Selain Judo, 3 Cabang Olahraga Ini Juga Melarang Pemakaian Hijab

Selain Judo, 3 Cabang Olahraga Ini Juga Melarang Pemakaian Hijab

RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Asian Para Games 2018 merupakan perhelatan olahraga bagi atlet disabilitas sedang berlangsung. Dengan tema “The Inspiring Spirit and Energy of Asia”, bertujuan untuk memberikan inspirasi dan menjadi energi bagi masyarakat Asia.

Dengan keterbatasannya, para atlet Asian Para Games 2018 menolak untuk berdiam diri dan terus berjuang demi cita-cita. Dalam opening Asian Para Games 2018 yang telah dilaksanakan pada 6 Oktober 2018, para atlet menunjukkan bahwa bagi mereka disability adalah ability.

Namun, di balik semua inspirasi yang diberikan oleh Asian Para Games 2018, terdapat berita yang menjadi kontroversial. Atlet Judo Indonesia, Miftahul Jannah yang diharapkan untuk bertanding pada cabang olahraga Blind Judo kelas 52 kilogram didiskualifikasi karena mengenakan hijab.


Pemakaian hijab pada cabang olahraga tersebut dilarang dengan alasan keamanan. Hijab dianggap sebagai pelindung kepala, dan bisa mencekik ke leher dalam pergulatan.

Tak hanya cabang olahraga judo, ternyata ada tiga cabang olahraga yang pernah melarang atlet mengenakan hijab, lho!

1. Tinju

Pada bulan November 2016 di kejuaraan tinju Sugar Bert Tournament Florida, petinju bernama Amaiya Zafar yang berusia 16 tahun didiskualifikasi karena mengenakan hijab. Alasannya lagi-lagi karena keamanan. Hijab dianggap memiliki potensi bahaya. Pakaiannya menutupi lengan dan kaki sehingga dapat menutupi cedera yang bisa terjadi dalam pertandingan dan wasit akan kesulitan.

2. Basket

Pelarangan berhijab juga dialami oleh tim basket putri Qatar yang direncanakan untuk bertanding pada Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan. Menurut juru bicara Incheon Asian Games Organizing Committee (IAGOC) Anna Jihyun You, larangan ini bukan hanya di Asian Games, tetapi sesuai dengan aturan International Basketball Federation (FIBA) pasal 4.4.2, di antara barang-barang yang dilarang dipakai di lapangan adalah tutup kepala, aksesoris rambut, dan perhiasan.

Aturan ini dirancang untuk keamanan pemain.

Selain pemain, ternyata larangan hijab juga berlaku bagi wasit di dalam sebuah pertandingan bola basket. Larangan tersebut dialami oleh Yuli Wulandari (29 tahun), wasit wanita bola basket pertama dan satu-satunya dari Indonesia yang memiliki lisensi Internasional FIBA.

Pada bulan Juni 2016, Yuli mendapat kesempatan untuk menjadi wasit SEABA U-18 di Malaysia yang dilaksanakan pada bulan September 2016. Namun, pada akhirnya Yuli gagal menjadi wasit karena peraturan FIBA melarang wasit dan pemain menggunakan penutup kepala atau hijab dengan alasan keamanan pertandingan.

3. Sepak Bola

Fenomena pelarangan hijab di cabang olahraga sepak bola ditetapkan pada tahun 2007 oleh FIFA. Alasannya juga karena keamanan, yaitu dapat memperbesar risiko cedera di leher. Lalu, pada tahun 2012 tim sepak bola wanita Iran dilarang untuk bermain di babak kualifikasi Olimpiade 2012. Namun, kali ini alasannya karena dalam pertandingan tidak boleh mengenakan benda-benda yang berkaitan dengan agama.

Dengan banyaknya kecaman, akhirnya FIFA mengkaji ulang peraturan tersebut dan memperbolehkan pemakaian hijab selama masa percobaan berhasil. Terbukti dengan berhasilnya masa percobaan, pada 2014 FIFA resmi mencabut larangan memakai hijab di pertandingan sepak bola.

Nah, bagaimana menurutmu dengan larangan berhijab bagi atlet? Apakah anda setuju atau tidak?