya duduk di pelataran luar. Lalu, datang "polisi moral" masjid lengkap dengan seragamnya, berkata, tidak pakai hijab ya, di sini dilarang bagi yang tidak pakai hijab, tuh ada tulisan peringatannya. Bantu RT biar pada tahu," tulis Yetti di akun Twitternya, Senin (24/2/2020).

Yetti lantas mengatakan bahwa dia baru pertama kali mengalami kejadian seperti itu. Kejadian ini terjadi pada Sabtu (22/2/2020) lalu.


"Kalau di saya itu sebenarnya saya tidak ngeh. Saya pengalaman salat di masjid di daerah Sumatera Barat di kota dan kabupaten itu belum pernah kejadian ya. Saya memang tidak berhijab. Saya dulu pernah acara di Masjid Sumbar, tidak berhijab tidak apa-apa," ujarnya, Selasa (25/2/2020).

"Tapi baru pas 22 Februari kemarin itu baru ngeh ada aturan itu," sambungnya.

Selain itu, dia lantas mempertanyakan apakah petugas itu punya wewenang. Dia juga mempertanyakan aturan tersebut.

"Kemarin yang melarang itu berseragam. Saya juga bertanya-tanya, apakah aturannya memang seperti itu," ungkap perempuan yang berprofesi sebagai cerpenis ini.

Pihak pengelola Masjid Raya Sumbar menanggapi soal isu pengusiran Yetti ini. Masjid Raya Sumbar memang memiliki aturan wajib menutup aurat.

"Bukan diusir dia itu. Jadi dia memang tidak memakai hijab, sementara aturan masuk ke masjid itu memang wajib berpakaian muslim dan muslimah. Ndak boleh membuka aurat. Itu aturan. Jadi petugas kita mengingatkan mereka agar memakai pakaian muslimah," kata Ketua Harian Masjid Raya Sumbar Yulius Said saat dihubungi, Selasa (25/2/2020).

Yulius mengatakan bahwa Masjid Raya Sumbar menyediakan mukenah. Apabila memang tak memakai busana muslimah, lanjut Yulius, pengunjung disarankan memakai mukenah.

"Jadi kalau ibu tidak punya pakaian muslimah, kita punya mukenah di atas. Silakan ibu ambil dan pakai. Kalau di masjid itu harus pakaian muslimah, menutup aurat. Meskipun belum atau sudah salat. Itu aturan. Ya kalau dia nggak mau, nggak usah masuk," tutur Yulius.

Yulius ingin Masjid Raya Sumbar menjadi contoh bagi masyarakat. Termasuk soal larangan 'orang yang tak menutup aurat' masuk masjid.

"Ini kan masjid ikon Sumbar. Kita harus memberikan contoh kepada masyarakat. Bahwa ini rumah Allah. TIdak sembarangan. Yang bukan Islam boleh masuk. Asal menutup aurat," ujar Yulius.

Soal petugas yang mengingatkan Yetti, Yulius mengaku tidak tahu. Dia sudah menanyai petugas yang berjaga di Masjid Raya Sumbar.

"Saya tidak tahu, yang mengingatkan itu siapa. Kita sudah tanya, ndak ada itu. Masyarakat aja itu. Karena di masjid ad aturan itu tertulis," imbuhnya.