Gebrakan Literasi SMKN Pertanian Terpadu Riau, 9 Buku Karya Siswa dan Guru Segera Terbit

Gebrakan Literasi SMKN Pertanian Terpadu Riau, 9 Buku Karya Siswa dan Guru Segera Terbit

RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Lliterasi SMKN Pertanian terpadu Provinsi Riau mulai menggebrak di awal tahun ajaran 2019/2020 ini. Optimalisasi kegiatan keberaksaraan (baca-tulis) mulai memperlihatkan hasil yang cukup signifikan dengan diprosesnya penerbitan 9 buku oleh penerbit. 

Sembilan buku itu terdiri atas 6 buku antologi siswa, 1 karya fiksi siswa, dan 2 buku pengayaan karya guru.

Kepala SMKN Pertanian Terpadu Provinsi Riau, Dra. Sudarti, MM menegaskan bahwa leterasi merupakan salah satu aspek yang dioptimalkan tahun ini. Selain anjuran pemerintah, menurutnya penggalakan kegiatan literasi memang sudah seharusnya dilakukan. Hal ini karena dampak yang ditimbukkan dari kegiatan literasi sangat positif.


“Tujuan pertama dari kegiatan literasi ini adalah menciptakan budaya baca-tulis. Tidak hanya bagi siswa, tapi juga bagi para pendidiknya,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (1/8/2019). 

Lebih lanjut ia menegaskan, pihaknya sudah membentuk tim literasi sekolah untuk menyusun program literasi.

“Kita percayakan program dan pada pelaksanaan kegiatan literasi pada tim yang sudah dibentuk. Namun pada dasarnya seluruh guru dan siswa dalam kegiatan literasi, tim literasi berfungsi sebagai penggerak dan mengorganisir kegiatan agar pelaksanaannya teratur atau terprogram dengan baik,” ujar dia.

Salah satu kegiatan literasi siswa SMKN Pertanian Terpadu Provinsi Riau,  membaca bersama dan gerakan 2 paragraf per minggu.

Devi Surindra, M.Pd, koordinator tim literasi SMKN Pertanian menambahkan, pihaknya menargetkan 9 buku tersebut akan terbit dalam dua bulan kedepan. Penerbitan buku karya warga SMKN Pertanian menurutnya bukanlah satu-satunya program literasi di sekolahnya. 

“Kami sudah menyusun program kegiatan literasi yang akan dilaksanakan siswa dan guru, penerbitan buku hanya salah satunya saja. Masih ada sekitar 15-16 program lainya,” ungkap Devi Surindra. Lebih lanjut guru bahasa Indonesia ini juga mengungkapkan bahwa gerakan literasi tersebut memiliki dua sasaran, yakni siswa dan guru.

“Siswa membutuhkan lingkungan yang berbudaya literasi untuk dapat menciptakan budaya literasi itu sendiri. Jadi kita juga menyiapkan rancangan kegiatan literasi guru, ungkap Devi. Awalnya kegiatan literasi ini," ungkapnya, terbatas pada kegiatan membaca buku bersama di lapangan. Namun pihaknya tidak melihat perubahan signifikan pada budaya literasi siswa. 

“Kita ada gerakan menulis dua paragraf perminggu untuk seluruh siswa. Ini merupakan proses pembiasaan, namun jika dalam tahap ini ada siswa yang mampu meniulis lebih banyak, ya kita akomodir juga,” jelasnya lagi. 

Selain gerakan menulis dua paragraf/minggu, siswa SMKNP juga akan menjalani kegiatan diskusi literasi setiap dua bulan sekali, dan diskusi literasi guru 3 bulan sekali. 

“Termasuk di dalam kegiatan literasi bagi guru adalah penulisan karya ilmiah, karya popular, sastra, dan lain sebagainya. Terkait substansi isi buku yang akan diterbitkan menjurut Devi adalah antologi esai (5 buku), antologi cerpen 1 buku (karya siswa), dan 2 buku pengayaan karya guru.