DPD RI Soroti Kekurangan Dokter di Daerah Terpencil

DPD RI Soroti Kekurangan Dokter di Daerah Terpencil

RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Ketua Komite III DPD RI Novita Anakotta mengatakan, saat ini dokter bukannya hanya siap menolong pasien, melainkan membantu masyarakat agar dapat hidup sehat. 

“Saat ini tugas seorang dokter tidak hanya terpaku pada menolong pasien. Tapi bagaimana bisa mengedukasi masyarakat,” kata Novita dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Usman Sumantri di Gedung DPD RI, Jakarta, Selasa (12/3/2019).

Oleh karena itu, kata senator asal Maluku Utara itu, pendidikan kedokteran perlu dilihat secara komprehensif sebagai bagian dari sistem kesehatan nasional. 


Dia juga melihat permasalahan kedokteran di Indonesia saat ini sangatlah kompleks seperti distribusi dokter. Dilihat dari per provinsi pada tahun 2016, hanya di DKI Jakarta, Yogyakarta, dan Bali yang rasio terpenuhi.

Selain itu, Novita juga juga melihat masih banyak daerah-daerah terpencil yang belum terdistribusi oleh dokter. Minimnya distribusi dokter daerah terpencil bukan hal yang baru karena setiap tahun masalah ini selalu saja terulang. 

“Ketika kami reses, masalah ini pasti muncul, dan banyak dari masyarakat yang mengeluhkan hal ini,” ujarnya.

Senada dengan Novita, Anggota Komite III DPD RI Ahmad Sadeli Karim juga menyinggung kurangnya dokter di daerah pelosok seperti Pandeglang dan sekitarnya. Sangat langka menemukan dokter di Puskesmas. 

“Di Puskesmas hanya ada bidan dan mantri. Jarang menjumpai dokter,” ungkap Ahmad Sadeli.

Selain itu menurut Ahmad Sadeli, fasilitas kesehatan di Puskesmas juga belum memadai. Masyarakat harus ke kota besar dulu untuk berobat dengan kondisi jalan yang kurang bersahabat. 

“Jadi kasian masyarakat kita yang berada di daerah terpencil ini,” terang dia.

Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Usman Sumantri menjelaskan, saat ini ada 89 Fakultas Kedokteran, dan telah menghasilkan 11.500 dokter setiap tahun. “Jadi setiap tahun jumlah dokter selalu naik,” ucapnya. 

Usman membenarkan bahwa banyak dokter-dokter yang berada di kota besar seperti di DKI Jakarta, Yogyakarta, dan Sumatera Utara.  Jika bergeser ke Sulawesi, distribusi dokter bermasalah karena daerah yang begitu luas dan beban kerjanya sungguh luar biasa. “Maka jarang dokter yang mau ditempatkan di sana,” ujar dia. 

Reporter: Syafril Amir