Nono Sampono: Pendidikan Modal Utama Pembangunan Bangsa

Nono Sampono: Pendidikan Modal Utama Pembangunan Bangsa

RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA – Wakil Ketua DPD RI Nono Sampono mengatakan, saat ini Indonesia tidak boleh hanya bergantung pada sumber daya alam (SDA) dalam pembangunan mewujudkan kemakmuran bangsa tapi lebih membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang kompetitif dalam persaingan.

Dalam kaitan hal tersebut kata Nono, pendidikan merupakan modal utama bagi Indonesia dalam menghadapi bonus demografi tahun 2020-2030. Dalam kurun waktu 3-13 tahun ke depan Indonesia akan memiliki banyak sekali SDM yang tengah berada pada puncak usia produktif.

“Kita tahu bahwa pendidikan adalah salah satu yang paling utama dalam pembangunan bangsa. Dengan lahirnya sumber daya manusia yang berkualitas yang unggul, mampu menghadapi tantangan global, maka negara, khususnya daerah akan semakin maju,” kata Nono dalam acara Festival Beasiswa Nusantara, di Komplek Parlemen Senayan Jakarta, Minggu (25/11/2018). Kegiatan yang digelar DPD RI itu sudah berlangsung sejak Sabtu (24/11/2018).


Oleh karena itu ulas Nono, DPD RI bersama pemerintah akan berupaya untuk mencetak generasi yang memiliki pendidikan yang tinggi sebagai SDM yang kompetitif. “Dengan bonus demografi kedepan yang kita dapatkan, kalau diisi orang-orang yang berkualitas, tentunya yang diuntungkan adalah negara dan bangsa,” ucapnya.

Senator asal Provinsi Maluku ini menjelaskan, saat ini proporsi SDM dengan kualifikasi pendidikan tinggi di Indonesia hanya 7,2 persen dari angkatan kerja. Hal tersebut menunjukkan Indonesia masih tertinggal dengan negara-negara lain, salah satunya Malaysia yang mencapai lebih dari 20 persen.

Nono melihat di daerah-daerah masih banyak masyarakat yang belum memiliki pendidikan yang cukup untuk menghadapi persaingan global. "DPD RI sebagai wakil daerah selalu berjuang untuk menyiapkan SDM-SDM yang berkualitas di seluruh daerah. Salah satunya adalah melalui acara Festival Beasiswa Nusantara yang dikerjasamakan dengan bersama Asosiasi Dosen Indonesia dan Forum Rektor Indonesia," jelas Nono.

Nono Sampono menambahkan, dalam menciptakan SDM yang kompetitif juga
membutuhkan sistem pendidikan yang unggul di Indonesia. Jika tidak, maka bidang pendidikan akan selalu menghadapi persoalan. Selain tidak tercetaknya SDM yang berkualitas, juga akan menciptakan daerah yang serba T, yaitu tertinggal, terbelakang, dan menimbulkan kemiskinan.

Oleh karena itu, dirinya mengajak seluruh komponen untuk turut serta dalam membangun dunia pendidikan di Indonesia. Tidak hanya pemerintah, tetapi juga semua lembaga dan perusahaan harus memiliki kepedulian atas pendidikan untuk Indonesia yang lebih maju.

“Kita harus membangun kesadaran bersama, semua komponen, agar dunia pendidikan kita semakin berkualitas menjangkau persaingan global. Ada standar-standar internasional yang harus kita miliki. Bukan hanya ilmu saja, tetapi fasilitas pendukung juga harus ada,” tegas Nono.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Dosen Indonesia (ADI), Dino Patti Djalal, menjelaskan bahwa nasib sebuah negara berada pada masyarakatnya. Untuk dapat maju, sebuah negara harus memiliki SDM yang kompetitif. Menurutnya SDM yang kompetitif adalah yang memiliki ilmu, jaringan, watak, dan peluang. Dirinya juga meminta agar generasi muda Indonesia untuk dapat selalu inovatif. Karena itu adalah kunci dari masa depan Indonesia.

“Tiongkok menjadi negara dengan ekonomi terbesar di dunia karena mereka memiliki Inovasi, sama seperti Jepang dan Korea yang bisa maju. Bagaimana kita bisa mencetak anak-anak muda yang menjadi inovasi dan raja inovasi di negaranya sendiri. Kedepannya akan ada perang dagang, perang ekonomi, tetapi yang terpenting adalah talent war. Perang memperebutkan talent berkualitas,” kata Dino.


Reporter: Syafril Amir