Harga Minyak Mentah Dunia Merosot Gara-gara Ketakutan Resesi AS

Harga Minyak Mentah Dunia Merosot Gara-gara Ketakutan Resesi AS

RIAUMANDIRI.CO, TOKYO - Harga minyak mentah dunia merosot pada perdagangan, Kamis (29/8/2019) setelah Presiden Federal Reserve San Francisco Presiden Mary Daly memberikan catatan kecemasan perlambatan global dan tentang kekuatan ekonomi AS. Meski diyakini kondisi ekonomi Negeri Paman Sam masih kuat, namun Ia tidak menampik bakal terkena dampak.

Harga minyak mentah Brent seperti dilansir Reuters, mengalami penurunan sebesar 30 sen yang setara dengan 0,5% menjadi USD60,19 per barel pada pukul 02.02 GMT. Sementara harga minyak mentah berjangka AS lebih rendah15 sen atau 0,3% di posisi USD55,63 per barel. Dalam sesi sebelumnya, harga minyak mentah sempat menanjak naik sekitar 1,5% untuk memberikan sinyal positif.

Ketakutan tentang perlambatan pertumbuhan ekonomi karena perang perdagangan yang berlarut-larut antara Amerika Serikat dan China, berpotensi menggerus permintaan minyak dunia. Ketua Fed San Fransisco Daly mengaku yakin ekonomi AS berada dalam momentum yang kuat, meski ketidakpastian dan perlambatan pertumbuhan global bakal memiliki dampak.


Daly berbicara kepada wartawan setelah pidato di Wellington, Selandia Baru dan mengatakan dia masih berada dalam posisi watch dan see untuk menilai perlukah memotong kembali suku bunga AS. Sebelumnya Presiden AS Donald Trump mengatakan yakin keinginan China tulus untuk mencapai kesepakatan perdagangan.

Akan tetapi kekhawatiran muncul setelah Kementerian Luar Negeri Cina menolak untuk mengkonfirmasi adanya pembicaraan perdagangan dengan AS. "Ketegangan perdagangan (yang) menggantung seperti awan gelap mengancam harga minyak," kata Jeffrey Halley, seorang analis pasar senior di OANDA.

Dorongan datang dari inventori AS, yang jatuh minggu lalu sebanyak 10.000.000 barel, dibandingkan dengan perkiraan analis bakal jatuh 2.1 juta barel, seperti disampaikan administrasi informasi energi. Sementara Organisasi negara pengekspor minyak (OPEC), Rusia dan produsen lain telah menahan pasokan pada sebagian besar periode sejak 1 Januari 2017.

Aliansi tersebut, atau yang dikenal sebagai "OPEC +" pada bulan Juli memperbaharui Pakta tersebut sampai 2020 Maret. Produksi minyak mentah mingguan AS juga naik 200.000 barel per hari ke rekor baru di 12.500.000 BPD pada minggu ke 23 Agustus.**