Pentingnya IPAL untuk Keberlangsungan Usaha Tambak Udang

Pentingnya IPAL untuk Keberlangsungan Usaha Tambak Udang

RIAUMANDIRI.CO, BENGKALIS - Budidaya tambak udang saat ini menjadi salah satu sektor usaha perikanan favorit masyarakat Bengkalis, untuk meningkatkan taraf ekonomi. Di samping prospek yang menjanjikan, udang juga merupakan salah satu komoditi yang selalu laris manis di pasaran.

Tambak-tambak (kolam) yang sebelumnya sempat terbiar, kini kembali ditabur dengan jutaan benur. Bahkan sejumlah pengusaha (petani tambak) kini mulai membuka kolam atau lokasi baru.

Saat ini tercatat ada sekitar 200-an tambak beroperasi di Bengkalis, baik atas nama pribadi, kelompok, koperasi maupun perusahaan yang tersebar di Kecamatan Bengkalis dan Bantan. Boomingnya usaha tambak udang ternyata juga memancing para pengusaha luar daerah untuk berinvestasi di Pulau Bengkalis. 


Sejumlah informasi menyebutkan, ratusan kolam saat ini sedang dibangun di Desa Penebal, Temeran, dan desa-desa lainnya di Kecamatan Bengkalis, juga di Teluk Pambang, Kembung Baru Kecamatan Bantan.

Petani panen udang vaname.

Bergairahnya para petani tambak untuk mengisi kembali kolam-kolam mereka dan menambah yang baru disebabkan tingkat keberhasilan (hasil panen) yang cukup tinggi dibandingkan dengan hasil panen tahun-tahun sebelumnya. Jika dulu benur yang ditabur adalah jenis udang windu, sekarang jenis udang vaname dengan tingkat pertumbuhan (masa panen) lebih cepat dan daya tahan lebih bagus dibandingkan jenis windu.

Dengan semakin ramainya yang terjun di bisnis tambak udang, tentunya ada kiat-kiat kusus yang harus diperhatikan oleh masyarakat Kabupaten Bengkalis jika ingin usaha tambak udangnya maju dan berkembang. 

“Kami mengapresiasi antusias masyarakat Bengkalis terhadap usaha tambah udang ini, tapi jangan sampai ini hanya menjadi trend sesaat, harus berkelanjutan. Sebab kami melihat potensi dan prospek usaha yang ada, udang bisa dijadikan komoditas unggulan untuk budidaya perikanan di daerah kita ini,'' ujar Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Budidaya, Bidang Budidaya Perikanan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bengkalis, Dila Fahriyanti.

Untuk itu, alumni Pasca Sarjana Faculty of Aquatic Science Burapha University Thailand ini mengimbau kepada pembudidaya udang untuk melakukan usaha budidaya sesuai kaidah dan cara budidaya yang baik, atau dikenal dengan CBIB seperti dianjurkan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia.

Model instalasi pengelolaan air limbah tambak udang.

''Salah satu poin penting dalam kaidah tersebut adalah tersedianya Instalasi Pengelolaan Air Limbah ( IPAL) pada tiap lokasi budidaya udang. Berkaitan dengan hal itu, kita dari Diskanla Bengkalis sudah melakukan sosialisasi ke petambak-petambak udang tentang pentingnya pengelolaan air limbah budidaya, sebelum kembali dibuang ke lingkungan demi menjaga keberlanjutan budidaya,'' jelasnya.

Dipaparkan Dila, IPAL itu penting bagi tiap tambak budidaya udang. Walaupun panduan baku untuk IPAL budidaya udang ini belum ada, tapi pada prinsipnya pengolahan limbah budidaya udang melibatkan 3 proses. Yakni, fisik, biologis dan kimia. Proses fisik untuk mengurangi padatan tersuspensi pada limbah, kemudian proses biologis untuk mengurai limbah organik, sedangkan proses kimia untuk membunuh mikroorganisme yang berpotensi membawa penyakit bagi udang.

Diakui Kasi Sarana dan Prasarana Budidaya ini, memang belum semua pembudidaya mengerti urgensi dalam menjalankan maupun mendesign IPAL, namun pihaknya akan terus berupaya untuk mensosialisasikannya kepada masyarakat, khususnya para petambak.

''Kami akan membantu pembudidaya untuk mendesign kembali tata letak IPAL mereka, baik itu untuk tambak yg sudah beroperasi maupun yg baru persiapan lahan. Penambahan IPAL itu rasanya tidak akan membebani secara nyata terhadap biaya produksi. Memang lahan produksi akan terkurangi tetapi manfaat jangka panjang berpengaruh pada keberlanjutan usaha budidaya udang tersebut,'' tutur Dila Fahriyanti.

Sosialisasi dan Dukungan Infrastruktur

Dengan semakin ramainya masyarakat di daerah ini terjun ke bisnis tambak udang, sejumlah petani tambak atau mereka yang berminat terjun ke usaha ini berharap Pemerintah Kabupaten Bengkalis melalui dinas teknis jemput bola dengan menyosialisasikan regulasi atau aturan dalam usaha tambak ini serta izin-izin yang dibutuhkan agar tidak menimbulkan persoalan di kemudian hari.

''Harus kita akui, beberapa tahun terakhir usaha tambak udang ini sangat booming. Tak hanya warga Bengkalis banyak juga investor dari luar yang membangun tambak di tempat kita. Menurut saya pemerintah melalui OPD terkait harus jemput bola. Artinya, gencar menyosialisasikan terkait aturan-aturan dalam kaitan pengurusan izin dan lainnya,'' ujar H Ridwan Ahmad, salah seorang pengusaha tambak udang di Pulau Bengkalis.

Udang vaname siap dipasarkan.

Tidak hanya soal perizinan, pemerintah juga diharapkan dapat memfasilitasi dan memberikan pemahaman kepada para pengusaha tambak akan penting instalasi pengelolaan air imbah (IPAL). ‘'Terus terang tidak semua kita paham dengan IPAL. Dikawatirkan kalau tidak dikelola dengan baik, bisa berdampak terhadap tambak kita bahkan lingkungan sekitar,'' sebut Ridwan.

Selain soal izin dan hal-hal yang lain yang berakitan dengan operasional tambak udang, Pemerintah Kabupaten Bengkalis juga diharapkan mendukung usaha ini dengan membangun infrastruktur seperti pelabuhan, jalan dan listrik.

Seperti disampaikan pengusaha tambak lainnya, Franky, pelabuhan menjadi penunjang utama bagi investor yang ingin menanamkan investasinya di Pulau Bengkalis. Untuk itu, salah satu support yang bisa dilakukan oleh pemerintah daerah agar para investor tertarik dan berminat berinvestasi di Bengkalis adalah dengan menyiapkan infrastruktur yang lebih refresentatif, termasuk ketersediaan listrik.

Pengusaha tambak udang di bawah bendera Koperasi Bantan Kartika ini menambahkan, pasaran udang di belahan Eropa dan Amerika sangat menjanjikan. Saat ini negara pengekspor terbesar udang ke Eropa dan Amerika masih dipegang India dan Thailand.

''Pulau Bengkalis sangat potensial untuk usaha tambak udang. Selain bisa meningkatkan PAD, juga bisa menampung tenaga kerja yang tidak sedikit. Artinya sektor ini bisa mengatasi persoalan tenaga kerja di daerah kita ini,'' ujarnya.

Pihaknya saat ini sedang menjajaki kerjasama dengan pihak investor untuk membangun pabrik cold storage di pulau Bengkalis. 'Jika ini terwujud, ribuan tenaga kerja bisa diserap. Karena untuk satu pabrik cold storage butuh sekitar 3.000 tenaga kerja.

Agar usaha ini bisa tetap berkelanjutan, diakui Franky aspek lingkungan tentu tidak boleh diabaikan. Untuk itu, dibutuhkan tata pengelolaan limbah yang baik secara bersama-bersama oleh pengusaha tambak yang ada di daerah ini.

''Untuk membangun sistem pengelolaan limbah yang memenuhi standar, memang tidak gampang. Butuh biaya yang tidak sedikit dan tenaga ahli. Tapi, jika kita lakukan secara bersama-sama, saya yakin bisa,'' ujar Franki seraya menyarankan perlu dibentuk semacam asosiasi petambak udang ke depannya.

Para petambak juga berharap kepada Pemerintah Kabupaten Bengkalis memperhatikan nasib para petani, salah satunya dengan membuat pembibitan udang vaname di wilayah Kabupaten Bengkalis, supaya mempermudah para petani tambak mendapat benur udang vaname. Tidak perlu lagi mendatangkan jauh-jauh dari Lampung, Medan bahkan hingga ke Makasar.

''Dengan adanya pembibitan benur udang vaname di wilayah Bengkalis, nantinya sangat mempermudah petani tambak dalam mendapatkan bibit. Apalagi minat untuk membuka tambak udang vaname di wilayah Kecamatan Bantan terus bertambah. Sejauh ini di Kecamatan Bantan saja ada 35 tambak udang yang membutuhkan benur,” ujar Khuzaini, salah seorang petambak udang vaname di Kecamatan Bantan.

Hasilkan PAD dan Sejahterakan Masyarakat

Sementara pemerintah Kabupaten Bengkalis diminta terus memberikan dukungan terhadap pengembangan investasi di bidang budidaya tambak udang. Menurut anggota DPRD Kabupaten Bengkalis, Azmi Rozali, investasi semacam itu berdampak pada kesejahteraan masyarakat. 

Anggota DPRD Bengkalis, Azmi Rozali 

"Didorong masyarakat untuk berinvestasi di bidang itu (budidaya perikanan). Karena apa? karena pembeli itu sudah nampak, tinggal komunikasi tersedia sekian ton, bulan sekian panen. Mereka datang," ungkapnya. 

Azmi Rozali menyebutkan di beberapa desa, seperti Desa Tameran saat ini merupakan sentral produksi udang. Desa seperti ini atau desa lainnya, kata Azmi harus didorong, ditawarkan menjadi sentral produksi udang tentunya dengan cara memperbanyak kolam bagi desa yang siap menerima investasi. 

"Ini tujuannya mensejahterakan masyarakat. Pengusaha bisa hidup, masyarakat juga bisa hidup," terang Azmi. 

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengakui keberhasilan kolam udang vaname percontohan milik Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bengkalis, berhasil menambah pundi PAD. 

"Saya sangat respek karena itu menghasilaan PAD. Kita sangat mendukungnya, tetapi jika Pemkab Bengkalis bisa menghasilkan pengusaha baru di Bengkalis, itu lebih dahsyat lagi," tantang Azmi Rozali. 

Tidak hanya berpengaruh terhadap jumlah pengangguran, bilamana budidaya perikanan air payau terus dikembangkan, angka kemiskinan juga diyakini berkurang. "Bengkalis dengan potensi yang ada saat ini harus didorong menjadi daerah sentral produksi udang di Sumatera. Saya menyambut baik bahkan mengimbau agar program perikanan air payau digalakkan lebih masif lagi karena ini nyata," tandasnya.(adv)

Editor: Nandra F Piliang