Kawannya Dibunuh

Teriakan Beruang Madu Terdengar Hingga Pemukiman

Teriakan Beruang Madu Terdengar Hingga Pemukiman

Warga Desa Menaming, Kecamatan Rambah, kembali dihebohkan suara kawanan beruang madu. Diduga beruang-beruang itu marah karena salah satu kawanannya dibunuh beberapa hari lalu. Sejak Selasa (10/3) malam, dari dalam hutan terdengar suara pekikan beruang itu.

Kepala Desa Menaming, Firdaus Daulay Rabu (11/3), mengatakan suara pekikan beruang terdengar sekitar pukul 00.00 WIB. Suara itu berasal dari hutan yang berada di samping pemukiman warga Dusun Huta Baru. Bahkan dikabarkan beruang itu sempat mendekati rumah warga sekitar.

"Saya dapat informasi dari Kadus Huta Baru, Andiat, yang pertama mendengar suara binatang yang dilindungi itu tengah malam kemarin. Pekikan beruang itu lumayan keras juga," kata Firdaus menirukan Andiat.

Atas kejadian itu, Firdaus berharap kepada pihak yang berwenang supaya cepat merespon. Agar kejadian ini jangan sampai mengorbankan masyarakat setempat. "Kita sangat khawatir, karena ini hewan buas. Bisa saja sewaktu-waktu mereka menyerang warga yang sedang beraktivitas," ujarnya.

Ditambahkan Firdaus, diduga masih ada sekitar lima ekor beruang yang masih berkeliaran di sekitar desanya. Ia  mengimbau seluruh warga berhati-hati dalam melakukan kegiatan sehari-hari.

"Warga di sini kebanyakan petani di kebun. Kami mengharapkan warga tingkatkan kewaspadaan. Jika melihat atau mendengar suara beruang itu, segera laporkan ke warga sekitar atau pihak berwenang," tandas Firdaus.

"Kita tidak ingin, setelah beruang yang masuk perkampungan dibunuh dan nantinya diributkan semua pihak. Karena beruang merupakan satwa langka yang dilindungi pemerintah," tegas Kades.

Biasanya, kata Kades, hewan liar juga memiliki naluri dan penciuman tajam. "Bila pasangannya disakiti, maka  hewan itu  akan kembali membalas menyakiti," ungkap Firdaus.

Firdaus juga menyebutkan, sudah melaporkan terkait kawanan beruang madu masuk ke desanya, baik ke Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Rohul, BKSDA Riau, dan Polsek Rambah. Namun demikian, hingga saat ini BKSDA Riau belum juga turun.

Firdaus mengakui, Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Riau, kurang tanggap menangani konflik warga di desanya.

"Bahkan, sejak kejadian itu, setiap malam warga selalu cemas dan ketakutan. Bila mau berangkat ke kebun juga takut. Setiap pagi, siang maupun malam hari selalu was-was warga. Apalagi kini warga sudah siaga, dan mereka sudah menyiapkan peralatan tombak dan senjata lainnya, bila sewaktu-waktu beruang madu masuk ke perkampungan lagi," tambahnya.

Sementara itu Camat Rambah, Arie Gunadi mengatakan, suara beruang itu hanya terdengar pada malam hari. Sedangkan di siang hari tidak ada tanda-tanda adanya beruang itu.

"Kita belum melihat beruang di perkampungan ini, karena suaranya terdengar pada malam hari. Kalau bisa dilihat pada siang hari, kita akan mencari jalan keluarnya dengan melaporkan kepada pihak BKSDA agar menjauhkan beruang tersebut dari pemukiman warga," ungkapnya.***