Setiap Tahun 500.000 Petani Beralih Profesi

Setiap Tahun 500.000 Petani Beralih Profesi

SIAK HULU (HR)-Kementerian Pertanian Republik Indonesia mencatat, setiap tahun ada 500 ribu rumah tangga petani yang beralih profesi ke bidang pekerjaan lain, karena selalu mengalami kerugian, disebabkan berbagai faktor, termasuk tingginya biaya produksi, sehingga meningkatkan resiko kerugian.

Demikian disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kementerian Pertanian, Momon Resmono, dalam pidatonya diacara pembukaan Rakernas Perhiptani ke XIV di Hotel Tiga Dara, Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kampar, Rabu (11/3) malam.

"Itu adalah salah satu persoalan yang menjadi temuan. Menteri Pertanian selama menjabat tiga bulan terakhir ini, telah berkunjung ke 22 provinsi dan sejumlah kota di Indonesia. Ada lima masalah yang menjadi temuan berkaitan dengan rencana swasembada pangan," ujar Momon.

Acara ini dihadiri Ketua Umum DPP Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (Perhiptani), Isran Noor, serta Ketua Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) Perhiptani Riau, Jefry Noer, yang saat ini juga menjabat sebagai Bupati Kampar.

Kemudian dihadiri 60 orang anggota Perhiptani perwakilan 17 Provinisi se-Indonesia.

Lima masalah tersebut lanjut Resmono, di antaranya, terjadinya kerusakan infrastruktur terutama terhadap jaringan irigasi yang mencapai 52 persen.

 Ia mengatakan, banyak irigasi, baik primer maupun skunder, tidak tertangani dengan baik, sehingga melalui revolusi anggaran Kementan, termasuk dari APBN Perubahan, perbaikan jaringan irigasi menjadi skala prioritas.

"Kementan menargetkan jaringan irigasi ke depan bisa mengairi 3 juta hektare lahan pertanian.

 Kemudian Kemen PU juga mendukung dengan memperbaiki 49 waduk termasuk jaringan irigasi primer maupun sekunder dengan anggaran yang mencapai Rp4 triliun tahun 2015," katanya.

Masalah yang juga menjadi temuan serius adalah persoalan benih, dimana pada 2014 realisasi beni secara nasional tidak lebih dari 20 persen. Kemudian masalah ketersediaan pupuk.

Bupati Kampar Jefry Noer yang juga Ketua DPW Perhiptani, mengatakan, pihaknya siap untuk swasembada pangan bahkan telah menjalankan berbagai program jauh sebelum era kepemimpinan Presiden Joko Widodo.***