HMI Minta Penanganan Konflik Sampang Dituntaskan

HMI Minta Penanganan Konflik Sampang Dituntaskan

RIAUMANDIRI.CO, SAMPANG - Penanganan konflik bernuansa agama di Kabupaten Sampang, Pulau Madura belum tuntas. Untuk itu, demi mewujudkan perdamaian di tengah0 masyarakat Sampang, Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Jawa Timur meminta pemerintah daerah dan pemimpin baru di daerah itu maupun Kabupaten Sampang menuntaskan penanganan konflik tersebut.

"Pemerintah harus memikirkan agar konflik ini segera selesai, sehingga kedua belah pihak bisa hidup damai kembali secara berdampingan," kata Basri dari Departemen PTKP Badko HMI Jawa Timur dikutip Antara di Sampang, Sabtu (11/1/2019).

Diketahui, konflik antarkelompok yang terjadi di Kabupaten Sampang pada 26 Agustus 2012 itu menyebabkan satu orang tewas, enam orang terluka, 47 rumah warga dibakar, dan sedikitnya 282 warga di Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, dan Desa Blu'uran di Kecamatan Karangpenang, Sampang harus dievakuasi.


HMI Badko Jatim berharap pemimpin baru di daerah itu, Khofah Indar Parawansa dan Elistianto Dardak, serta Haji Slamet Junaidi dan Abdullah Hidayat selaku pemimpin baru di Kabupaten Sampang menuntaskan penanganan konflik tersebut sampai kedua pihak bisa hidup berdampingan dalam damai.

"Hidup damai dan saling menghargai perbedaan tentu lebih indah, karena negara ini adalah negara plural yang menghargai perbedaan," ujar Basri.

"Korban konik itu adalah manusia yang harus dipikirkan dan diperhatikan secara manusiawi pula, dan mereka juga ingin kembali ke kampung atau tanah kelahiran mereka," tambahnya.

"Pemerintah harus hadir memberikan perlindungan pada mereka, bukan terus membiarkan korban konik hidup dalam pengungsian," kata Basri, yang berasal dari Desa Bluuran, Kecamatan Karang Penang.

Ia mengatakan tindakan mengungsikan satu kelompok yang terlibat konik ke Sidoarjo mestinya hanya bagian dari solusi alternatif sementara.

"Tetapi, mengorbankan kelompok kecil dengan cara hidup dalam tekanan batin seperti itu hakikatnya tetap merupakan masalah kemanusiaan. Untuk itu, gerak cepat dan gerak cerdas pemerintah penting untuk mengatasi masalah," katanya.

Basri juga mengajak seluruh elemen masyarakat ikut memperhatikan masalah kemanusiaan yang menimpa kelompok minoritas di Sampang tersebut.

"Sekali lagi, kepentingan kami adalah perdamaian dan ini adalah inti dari ajaran Islam yang sebenarnya, yakni hidup rukun dan damai, serta menghargai perbedaan pendapat dan keyakinan yang berkembang di masyarakat," katanya.