JK: Konstitusi Bisa Disesuaikan dengan Kemajuan Zaman dan Teknologi

JK: Konstitusi Bisa Disesuaikan dengan Kemajuan Zaman dan Teknologi

RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengingatkan pentingnya konstitusi di tengah kemajuan teknologi dan bisa disesuaikan dengan kemajuan jaman. Menurutnya, konstitusi bisa menjaga persatuan bangsa agar tidak terpecah belah.

"Pertanyaannya apa ke depan? Tentu itu dinamis ke depan peran teknologi dan ilmu pengetahuan sangat penting. Banyak negara-negara terpecah, bagaimana kita bersatu dengan konstitusi kita," ucap JK dalam sambutan pada acara peringatan Hari Konstitusi dengan tema 'Konstitusi Menjawab Tantangan Zaman' di gedung Nusantara IV, kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Sabtu (18/8/2018).

JK menyebutkan konstitusi yang dimiliki Indonesia mengikuti perkembangan zaman. Konstitusi tersebut juga membuat bangsa Indonesia semakin kuat. Bangsa ini pernah memiliki UUD Tahun 1945, UUD RIS, UUD Tahun 1950, kembali ke UUD Tahun 1945, dan sekarang UUD NRI Tahun 1945


"Dinamis banyak hal mengalami perubahan kita mengalami 4 kali (amandemen) konstitusi UUD '45. Perkembangan bangsa dan perubahan tidak menyadari 4 kali amandemen meletakkan bangsa dasar yang kuat dalam perkembangan," ujar JK.

Menurutnya, perubahan yang terjadi menunjukan bahwa konstitusi tterbuka dan membuka diri  terhadap dinamika apabila ada.  Dirinya menyebut bangsa-bangsa yang lain, seperti Amerika Serikat dan India sudah berkali-kali mengalami perubahan. 

"Kita harus menyesuaikan dengan jaman, tentu yang paling penting adalah sesuai dengan kepentingan bangsa Indonesia," paparnya.

Namun, JK mengajak bangsa ini untuk menghormati para pendiri bangsa. Selain mereka berani menyatakan kemerdekaan Indonesia,  juga telah meletakkan kerangka dasar berbangsa dan bernegara dengan UUD 1945.

"Dengan memperingati Hari Konstitusi membuat kita mengerti bagaimana bangsa ini mempunyai tujuan. Tujuan bangsa ini seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD," ujarnya.

Diakui banyak bangsa di dunia mengalami perpecahan namun Indonesia tidak mengalami hal yang demikian. Menurut Jusuf Kalla hal demikian menjunjukan konstitusi kita bisa mempersatukan seluruh komponen bangsa.

Wapres berharap ringatan Hari Konstitusi bukan hanya sekadar seremonial belaka, namun sebagai cara untuk mengevaluasi atas apa yang terjadi di tengah masyarakat dan dunia. Diakui di belahan dunia ini banyak terjadi perubahan, seperti China yang dari sosialis berubah menjadi liberal, dan sebaliknya di negara yang lain yang leberal menjadi proteksionisme. 

Hal demikian disebut dinamika terjadi di dunia. "Dan bangsa Indonesia tidak berdiri sendir. Untuk itu semua perlu memberi evaluasi bagaimana konstitusi kita ke depan," kata Wapres. 


Reporter: Surya Irawan



Tags Politik