Puluhan Massa 'Perempuan Milenial' Protes Emak-emak Jadi Alat Politik

Puluhan Massa 'Perempuan Milenial' Protes Emak-emak Jadi Alat Politik

RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Massa yang mengatasnamakan Perempuan Milenial Indonesia (Permisi) menggelar aksi di depan kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (12/9) siang. 

Puluhan peserta aksi dari Permisi menolak pelibatan emak-emak sebagai alat politik, khususnya dalam mendukung gerakan bertanda pagar (tagar) #2019GantiPresiden.

"Kami menolak pelibatan Ibu 'emak-emak' kami dalam mobilisasi dan keterlibatan politik praktis pada pemilu dan pilpres 2019," kata koordinator aksi, Ananda saat berorasi.


Unjuk rasa ini merupakan tandingan atas aksi yang digelar oleh sejumlah "emak-emak" pada pekan lalu di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI di bilangan Menteng, Jakarta Pusat. 

Saat itu, massa yang menamakan Barisan Emak-emak Militan atau BEM menuntut Presiden Joko Widodo mundur karena sudah mendaftarkan diri sebagai peserta Pilpres 2019.

Jokowi dituntut meniru langkah Sandiaga Uno yang mundur dari jabatan wakil gubernur DKI agar fokus menjadi calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto.

Menurut Permisi, Jokowi tidak harus mundur dari jabatannya karena dalam peraturan UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang pemilu disebutkan presiden tidak harus cuti atau mundur dari jabatannya.

Ananda meminta Bawaslu mengawasi dan menindak oknum dan lembaga politik yang tidak santun dan patuh pada peraturan perundang-undangan serta menggunakan politik identitas seperti tanda pagar #2019GantiPresiden.

"Kami menolak pelibatan emak-emak untuk mendukung gerakan hashtag #2019GantiPresiden demi menghindari penafsiran yang ambigu di masyarakat, mengingat sudah ada kandidat capres dan cawapres yang mendaftar secara resmi dan konstitusional di KPU," kata Ananda.

Dalam aksi ini, Permisi juga mengajak masyarakat bersama-sama menjaga stabilitas kemanan jelang pemilu 2019.

Dalam aksinya, emak-emak dari Permisi ini membawa spanduk dan berbagai papan yang berupa sindiran terhadap emak-emak yang meminta Jokowi mundur dan juga kepada pasangan capres-cawapres Prabowo-Sandi.

Diantaranya, "Jokowi Tak Perlu Mundur sesuai aturan KPU sejak zaman bu Mega dan Pak SBY, Jokowi cukup cuti kampanye. Emak-emak gimana sih". Selain itu, "Sandi Uno stop PHP Emak-Emak, Oke Oce Apa Kabar! Rumah DP Nol" dan "Kawin gagal, Ngabri gagal, Nyawapres gagal, Nyapres gagal. Gagal maning, Gagal maning".

Sekitar 103 personil gabungan dari Polda Metro Jaya, Kepolisian Resort Metro Jakarta Pusat, dan Kepolisian Sektor Menteng dikerahkan untuk mengamankan aksi tersebut. 30 personel diantarnya merupakan polwan dari Polda Metro Jaya.